perbedaan tidak bermakna p0,05 terhadap kelompok kontrol olive oil tabel VII yang berarti bahwa pemberian infusa dosis 1,5 gkgBB praperlakuan
enam jam tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT. Aktivitas AST kontrol perlakuan infusa herba sebesar 158,8 ± 5,14 UI yang
memberikan perbedaan tidak bermakna terhadap kelompok kontrol olive oil p0,05. Dengan hasil pengukuran aktivitas ALT-AST demikian dapat
diartikan bahwa pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 gkgBB selama 6 jam tidak memberikan pengaruh terhadap kenaikan aktivitas ALT
maupun AST.
4. Kelompok perlakuan infusa herba
Sonchus arvensis L. pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB
Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dilakukan dalam jangka pendek dengan tiga peringkat dosis. Jangka pendek maksudnya
diberikan praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada hewan uji secara oral pada 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 mlkgBB
secara intraperitonial. Pengukuran aktivitas ALT kelompok praperlakuan infusa herba
Sonchus arvensis L. 0,375 gkgBB memberikan hasil sebesar 106,8 ± 12,53 UI. Angka ini memberikan perbedaan bermakna p0,05 terhadap
kelompok kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif olive oil, yang berarti bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 gkgBB memiliki
kemampuan yang sangat kecil untuk menurunkan aktivitas ALT. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus
arvensis L. 0,375 gkgBB sebesar 417,6 ± 43,46 yang menunjukkan perbedaan
tidak bermakna p0,05 terhadap kontrol hepatotoksin dan perbedaan bermakna p0,05 terhadap kontrol negatif olive oil tabel VII yang berarti
bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 gkgBB tidak dapat menurunkan aktivitas AST. Persentase efek hepatoprotektif yang
diperoleh dari kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 gkgBB adalah sebesar 64,09 untuk aktivitas ALT dan 25,99 untuk
aktivitas AST tabel VI. Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 gkgBB tidak
memberikan efek hepatoprotektif terhadap tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB dimana praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L.
0,375 gkgBB memiliki kemampuan yang sangat kecil dalam menurunkan aktivitas ALT dan tidak memiliki kemampuan untuk menurunkan aktivitas
AST. Kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 gkgBB
menghasilkan aktivitas ALT sebesar 119,2 ± 20,26 UI seperti yang disajikan dalam tabel VI. Data ini menunjukkan perbedaan bermakna p0,05
dengan kelompok kontrol hepatotoksin dan kelompok kontrol negatif olive oil. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus
arvensis L. 0,75 gkgBB sebesar 317,6 ± 17,34 UI yang menunjukkan perbedaan bermakna p0,05 dengan kelompok kontrol hepatotoksin dan
kontrol negatif olive oil. Data-data ini menunjukkan dosis ini dapat
menurunkan aktivitas ALT dan AST. Persentase efek hepatoprotektif kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 gkgBB sebesar
57,27 untuk aktivitas ALT dan 49,23 tabel VI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dosis 0,75 gkgBB, infusa herba Sonchus arvensis L.
belum dapat memberikan proteksi yang optimal terhadap kerusakan organ hati akibat induksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB.
Aktivitas ALT kelompok praperlakuan dosis 1,5 gkgBB sebesar 53 ± 1,87 UI seperti pada tabel VII menunjukkan perbedaan bermakna dengan
aktivitas ALT kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida p0,05. Analisis statistik menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara kelompok
praperlakuan infusa herba 1,5 gkgBB dengan kelompok kontrol negative olive oil. Hal ini menunjukkan penurunan aktivitas ALT mendekati aktivitas
normal. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 gkgBB terukur sebesar 138,6 ± 12,49 UI menunjukkan perbedaan
bermakna p0,05 dengan kontrol hepatotoksin dan perbedaan tidak bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil. Penurunan aktivitas AST
pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 gkgBB mendekati nilai normalnya. Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas ALT dan AST
pada kelompok perlakuan infusa dosis 1,5 gkgBB. Berdasarkan perhitungan efek hepatoprotektif, infusa herba Sonchus
arvensis L. pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 gkgBB adalah sebesar 93,72 untuk aktivitas ALT dan 90,84 untuk aktivitas AST tabel
VI. Dari besarnya persentase efek hepatoprotektif pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 gkgBB, dapat disimpulkan infusa herba 1,5
gkgBB mampu memberikan perlindungan terhadap kerusakan hati tikus akibat induksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB dengan baik.
Hasil analisis statistik aktivitas ALT kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. antar dosis menunjukkan adanya perbedaan bermakna
antara dosis 1,5 gkgBB dengan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 0,75 dan 0,375 gkgBB, sedangkan perbedaan tidak
bermakna antara dosis 0,75 dan 0,375 gkgBB. Begitu pula yang terjadi pada aktivitas AST menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara dosis 1,5
gkgBB dengan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 0,75 dan 0,375 gkgBB, sedangkan perbedaan tidak bermakna antara dosis
0,75 dan 0,375 gkgBB. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan dosis dengan efek hepatoprotektif yang diharapkan. Berdasarkan hasil perbandingan
antar kelompok dosis, infusa herba Sonchus arvensis L. dapat memberikan efek hepatoprotektif dengan dosis yang sesuai. Dosis tertinggi dari peringkat
dosis yang diberikan memberikan efek yang sangat baik pada penurunan aktivitas ALT dan AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.
Penelitian ini menyatakan adanya efek hepatoprotektif yang diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis L.. Peningkatan aktivitas AST umumnya lebih
besar dibandingkan peningkatan aktivitas ALT karena AST tidak spesifik dilepaskan hanya di organ hati saja.
Model hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang akan membentuk metabolit reaktif radikal bebas triklorometil CCl
3
• dengan adanya aktivitas metabolisme CYP2EI, yang selanjutnya akan diubah menjadi
radikal triklorometilperoksi CCl
3
O
2
• yang bersifat lebih reaktif sehingga menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid Hodgson, 2010. Peroksidasi lipid
dan radikal bebas peroksida dengan konsentrasi tinggi yang sangat reaktif ini akan menyebabkan kerusakan pada hati yang ditandai dengan tingginya
aktivitas enzim ALT dan AST pada aliran darah Khan, et al., 2012. Perlindungan yang dapat diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis
L. terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh karbon tetraklorida berasal dari aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh herba Sonchus arvensis L. Khan,
2012. Antioksidan pada infusa herba Sonchus arvensis L. memiliki kemampuan menangkap radikal bebas triklorometil CCl
3
• dan mengubahnya menjadi produk nontoksik. Perlindungan ini ditandai dengan menurunnya
aktivitas enzim ALT-AST didalam darah hewan uji. Senyawa antioksidan akan mengurangi ikatan kovalen antara radikal bebas reaktif dengan molekuler
seluler asam nukleat, protein, lemak yang dapat menyebabkan gangguan proses-proses seluler penting seperti metabolisme lipid. Senyawa antioksidan
akan mengurangi gangguan metabolisme lipid dan sintesis lipoprotein yang memungkinkan terjadinya penumpukan lemak di hati steatosis. Penangkapan
radikal bebas oleh senyawa antioksidan akan membantu melindungi hati dari peroksidasi lipid sehingga kerusakan hati akan menurun dan ditandai dengan
menurunnya aktivitas ALT dan AST. Uji hispatologi hati hewan uji juga perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya sebagai data pendukung untuk melihat
bagaimana kerusakan organ hati hewan uji.
Tiga peringkat dosis yang diberikan pada hewan uji yaitu 0,375 gkgBB, 0,75 gkgBB, dan 1,5 gkgBB apabila dikonversikan ke dosis
manusia berturut-turut adalah 4,2 g70 kgBB manusia ; 8,4 g70 kgBB manusia ; dan 16,8 g70 kgBB manusia. Konversi dosis ini merupakan jumlah
dosis yang sangat besar untuk penggunaan pada manusia, oleh karena itu dosis sebesar ini belum dapat diterapkan kepada manusia.
Dari ketiga peringkat dosis yang diberikan pada kelompok hewan uji, diperoleh persen hepatoprotektif ALT berturut-turut untuk peringkat dosis
0,375 gkgBB; 0,75 gkgBB; dan 1,5 gkgBB adalah 64,09 ; 57,27 ; dan 93,72 . Untuk persen hepatoprotektif AST berturut-turut adalah 25,99;
49,23; dan 90,84 . Hal ini menunjukkan bahwa efek hepatoprotektif terbaik yang diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis L. adalah pada pemberian
peroral dengan dosis 1,5 gkgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Dengan demikian penelitian ini menyatakan dosis efektif
hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. adalah 1,5 gkgBB. Karena sudah diketahui dosis efektif pada penelitian dengan praperlakuan 6 jam
sebelum induksi karbon tetraklorida, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu efektif pemberian infusa herba Sonchus arvensis L.
jangka pendek untuk mengetahui pada jam keberapakah infusa herba Sonchus arvensis L. menunjukkan proteksi maksimum terhadap sel hati.
Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai model hepatotoksin yang memberikan kerusakan hati berupa steatosis. Perbedaan
senyawa hepatotoksin dalam penelitian dapat meyebabkan kerusakan yang
berbeda pula pada hewan uji, demikian pula dengan mekanisme penurunan aktivitas ALT dan AST pada kerusakan sel hepatosit seperti nekrosis dengan
perlakuan infusa herba. Beberapa senyawa model lain seperti parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati seperti nekrosis dengan terbentuknya
metabolit NAPQI. Dengan demikian dapat dilakukan penelitian dengan model hepatotoksin yang berbeda seperti parasetamol untuk melihat apakah ada efek
hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap kerusakan yang disebabkan oleh model hepatotoksin parasetamol.
D. Rangkuman Pembahasan