i
Gambar 2.3. Skema pemikiran Roland Barthes Sumber : komunikasiana.blogspot.com, diakses tanggal 20 April 2013
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu mitos, yang menandai suatu masyarakat. Mitos menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem
sign-signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru, jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna
konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Misalnya pohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi
keramat karena dianggap sebagai hunian para makhluk halus. Konotasi keramat ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga
pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan t
ingkat kedua. Pada tahap ini, pohon beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah mitos
2.1.5 Teori Gestalt
Prinsip pengorganisasian Gestalt mengartikan bahwa manusia mengorganisasikan persepsi untuk membentuk gambaran yang lengkap dari sebuah karya. Beberapa contoh
prinsip-prinsip dalam integrasi persepsi seperti penutupan closure, pengelompokan grouping, sosok dan latar figureground yang sering dipakai dalam dunia desain
komunikasi visual.
1 Prinsip penutupan closure
Penggunaan prinsip ini paling cocok dipakai untuk merek produk yang sudah mempunyai ‘nama’ atau bisa dibilang cukup dikenal oleh masyarakat, karena prinsip ini
bisa digunakan untuk menguji apakah masyarakat masih mengingat merek sebuah produk. Pemakaian prinsip ini didasarkan bahwa konsumen cenderung mengisi elemen
yang kosong atau terputus ketika stimulus tidak lengkap. Walaupun demikian pinsip closure juga bisa digunakan untuk iklan merek produk baru, karena dengan
menggunakan prinsip closure, merek yang diiklankan diharapkan lebih cepat diingat dan bertahan lama, karena ketika melihat tampilannya, marketaudience membutuhkan
perhatian khusus mencoba mengisi huruf atau visual yang hilang dan menggabungkannya dengan huruf atau visual sehingga menjadi satu kesatuan kata atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
i
visual, yaitu nama sebuah merek produk. Berikut adalah beberapa logo yang menggunakan prinsip closure:
Gambar 2.4 logo yang menggunakan prinsip closure Sumber : desainstudio.com, diakses tanggal 20 Maret 2013
Audience diharapkan mengisi atau menyempurnakan hurufvisual yang terpotong sehingga membentuk kata, angka, atau visual yang merupakan bagian dari nama merek.
2 Prinsip similarity
Menunjukkan bahwa obyek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok, hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna, arah maupun ukuran. Pada
gambar dibawah ini menunjukkan contoh visual yang menerapkan prinsip similarity, tampak pada gambar bahwa pandangan mata akan mengelompokkan gambar buah
pisang sebagai deretan angka-angka.
Gambar 2.5 prinsip similarity Sumber : desainstudio.com, diakses tanggal 20 Maret 2013
3 Prinsip proximity
Yaitu pengelompokan yang terbentuk karena adanya elemen-elemen yang saling berdekatan Danton Sihombing
4 Prinsip continuity
Dalam prinsip ini menunjukkan bahwa penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu. Aplikasi prinsip continuity ditunjukkan oleh
gambar dibawah ini. Pada gambar tampak bahwa pandangan mata akan tergiring ke arah yang ditunjukkan oleh seekor anjing.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
i
Gambar 2.6 penerapan prinsip continuity
Sumber : desainstudio.com, diakses tanggal 20 Maret 2013
5 Prinsip figure dan ground.
Berikut adalah beberapa logo perusaahaan yang menggunakan prinsip figure dan
ground
Gambar 2.7 penerapan prinsip figure dam ground Sumber : desainstudio.com, diakses tanggal 20 Maret 2013
Tampak bahwa stimulus yang mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda, biasanya akan dilihat sebagiannya sebagai gambar atau sosok dan sisanya sebagai latar
belakang. Daerah yang terlihat pada gambar berisi obyek yang menjadi pusat perhatian, mereka tampak lebih padat dibandingkan latar belakang dan terlihat di depan latar.
2.1.6 Brand Awarenesss