Pengertian Freight Forwarder Faktur-faktor yang Mempengaruhi Freight Cost

Kelima siklus di atas memberikan data transaksi pada General Ledger Reporting Systems Siklus Pencatatan untuk pencatatan dan komunikasi informasi. General Ledger Reporting Systems meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan penyiapan laporan keuangan dan laporan manajerial lainnya, termasuk transaksi yang tidak rutin dan jurnal penyesuaian yang beraneka ragam. Romney Steinbart,2000.

2.8. Pengertian Freight Forwarder

Freight forwarding mempunyai tugas sebagai pengelola jasa dan pengelolahan jasa tersebut dikatakan sebagai arsitek pada transportasi. Dengan kata lain dikatakan bahwa forwarding tersebut selalu dikaitkan dengan transportasi. Oleh sebab itu International freight forwarding merupakan jasa angkutan barang umum dengan menggunakan transportasi baik darat, laut maupun udara. Pengertian freight forwarding diketemukan pada International maritim dictionary antara lain :  Seseorang atau perusahaan yang melakukan pekerjaan atau nama kapal atau eksportir dan memberikan perincian secara mendetail tentang pengiriman barang tereebut,  Pengapalan, asuransi dan pengurusan dokumen-dokumen barang tereebut,  Pengiriman barang dari pelabuhan kedaerah yang di tuju,  Pelayanan jasa termasuk pajak bea cukai, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Mencarter tempat untuk barang tersebut, mempersiapkan LCLatter of Credit,  Membuat invoice dan seluruh surat- surat yang berkaitan dengan barang yang akan dikirim.

2.9. Pengertian Reimbursment

Reimbursment merupakan suatu jumlah yang ditagih oleh Pemberi Jasa kepada Penerima Jasa yang berasal dari tagihan Pihak Ketiga Supplier. Dengan demikian, Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi reimbursment adalah Pemberi Jasa selaku pihak yang menyerahkan jasa kepada konsumen Penerima Jasa, Penerima Jasa, dan Pihak Ketiga selaku pihak yang dilibatkan oleh Pemberi Jasa dalam melakukan penyerahan jasa kepada konsumen Penerima Jasa. Tagihan biaya yang di-Reimburs antara lain : Freight, THC, Document Fee, DO, Cleaning Container, Lift onoff Container, shipping line, Airline. Syarat-syarat reimbursement:  Tidak ada markup  Bukti asli diserahkan kepada Pemberi Jasa selaku pihak yang memberikan jasa  Bukti transaksi dibuat atas nama Penerima Jasa dalam hal ini bukti transaksi dibuat atas nama Penerima Jasa termasuk nama perusahaan Penerima Jasa Tidak dipenuhinya syarat reimbursement antara lain disebabkan oleh: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Buktinya dibuat atas nama Pemberi Jasa artinya jasa tersebut adalah pengeluaran Pemberi Jasa  Bukti asli tidak diserahkan ke Penerima Jasa  Terdapat pembatasan-pembatasan seperti maksimum dalam sekali reimbursement, sebulan, atau setahun, pembatasan prosentase misal maksimum 80 dari jumlah pengeluaran dan sebagainya.

2.9.1. Perlakuan Ppn Atas Transaksi Reimbursment

Pasal 1 angka 17 Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai menyatakan bahwa Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Dalam kaitannya dengan penyerahan jasa, yang dipakai sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah Penggantian. Definisi Penggantian menurut Pasal 1 angka 19 Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Dalam transaksi reimbursment, tagihan dari pihak ketiga dibuat langsung atas nama Penerima Jasa. Pemberi jasa hanya membantu meneruskan tagihan tersebut dari pihak ketiga kepada penerima jasa. Tagihan reimbursment tersebut tidak termasuk dalam pengertian Penggantian bagi Pemberi Jasa semua biaya yang diminta atau seharusnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diminta oleh Pemberi Jasa, karena biaya dimaksud diminta langsung oleh pihak ketiga melalui Pemberi Jasa yang ditunjukkan dengan adanya invoice yang dibuat langsung atas nama penerima jasa. Dengan demikian, dalam menghitung PPN yang terutang atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh Pemberi Jasa, biaya-biaya tersebut Reimbursment tidak dihitung sebagai Dasar Pengenaan Pajak. Apabila invoice tagihan dari pihak ketiga dibuat atas nama Pemberi Jasa, maka Pemberi Jasa harus menerbitkan invoice baru untuk menagih biaya tersebut kepada Penerima Jasa. Karena invoice tagihan kepada Penerima Jasa dibuat oleh dan atas nama Pemberi Jasa, maka biaya-biaya dalam invoice tersebut masuk dalam pengertian biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Pemberi Jasa, sehingga masuk dalam pengertian penggantian sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 19 di atas. Dengan demikian, dalam menghitung PPN yang terutang atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh Pemberi Jasa, biaya-biaya tersebut harus dihitung sebagai Dasar Pengenaan Pajak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perlakuan PPN atas Reimbursment harus dilihat terlebih dahulu invoice tagihan oleh Pihak Ketiga, apakah atas nama Pemberi Jasa atau atas nama Penerima Jasa. Ketentuan mengenai perlakuan PPN atas Reimbursment ini belum secara khusus diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak. Hingga saat ini, Ketentuan yang ada hanya berupa surat-surat penegasan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak antara lain : S-807PJ.532004, S-766PJ.532004, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. S-768PJ.532004, dan S-917PJ.532003, sementara diketahui bahwa dokumen penegasan dalam bentuk surat, bersifat intern atau khusus tidak berlaku umum dan tidak berlaku sebagai dasar hukum yang sah secara umum. Oleh karena itu, untuk lebih memberikan Kepastian Hukum, diusulkan agar Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan suatu Keputusan atau Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak yang mengatur perlakuan PPN atas Reimbursment ini.

2.9.2. Perlakuan Pph Atas Transaksi Reimbursment

Ketentuan yang mengatur tentang pengakuan pendapatan dan biaya dalam hal terdapat transaksi reimbursment, belum diatur secara khusus. Namun sesuai dengan penjelasan Pasal 28 ayat 7 UU KUP menyatakan bahwa pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain. Dengan demikian, sepanjang peraturan perundang-undangan perpajakan tidak menentukan secara khusus, maka pengakuan pendapatan dan biaya dalam hal terdapat transaksi reimbursment harus menggunakan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Di atas telah disampaikan bahwa dalam transaksi reimbursment dokumen invoice tagihan oleh Pihak Ketiga dibuat langsung atas nama Penerima Jasa. Menurut kelaziman akuntansi di Indonesia, dokumeninvoice tagihan yang akan diakui sebagai pendapatan Pemberi Jasa adalah dokumen Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tagihaninvoice yang dibuat atas nama Pemberi Jasa yang bersangkutan. Dengan demikian, atas pembayaran Reimbursment yang diterima dari Penerima Jasa atas tagihan invoice dimaksud tidak akan diakui sebagai penghasilanpendapatan oleh Pemberi Jasa. Demikian pula pembayaran oleh Pemberi Jasa kepada Pihak Ketiga tidak boleh diakui dicatat sebagai biaya pengurang penghasilan bruto. Pengakuan Pendapatan dan Biaya ini juga telah selaras dengan penghitungan peredaran usaha Dasar Pengenaan Pajak menurut ketentuan PPN. Seperti telah diuraikan di atas, dalam ketentuan PPN diatur bahwa reimbursment dikurangkan dari Dasar Pengenaan Pajak PPN, sehingga penerimaan pembayaran reimbursment dari Penerima Jasa juga seharusnya tidak dicatatdiakui sebagai pendapatan. Dengan demikian, peredaran usaha menurut PPN akan sama equal dengan peredaran usaha menurut PPh.

2.10. Faktur-faktor yang Mempengaruhi Freight Cost

1. Jarak antara

Departure Port dengan Destination Port : Semakin jauh jarak antara pelabuhan asal Departure Port akan semakin tinggi juga Freight Cost yang akan timbul. Masing-masing forwarding company atau shipping line biasanya memiliki daftar rate yang disesuaikan dengan port of departure. 2. Berat atau volume dari barang yang diangkut : Semakin besar jumlahvolume barang yang akan dikirimkan tentu akan semakin tinggi juga Freight Cost nya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Cara pengiriman

: Cara pengiriman bisa melalui udara bisa juga melalui laut. Untuk jumlahvolume pengiriman yang sama, pengiriman lewat udara cost lebih tinggi dibandingkan dengan lewat laut. 4. Carrier alat transportasi yang dipergunakan : Masing-masing carrier memiliki rate yang berbeda-beda meskipun untuk cara pengangkutan yang sama sama-sama lewat udara atau sama-sama lewat laut. Hal ini disebabkan oleh layanan masing-masing cargo carrier mereka yang berbeda-beda, memiliki metode tersendiri dalam menentukan rate. Akan tetapi mereka masih harus tunduk kepada aturan IATA International Air Transportation Association untuk air carrier.

2.11. Elemen-elemen Freight Cost