Brand Awarenesss Studi Literatur 1 Desain Komunikasi Visual

i Gambar 2.6 penerapan prinsip continuity Sumber : desainstudio.com, diakses tanggal 20 Maret 2013 5 Prinsip figure dan ground. Berikut adalah beberapa logo perusaahaan yang menggunakan prinsip figure dan ground Gambar 2.7 penerapan prinsip figure dam ground Sumber : desainstudio.com, diakses tanggal 20 Maret 2013 Tampak bahwa stimulus yang mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda, biasanya akan dilihat sebagiannya sebagai gambar atau sosok dan sisanya sebagai latar belakang. Daerah yang terlihat pada gambar berisi obyek yang menjadi pusat perhatian, mereka tampak lebih padat dibandingkan latar belakang dan terlihat di depan latar.

2.1.6 Brand Awarenesss

Brand awareness merupakan kemampuan konsumen dalam mengenali maupun mengingat sebuah merek produkbrand. Ketika brand awareness sudah melekat di benak konsumen maka bisa dipastikan intensitas konsumen tersebut dalam menikmati barang jasa dari sebuah perusahaan semakin besar. Brand awereness sendiri bisa dibagi manjadi 3 tingkatan, yaitu: 1. Yang pertama adalah brand recognition atau pengenalan, brand recognition adalah tingkatan paling dasarrendah, karena para konsumen dalam tahap ini baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan stimulus atau rangsangan dalam mengingat sebuah merek 2. Yang kedua adalah brand recall atau mengingatkan kembali, dalam tahap ini hanya dengan menyebutkan merek seebuah produk atau jasa secara berulang, maka konsumen akan dengan mudah dapat langsung mengenali identitas suatu brand, dengan kata lain tidak perlu stimulus yang berat untuk dapat menyadarkan konsumen terhadap suatu brand, seperti dalam tahap sebelumnya yaitu brand recognition Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. i 3. Yang ketiga adalah top of mind atau puncak, ini merupakan tingkatan tertinggi dalam brand awereness dimana suatu merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen. Sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu. Tentu tidak mudah ketika suatu entitas atau perusahaan meneginginkan audiencenya berada ke dalam tahap “top of mind” terhadap produk atau brand nya, karena tentu saja dibutuhkan sistem promosi atau penerapan identitas secara konsisten untuk menanamkan brand tersebut di benak konsumen, contohnya adalah sabun lifebuoy yang merupakan top of mind dari produk sabun kesehatan. karena konsitensinya dalam pencitraan sebagai sabun kesehatan, kegiatan turun ke masyarakat perusahaan yang berkontribusi terhadap kesehatan dan didukung dengan pengiklanan secara terus menerus.

2.1.7 Logo