52 “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon”
4.3. Produksi Buah Tanaman Melon
Produksi buah tanaman melon digambarkan dengan variabel pengamatan berat buahtanaman yang dikonversi ke
berat buahplot. Pengukuran parameter berat buah di masing- masing plot perlakuan memberikan hasil berat buah yang
berbeda, seperti yang disajikan dalam Tabel 4.12. Buah yang telah dipanen kemudian di kelompokkan berdasarkan kesehat-
an buah dan berat menjadi M1 1.5 kg, M2 1.0
– 1.5 kg, M3 1.0 kg Prihatman, 2000.
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa berat buah rata-rata per tanaman untuk seluruh perlakuan sebesar 1.82 kgtan dengan
variasi berat buah per tanaman sebesar 0.09. Berat buah tertinggi dicapai pada perlakuan B2K2CM3 2.42 kgtan dan
terrendah pada perlakuan B1K2CM3 1.22 kgtan. Sedang berdasarkan kualitas, rata-rata buah melon yang dihasilkan
berkualitas M1 Prihatman, 2000.
Analisis varian pada perlakuan pupuk kandang, dosis kalium dan dosis dolomit menunjukkan pengaruh yang
signifikan p = 0.05 pada peningkatan berat buah tanaman Lampiran 4 Tabel 9. Demikian juga faktor bahan organik,
pupuk kalium, dan dolomit memberikan pengaruh yang signifikan pada berat buah. Uji LSD 5 pada bahan organik
B, kalium K dan dosis dolomit CM pada berat buah dalam Tabel 4.13. Sedangkan berat buah untuk masing-masing
perlakuan disajikan dalam gambar 4.7.
“Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon” 53
Tabel 4.12. Berat Buah kgplot Masing-Masing Plot Perlakuan pada Saat Panen
No Perlakuan Berat
kgtan Kelas
No Perlakuan Berat
kgtan Kelas
1 B1K1CM1 1.32 M2
19 B3K1CM1 2.30
M1 2 B1K1CM2
1.74 M1 20 B3K1CM2
1.96 M1
3 B1K1CM3 1.48 M2
21 B3K1CM3 1.72
M1 4 B1K2CM1
1.66 M2 22 B3K2CM1
1.66 M1
5 B1K2CM2 1.35 M2
23 B3K2CM2 1.93
M1 6 B1K2CM3
1.22 M2 24 B3K2CM3
1.85 M1
7 B1K3CM1 2.31 M1
25 B3K3CM1 2.24
M1 8 B1K3CM2
1.35 M2 26 B3K3CM2
2.22 M1
9 B1K3CM3 1.76 M1
27 B3K3CM3 1.79
M1 10 B2K1CM1
1.58 M1 28 B4K1CM1
2.15 M1
11 B2K1CM2 2.39 M1
29 B4K1CM2 1.49
M2 12 B2K1CM3
1.72 M1 30 B4K1CM3
2.28 M1
13 B2K2CM1 1.80 M1
31 B4K2CM1 1.85
M1 14 B2K2CM2
1.55 M1 32 B4K2CM2
2.14 M1
15 B2K2CM3 2.42 M1
33 B4K2CM3 1.65
M1 16 B2K3CM1
1.65 M1 34 B4K3CM1
1.83 M1
17 B2K3CM2 1.68 M1
35 B4K3CM2 1.69
M1 18 B2K3CM3
1.65 M1 36 B4K3CM3
2.00 M1
Maksimum 2.42
Minimum 1.22
Tabel 4.13 menunjukkan Uji LSD 5 pada pengaru faktor bahan organik, dosis kalium dan dosis dolomit. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa perlakuan dosis pupuk kandang secara signifikan pada penambahan berat buah melon per
plot. Bertambahnya dosis pupuk kandang sampai 20 tonha menunjukkan adanya pertambahan berat buah melon, dan
selanjutnya bertambahnya dosis pupuk kandang berat buah menurun. Hal ini diduga karena bertambahnya dosis pupuk
kandang akan menambah ketersediaan hara bagi tanaman Anonymous, 2007. Lebih lanjut Erina 2006 menyatakan
bahwa dekomposisi bahan organik akan meningkatkan kapasitas memegang hara dan air, sehingga lebih tersedia
bagi tanaman.
54 “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon”
Demikian juga dengan bertambahnya dosis kalium awalnya akan menurunkan berat buah dan selanjutnya naik
lagi. Hal ini karena bertambahnya dosis kalium, akan menambahkan kadar kalium dalam tanah yang menyebabkan
adanya peristiwa konsumsi berlebihan Tan, 1982. Adanya kation K yang berlebihan ini akan menekan ketersediaan
kation lain yang sangat dibutuhkan tanaman melon.
Seiring dengan bertambahkan kadar kalium juga diikuti dengan bertambahkan muatan negatif komplek jerapan dari
dekomposisi bahan organik. Meningkatnya muatan negatif ini akan mengikat kation K dalam larutan tanah, sehingga
ketersediaan kation-kation lain meningkat, yang berakibat pada peningkatan produksi.
Tabel 4.13. Uji Least Square Different Taraf 5 Berat Buah Akibat Faktor Dosis Pupuk Kandang, Dosis
Kalium dan Dosis Dolomit. Faktor
Dosis tonha K tan
B1 9.33 a
B2 10
10.36 b B4
30 10.65 c
B3 20
11.04 d LSD 5
0.14 K2
0.200 9.17 a
K1 0.175
10.38 b K3
0.225 10.49 bc
LSD 5 0.52
C2 0.125
9.91 a C1
0.100 10.47 b
C3 0.150
10.66 bc LSD 5
0.52 Tabel 4.13 menunjukkan bertambahnya dosis dolomit
juga meningkatkan produksi berat buah melon. Hal ini dikarenakan bertambahnya dosis dolomit akan menambah
“Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon” 55
ketersediaan kation Ca dan Mg tanah. Selain itu juga dolomit yang ada akan mempengaruhi pH tanah menjadi lebih
optimum untuk pertumbuhan melon Setijono, 1986.
Gambar 4.7. Perlakuan Bahan Organik, Dosis Kalium dan Dosis Dolomit pada Berat Buah per plot kg
4.3.1. Kadar Gula Buah dan Serat Berdasarkan laporan penelitian Anonymous 2002
diperoleh bahwa kadar gula buah di kategorikan menjadi menjadi 4 empat yaitu kategori rendah 8, kategori
sedang 8 – 13 kategori tinggi 13 – 18 dan kategori
sangat tinggi 18 Sedangkan kategori untuk serat peneliti belum menemukan. Pengukuran kadar gula buah dan serat
melon di masing-masing plot perlakuan disajikan dalam Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Kadar Gula Buah dan Kadar Serat Buah Masing- Masing Plot Perlakuan pada Saat Panen.
No Perlakuan Gula Buah
Kriteria Serat
No Perlakuan Gula Buah
Kriteria Serat
1 B1K1CM1 9.22 S
8.71 19 B3K1CM1
12.10 S 10.18
2 B1K1CM2 9.54 S
9.07 20 B3K1CM2
11.08 S 11.57
3 B1K1CM3 7.93 R
8.88 21 B3K1CM3
9.65 S 9.95
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
12.0
B 1C
M 1
B 1C
M 2
B 1C
M 3
B 2C
M 1
B 2C
M 2
B 2C
M 3
B 3C
M 1
B 3C
M 2
B 3C
M 3
B 4C
M 1
B 4C
M 2
B 4C
M 3
B e
ra t
B u
a h
kg
Perlakuan
56 “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon”
4 B1K2CM1 8.42 S
9.16 22 B3K2CM1
9.76 S 10.26
5 B1K2CM2 7.70 R
9.11 23 B3K2CM2
10.68 S 11.08
6 B1K2CM3 8.62 S
9.15 24 B3K2CM3
10.40 S 10.20
7 B1K3CM1 13.16 T
8.95 25 B3K3CM1
12.40 S 9.55
8 B1K3CM2 7.20 R
9.85 26 B3K3CM2
12.42 S 9.75
9 B1K3CM3 9.92 S
8.97 27 B3K3CM3
13.44 T 9.35
10 B2K1CM1 8.75 S
8.60 28 B4K1CM1
12.20 S 11.25
11 B2K1CM2 10.04 S
7.78 29 B4K1CM2
8.55 S 8.98
12 B2K1CM3 9.62 S
10.55 30 B4K1CM3
12.95 S 11.72
13 B2K2CM1 10.24 S
10.00 31 B4K2CM1
10.70 S 9.67
14 B2K2CM2 8.90 S
10.98 32 B4K2CM2
11.94 S 9.78
15 B2K2CM3 11.82 S
9.75 33 B4K2CM3
8.20 S 8.88
16 B2K3CM1 10.23 S
9.66 34 B4K3CM1
9.28 S 10.90
17 B2K3CM2 9.18 S
10.75 35 B4K3CM2
9.24 S 10.38
18 B2K3CM3 9.20 S
9.29 36 B4K3CM3
11.28 S 10.55
Maksimum 13.44
11.72 Minimum
7.20 7.78
Rata-rata 10.17 S
9.86
Hasil analisa kadar gula dan kadar serat yang disajikan dalam Tabel 4.14 dan gambar 8 terlihat bahwa kadar gula
buah masing-masing perlakuan beragam dari rendah sampai tinggi. Kadar gula rendah terjadi pada perlakuan B1K1CM3,
B1K2CM2, dan B1K3CM2 7.20 - 7.93, tinggi pada perlakuan B1K3CM1 13.16 dan B3K3CM3 13.44 dan
perlakuan yang lain termasuk sedang 8.20 - 12.40.
Sedangkan rata-rata kadar gula dan rata-rata kadar serat buah untuk seluruh perlakuan sebesar 10.47 dengan
variasi berat buah sebesar 2.71, dan 9.86 dengan variasi kadar serat 0.82. Kadar gula buah terendah pada perlakuan
B1K2CM2 sebesar 7.20 dan kadar serat terendah pada perlakuan B2K1CM2 sebesar 7.78. Kadar gula tertinggi
dicapai oleh perlakuan B3K3CM3 13.44 dan untuk serat tertinggi pada perlakuan B4K1CM3 11.72.
“Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon” 57
Gambar 4.8. Perlakuan Bahan Organik, Dosis Kalium dan Dosis Dolomit pada Kadar Gula dan kadar
Serat Buah pada Saat Panen Analisis varian pada perlakuan pupuk kandang, dosis
kalium dan dosis dolomit menunjukkan pengaruh yang signifikan p = 0.05 pada peningkatan kadar gula buah dan
kadar serat buah melon Lampiran 4 Tabel 10 dan 11. Peningkatan kadar gula buah ini menurut Erina 2006, Alwi,
Fauziati Dan Nurita 2005, dan Ispandi dan Munip 2005 disebabkan karena meningkatnya serapan hara K, Ca dan Mg
akibat katersediaan kation-kation K, Ca dan Mg dalam larutan tanah. Lebih lanjut Ispandi dan Munip 2005 menyatakan
ketersediaan kation-kation yang tinggi di larutan tanah akan meningkatkan serapan hara tanaman selama kation-kation
tersebut dalam jumlah sebanding.
Uji LSD 5 pada bahan organik B, kalium K dan dosis dolomit CM pada kadar gula dan kadar serat buah
disajikan dalam Tabel 15. Dari tabel dibawah terlihat bahwa dosis bahan organik secara signifikan berperanguh pada
peningkatan kadar gula dan kadar serat. Demikian juga dengan perlakuan dosis kalium dan dolomit. Peningkatan
dosis pupuk kandang, KCl dan Dolomit menurut Mapegau
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
12.0
B 1
C M
1 B
1 C
M 2
B 1
C M
3 B
2 C
M 1
B 2
C M
2 B
2 C
M 3
B 3
C M
1 B
3 C
M 2
B 3
C M
3 B
4 C
M 1
B 4
CM 2
B 4
CM 3
K a
d a
r G
u la
a ta
u K
a d
a r S
e ra
t
Perlakuan
K. Gula K. Serat
58 “Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon”
Uji LSD 5 pada bahan organik B, kalium K dan dosis dolomit CM pada kadar gula dan kadar serat buah
disajikan dalam Tabel 15. Dari tabel dibawah terlihat bahwa dosis bahan organik secara signifikan berperanguh pada
peningkatan kadar gula dan kadar serat. Demikian juga dengan perlakuan dosis kalium dan dolomit. Peningkatan
dosis pupuk kandang, KCl dan Dolomit menurut Mapegau 2001, Alwi, Fauziati Dan Nurita 2005 dikarenakan adanya
peningkatan ketesediaan kation-kation K, Ca, dan Mg dalam larutan tanah yang diikuti dengan meningkatnya serapan hara
tersebut oleh tanaman. Peningkatan serapan hara K, Ca, Mg ini oleh tanaman ditengarai oleh Ispandi dan Abdul Munip
2005dan Anonymous 2007 oleh pengaruh mekanisme penyerapan yang belum jelas.
Tabel 4.15. Uji Least Square Different Taraf 5 Kadar Gula dan Kadar Serat Buah Melon
Pada Saat Panen.
Faktor Bahan Organik
Gula Buah Serat Buah
B1 9.08 a
9.09 a B2
10 10.15 b
9.71 b B3
20 10.95 c
10.21 c B4
30 10.48 bc
10.23 cd LSD 5
0.363 0.418
K1 175
10.42 bc 8.77 a
K2 200
9.78 a 9.83 b
K3 225
10.30 b 9.83 bc
LSD 5 0.315
0.362 C1
125 10.54 b
9.74 b C2
150 9.99 a
8.92 a C3
100 9.97 a
9.77 bc LSD 5
0.315 0.362
4.4. Hubungan Karakteristik Tanah Produksi dan Kualitas Buah Melon