Kandungan Gizi Buah Melon

10 “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon” cenderung lebih baik pada bobot buah, diameter dan ketebalan buah, kandungan vit. C.

2.1. Kandungan Gizi Buah Melon

Melon adalah buah yang banyak tumbuh diiklim subtropik dan mengandung gula yang tinggi dan lycopene yang berfungsi sebagai anti kanker. Melon merah dan orange juga mengandung caroteroid yang dapat melindungi sel tubuh terhadap kerusakan free radical dan dapat juga diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. Vitamin A diperlukan untuk menjaga system kekebalan kulit mata yang sehat.Melon dikenal sebgai buah yang mengandung kadar air yang tinggi. Sepotong melon sama dengan satu gelas air. Melon juga mengandung vitamin C. Kandungan zat gizi dalam 100 g dari bagian buah melon yang dapat dimakan adalah protein 0,6 g, kalsium 17 mg, thiamin 0,045 mg, vitamin A 2,4 IU, vitamin C 30 mg, vitamin B 0,045 mg, vitamin B2 0,065 mg, karbohidrat 6 mg, niasin 1 mg, riboflavin 0,065 mg, zat besi 0,4 mg, nikotianida 0,5 mg, air 93 ml serat 0,4 g dan 23 kalori. Selain kandungan gizi yang begitu beragam, melon sering juga digunakan sebagai buah untuk terapi kesehatan karena mempunyai khasiat untuk membantu sistem pembuangan karena serat yang tinggi, sebagai anti kanker, menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung dan mencegah penggumbalan darah. Pola penimbunan gula pada semangka dan sebangsa- nya sangat penting untuk menegakkan peraturan pemasaran. Gula total pada PMR 45 dan honneydew boleh dikatakan tetap 4 sampai 6 sampai 4 minggu setelah mekarnya bunga kemudian meningkat cepat sampai 1 setelah 1 minggu. Bertambahnya jumlah gula dengan cepat terutama disebab- kan adanya peningkatan sintesis sukrosa. Jumlah glukosa dan frukstosa berkurang dengan bertambahnya sukrosa “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon” 11 Pantastico, 1997. Kandungan vitamin C pada melon akan mencegah terjadinya sariawan dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit. Buah melon mengandung banyak zat gizi yang cukup beragam sehingga tidak mengherankan apabila melon merupakan sumber gizi yang sangat baik Prajnanta, 2003. Menurut Samadi, 1995 vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah melon sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia. Kandungan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam buah melon sangat penting bagi tubuh manusia untuk pembentukan jaringan sel. Adapun kandungan gizi buah melon setiap 100 gram bahan yang dapat dimakan dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini : Tabel 2.1. Komposisi Kimia Buah Melon per 100 g Bahan No Komposisi kimia Jumlah Energi kal 21,00 Protein g 0,60 Lemak g 0,10 Karbohidrat g 5,10 Kalsium mg 15,00 Fosfor mg 25,00 Serat g 0,30 Besi mg 0,50 Vitamin A SI 640,00 Vitamin B1 mg 0,03 Vitamin B2 mg 0,02 Vitamin C mg 34,00 Niacin g 0,80 Sumber : Wirakusumah, 2000. Total gula pada buah-buahan selalu meningkat karena terjadinya degradasi dari karbohidrat dan menurun pada hari tertentu karena gula digunakan untuk proses respirasi akan diubah menjadi senyawa lainnya. Total gula tersebut selanjutnya digunakan untuk melakukan aktivitas seluruh sisa hidup dari buah tersebut Winarno, et al., 1980. Buah melon bersifat cepat matang dan mudah masak, sehingga teknik 12 “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon” penyimapanan yang baik adalah diruang dingin, baik berupa cold storage maupun lemari pendingin. Suhu pada ruang dingin biasanya mendekati ± 0 C, sehingga dapat memper- tahankan kesegaran buah melon Rukmana, 1994. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah- buahan. Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya, semakin tua buah semakin berkurang kan- dungannya Winarno, 1997. Salah satu faktor penyebab kerusakan bahan pangan adalah suhu, hal ini dikarenakan suhu dapat mempengaruhi kelayuan dan laju kehilangan air, laju respirasi dan kecepatan reaksi biokimia serta laju pertumbuhan mikroba Budaraga, 1998. Penyimpanan pada suhu rendah atau penyimpanan dingin chilling storage pada umumnya menggunakan suhu dibawah 150C dan diatas titik beku. Pada suhu tersebut penurunan mutu buah-buahan akan dapat dihambat, karena terhambatnya laju respirasi, laju kehilangan air bahan dan reaksi biokimia serta laju pertumbuhan mikroba pada bahan yang disimpan Paramawati, 2001.

2.3. Edible Coating