Mengukur Kecepatan Membaca untuk Diri Sendiri dan Teman

53 Keindahan Alam

1. Mengukur Kecepatan Membaca untuk Diri Sendiri dan Teman

Lakukan kegiatan berikut ini Kegiatan 1 a. Siapkan arloji, stopwatch, atau HP untuk mencatat kecepatan membacamu. Kamu juga dapat menggunakan jam dinding yang ada di ruang kelasmu. b. Lakukan kegiatan membaca cepat berikut ini secara berpasangan. Jika kamu yang sedang membaca, teman sebangkumu mengamati kegiatan membacamu dengan mencatat waktu tempuh membaca serta mencatat bagaimana cara membaca cepat yang kamu lakukan. Lakukan kegiatan ini secara bergantian. c. Sekarang, bacalah teks berikut ini Berikan aba-aba sebagai tanda dimulainya kegiatan membaca. Mintalah temanmu untuk menekan stopwatch atau melihat jam di dinding pada angka berapa kamu memulai membaca. d. Jika kegiatan membaca sudah selesai, katakan selesai agar temanmu yang mencatat waktu tempuh membacamu menghentikan stopwacth atau melihat jam di dinding menunjuk pada angka berapa untuk menghitung kecepatan membaca yang kamu lakukan. Air Terjun Cibeureum Mempercantik Diri, Meramahkan Alam Berdentam-dentam rasanya hati bila melihat air terjun ini. Semburat air bertenaga jatuh menerpa serombongan batu di bawahnya. Sekejap terselip takut, saat kita tepat berada di bawah air jatuhnya. Namun, bulir-bulir embun air yang terbawa angin ke mana saja, seperti memberitakan persahabatan sejati. Aku, sang air terjun perkasa, akan selalu menerima. Itu makna yang kembali tersirat, saat kaki berkesempatan kembali mengempaskan jejaknya di sana minggu lalu. Di lokasi yang terletak di kaki Gunung Gede-Pangrango ini, kembali teringat betapa hingga sepuluh tahun terakhir ini tak banyak yang berubah di sana. Di unduh dari : Bukupaket.com 54 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs Pembukaan jalur masih harus melewati deretan pohon hijau; meniti undakan-undakan bersahabat. Di tempat ini, kita dapat menikmati segarnya udara hasil fotosintesis, yang kualitasnya amat jauh berbeda ketika berada di perkotaan. Nafas pun masih agak tersengal. Sekadar mengingatkan bahwa kita berada di kawasan konservasi, yang telah berumur ratusan tahun. Akhirnya, mata ini melihat kembali telaga biru, lengkap dengan aliran air bersih yang mengalir di sebelahnya. Tak banyak yang berubah. Namun, seperti layaknya juga arus globalisasi yang menerpa sekian banyak orang di negeri ini. Bohong, kalau kita tak perlu berubah untuk menawar hidup bersama alam. Benar saja, tepat setelah telaga biru, kini berdiri kukuh kirai jembatan panjang. Untuk memudahkan wisatawan mencapai daerah air terjun Cibeureum, ucap seorang penjaga taman nasional yang kebetulan berpapasan. Kini jalan rawa, tepat sebelum pos Panyangcangan, telah dibuatkan jembatan kayu. Lebih horizontal, ketimbang berlelah mendaki. Ini lebih bersahabat, ketimbang mengotori kaki karena rembesan rawa yang seingat saya memang kadang mengganggu di bawahnya. Terlihat lebih cantik, rapi, dan bersahabat. Hal serupa juga kemudian ditemui, ketika makin mendekati air terjun pasca pos Panyangcangan. Deretan kayu-kayu yang tersusun rapi, seperti menjadi pintu gerbang menuju suasana alam, air terjun merah yang terdengar menggelegak di atas sana. Di Cibeureum, kini juga terlihat beberapa bangunan baru menghias. Sebuah altar kayu, berdiri tepat di atas aliran Sungai Cikundul. Ada juga sebuah bangunan mirip altar, namun lengkap dengan atapnya juga menghias kini. Membuat kita lebih nyaman menikmati alam, tanpa harus kegerahan. Di unduh dari : Bukupaket.com 55 Keindahan Alam Tempat wisata alam ini tampak dibuat lebih bersahabat kini dan menjauhkan orang-orang dari bayangan sulit menikmatinya. Dengan banyak orang makin dekat alam, berarti makin banyak orang yang berkesempatan mengenali alamnya dan memutuskan mencintainya. Tak perlu berdenyut saat kita memutuskan untuk menyambangi air terjun ini. Bila memulai perjalanan dari Jakarta, arahkan saja laju kendaraan Anda menuju kawasan Puncak. Tiba di persimpangan Cibodas, masuklah ke arah daerah Taman Nasional. Parkir kendaraan di pelataran parkir yang teramat luas di area Desa Rarahan, dan kita bisa memulai perjalanan dengan berjalan kaki. Bila memulai perjalanan dari Bandung, arahkan mobil Anda ke daerah Cianjur, terus menuju area Puncak. Tiba di simpang Cibodas, setelah Cipanas, lakukan hal serupa seperti yang diungkapkan sebelumnya. Jangan lupa melapor dahulu ke pos PHPA Taman Nasional Gede- Pangrango yang berada di dekat pelataran parkir. Bayar karcis tanda masuk, dan silakan menikmati indahnya alam. slg Sumber: Dikutip dari Sinar Harapan, 2003 dengan pengubahan seperlunya Kegiatan 2 Setelah selesai membaca, lakukan kegiatan lanjutan berikut ini a. Mintalah temanmu mencatat kebiasaan membaca yang kamu lakukan dengan mengisi format berikut ini No. Anggota Tubuh KegiatanGerakan 1. Kepala ....................................... 2. Mata ....................................... 3. Bibir ....................................... 4. Tangan jari tangan ....................................... Di unduh dari : Bukupaket.com 56 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs b. Mintalah temanmu mencatat kecepatan membacamu dengan cara sebagai berikut 1 Hitunglah jumlah kata yang terdapat dalam teks bacaan di atas 2 Hitunglah waktu tempuh membacamu, dalam menit. 3 Hitunglah kecepatan membacamu dengan menggunakan rumus sederhana berikut ini: Keterangan: K : jumlah kata yang dibaca Wm : waktu tempuh baca dalam menit Wd : waktu tempuh baca dalam detik Kpm : kata per menit Bagaimana kecepatan membaca cepat yang kamu miliki? Apakah kamu sudah mampu membaca dengan kecepatan di atas 250 kata per menit? Jika belum, tingkatkan kecepatan membacamu dengan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan negatif sewaktu membaca, misalnya meneliti materi bacaan secara berlebihan, melakukan subvokalisasi membaca bersuara, kurang konsentrasi, gerakan kepala atau jari tangan berlebihan yang justru memperlambat kecepatan dalam membaca.

2. Meningkatkan Kecepatan Membaca