Hubungan Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013

meningkatkan kompetensinya. Persepsi yang timbul terhadap Kurikulum 2013, misalnya makna atau kesan tentang proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 akan mempengaruhi minat guru tersebut dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan patokan Kurikulum 2013. Apabila guru memaknai proses belajar mengajar Kurikulum 2013 dengan baik maka akan sangat berguna bagi peserta didik sehingga guru tersebut menyukai Kurikulum 2013. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Sondang dalam Siagian 1989: 101, bahwa apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti siakap, motif kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya.

3. Hubungan Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013

dengan Motivasi Kerja dan Minat Kerja Guru Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dapat memahami dan melaksanakan Kurikulum 2013 dengan baik di lapangan adalah suatu tujuan atau kebutuhan seorang guru yang harus terpenuhi. Disaat guru menyadari bahwa ia harus dapat mencapai tujuannya maka disaat itu timbul motivasi dalam diri atau dorongan dalam dirinya untuk berperilaku ke arah tujuan tersebut agar tujuan bisa tercapai. Menurut Walgito 2004:220, motivasi mempunyai 3 aspek, yaitu 1 keadaan terdorong dalam diri organisme a driving state, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan;2 perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini;dan 3 tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut. Dikarenakan ada dorongan dalam dirinya untuk dapat memahami dan melaksanakan Kurikulum 2013 dengan baik maka guru memperhatikan Kurikulum 2013 dan pelaksanaannya. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh objek aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek. Jadi, seluruh aktifitas guru dicurahkan atau dikonsentrasikan kepada Kurikulum 2013 tersebut. Guru akan mempelajari dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan acuan Kurikulum 2013. Guru yang mempunyai kemauan untuk mencurahkan perhatiannya pada Kurikulum 2013 berarti memiliki minat terhadap Kurikulum 2013. Karena menurut Walgito 2004:100, apabila individu telah mempunyai minat terhadap suatu objek, maka terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan, secara otomatis perhatian itu akan timbul. Pernyataan lain juga disampaikan oleh Ahmadi 2003:152, antara minat dan perhatian selalu berhubungan dalam praktek. Apa yang menarik minat dapat menyebabkan adanya perhatian dan apa yang menyebabkan adanya perhatian kita terhadap sesuatu tentu disertai dengan minat. Dalam proses melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut tersebut guru telah menginterprestasi dan mengorganisaikan implementasi Kurikulum 2013 dan memberikan makna dalam dirinya mengenai implementasi Kurikulum 2013 atau guru telah mempunyai persepsi terhadap implementasi Kurikulum 2013 karena menurut Walgito 2004: 98 perhatian merupakan syarat psikologis dalam individu mengadakan persepsi. Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan Siagian 1989:100, bahwa apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya.

F. Model Penelitian