Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

1. Pengukuran Konformitas Skala konformotas pada perilaku konsumtif bertujuan unutk mengukur tingkat kecenderungan konformitas pada perilaku konsumtif. Skala konformitas terdiri dari 14 aitem fovurable dan 14 aitem unfovorable. Skala yang disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada aspek Konformitas dalam Perilaku Konsumtif, yaitu aspek Kekompakan, aspek Kesepakatan, dan aspek Ketaatan. a. Kekompakan Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi dalam berperilaku konsumtif pada remaja. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin kompak remaja tersebut dalam membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis.Ini mengindikasikan bahwa bila kelompoknya menggunakan suatu barang tertentu, ia juga harus memakai barang tersebut walaupun sebenarnya barang tersebut kurang bermanfaat bagi dirinya sendiri. b. Kesepakatan Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat sehingga remaja harus loyal dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. Hal ini nampak ketika remaja dalam sebuah kelompok menyetujui untuk mengkonsumsi barang atau jasa karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis. Ini mengindikasikan bahwa kelompok remaja tersebut mengkonsumsi barang tertentu yang sebenarnya barang tersebut dapat menunjukan simbol status kelompoknya. c. Ketaatan Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila ketaatan tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang tinggi dalam sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga mereka juga akan cenderung berkonform dalam berperilaku konsumtif. Hal ini terlihat pada saat remaja rela membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis. Tabel 2 Blueprint Perilaku Konsumtif Perilaku Konsumtif Favorable Unfavorable K E K O M P A K A N Membeli produk karena iming-iming hadiah Saya ingin seperti teman- temanyang membeli produk berlabel beli 2 dapat satu Saya tidak membeli barang dengan tulisan berhadiah walaupun itu dilakukan oleh teman- teman saya Membeli produk karena kemasannya menarik, Saya berusaha membeli produk dengan kemasan yang menarik agar terlihat kompak dengan kelompok saya. Kompak bukan berarti membeli barang sama dengan teman-teman walaupun berhadiah menarik Membeli produk karena menjaga penampilan diri dan gengsi Saya setia dengan keputusan teman teman-teman untuk membeli produk yang dapat membuat saya percaya diri. Saya tidak akan mengikuti teman untuk membeli produk yang membuat saya tampil menarik. Membeli produk karena konformitas terhadap model yang mengiklankan, Saya kompak dengan teman- teman untuk menggunakan barang yang dipakai dengan tokoh idola. Saya tidak mengikuti apa yang idola saya pakai seperti yang dilakukan teman-teman saya. Membeli produk karena mencoba lebih dari dua produk sejenis. Saya merasa harus membeli2 produk meskipun fungsinya sama seperti yang dilakukan teman-teman saya. Saya tidak perduli dengan pendapat teman- teman untuk mengkonsumsi 2 barang