26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian bertujuan untuk membuktikan efek hepatoprotektif infudasi herba tempuyung terhadap tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon
tetraklorida. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan pengukuran aktivitas ALT-AST serum sebagai parameter kerusakan hepar.
A. Penyiapan Bahan
1. Determinasi herba
Sonchus arvensis L.
Determinasi herba
Sonchus arvensis L.
dilakukan untuk memastikan bahwa herba yang digunakan dalam penelitian adalah benar herba
Sonchus arvensis L.
. Determinasi herba
Sonchus arvensis L.
dilakukan oleh bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Hasil yang diperoleh dari determinasi ini membuktikan bahwa herba yang digunakan dalam penelitian benar merupakan herba Sonchus arvensis L..
2. Pembuatan serbuk kering herba
Sonchus arvensis L.
Pembuatan serbuk kering herba tempuyung dilakukan dengan proses pengumpulan bahan, pencucian, perajangan, pengeringan, penggilingan dan
pengayakan. Herba berupa bagian batang, daun, dan bunga tanpa bagian akar dicuci bersih dengan air mengalir dan diangin-anginkan untuk menghilangkan
pengotor yang ada pada permukaan bagian tanaman. Kemudian tanaman di potong-potong menggunakan pisau hingga berukuran 5-10 cm untuk
mempermudah proses pengeringan dan penggilingan. Semakin tipis bahan
yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap. Tanaman yang sudah di potong-potong dikeringkan dengan tujuan
untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Setelah kering, tanaman digiling hingga
hancur, lalu diayak kembali menggunakan ayakan nomor 40 ukuran lubang ayakan
425 µm
3. Penetapan kadar air serbuk herba
Sonchus arvensis L.
Penetapan kadar air serbuk herba
Sonchus arvensis L.
ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air dalam serbuk herba
Sonchus arvensis L.
, sehingga dapat diketahui apakah serbuk herba yang digunakan memenuhi
persyaratan serbuk yang baik atau tidak. Syarat serbuk yang baik menurut Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI yaitu memiliki kadar
air kurang dari 10. Penetapan kadar air serbuk herba
Sonchus arvensis L.
menggunakan alat moisture balance dengan metode gravimetri. Penetapan kadar air diawali dengan serbuk yang digunakan dipanaskan pada suhu 105°C
selama 15 menit. Pemanasan pada suhu 105°C bertujuan untuk menguapkan kandungan air pada serbuk. Setelah serbuk dipanaskan, dilakukan
penghitungan kadar air. Penghitungan kadar air dilakukan pada replikasi sebanyak 3 kali. Kadar air yang diperoleh pada serbuk herba
Sonchus arvensis L.
sebesar 6,86 yang menunjukkan bahwa serbuk yang digunakan memenuhi persyaratan serbuk yang baik karena kadar air kurang dari 10.
4. Penetapan konsentrasi infusa
Penetapan konsentrasi maksimal infundasi dilakukan untuk menentukan dosis maksimal infusa herba
Sonchus arvensis L.
. Konsentrasi maksimal adalah konsentrasi dimana semua serbuk herba
Sonchus arvensis L.
terbasahi dan terendam oleh pelarut air. Hasil dari pembuatan infusa didapatkan konsentrasi maksimal sebesar 15 yang akan digunakan untuk
menentukan dosis maksimal infusa herba
Sonchus arvensis L.
. B.
Uji Pendahuluan 1.
Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida
Senyawa model hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian adalah karbon tetraklorida. Tujuan dari penetapan dosis hepatotoksin karbon
tetraklorida adalah untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan ringan, yaitu steatosis pada hati tikus yang ditandai
dengan peningkatan aktivitas ALT dan didukung oleh peningkatan AST. Dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
penelitian Murugesan, Sathiskumar, Jayabalan, Binupriya, Swaminantan and Yun 2009 yaitu 2 mLkgBB yang dapat menyebabkan steatosis tanpa
menyebabkan kematian hewan uji. Pelarut karbon tetraklorida yang digunakan adalah olive oil dengan perbandingan 1:1.
2. Penetapan waktu pencuplikan darah hewan uji