Anatomi dan fisiologi hepar

darah. Tanaman itu sendiri memiliki kelebihan lainnya, yakni nikmat dikonsumsi dan mudah ditanam untuk mengobati gangguan pada payudara, asma, batuk, dan gangguan pernapasan lainnya. Sonchus arvensis L. ini juga bersifat insektisidal dan memiliki aktivitas anti inflamasi Xu, et al., 2008. Sonchus arvensis L. telah digunakan secara tradisional untuk mengobati batu ginjal, batu empedu, disentri, hemoroid, gout arthritis, apendisitis, mastitis, hipertensi, luka bakar dan memar Alkhreaty, et al., 2014.

B. Hepar

1. Anatomi dan fisiologi hepar

Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1,5 kg atau 1500 g. Bagian superior dari hepar cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma. Bagian inferior hepar cekung dan dibawahnya terdapat ginjal kanan, gaster, pankreas, dan usus. Hepar dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kiri dan kanan Baradero, Dayrit, dan Siswandi, 2005. Setiap lobus dari hepar dibagi dalam struktur-struktur yang disebut lobulus. Lobulus ini adalah mikroskopik yang merupakan unit fungsional dari hepar yang bersegi enam atau heksagonal. Di dalam lobules terdapat sel-sel hepar hepatosit yang tersusun seperti lapisan-lapisan plat dan berbentuk sinar dan mengelilingi hepatikum. Setiap segi dari lobulus terdapat cabang-cabang vena porta, arteria hepatica, dan kanalikuli empedu. Diantara deretan sel-sel hepar yang berbentuk seperti sinar, terdapat sinusoid yang membawa darah dari cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica ke vena hepatica. Sel-sel fagosit yang disebut sel Kupffer terdapat pada dinding sinusoid. Sel-sel Kupffer ini menelan eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, dan benda asing yang masuk ke dalam hepar Baradero, dkk., 2005. Rusaknya beberapa sel hati, atau bahkan sekelompok kecil dapat mengalami perbaikan tanpa gangguan arsitektur. Kerusakan sel hati yang luas yang terjadi disertai kerusakan arsitekturnya, akan disembuhkan dengan pembentukan jaringan parut dan regenerasi noduler sel-sel hati, sehingga terjadi sirosis Sarjadi, 1994. Fungsi utama hepar adalah untuk metabolisme bahan makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Hepar juga berfungsi untuk menyimpan vitamin, besi dan tembaga, juga sebagai tempat konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad serta detoksifikasi zat endogen dan eksogen. Fungsi detoksifikasi ini dilakukan oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi dan hidrolisis atau konjugasi zat-zat yang membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif Price dan Wilson, 2005. Hepar memiliki struktur seragam yang memiliki kelompok sel yang dipersatukan oleh sinusoid. Sel-sel hepar mendapat suplai darah dari vena portae hepatis yang kaya akan makanan dan tidak mengandung oksigen, namun terkadang bersifat toksik, serta dari arteri hepatika yang mengandung oksigen. Sistem peredaran darah yang tidak biasa ini dapat menyebabkan sel- sel hepar mendapatkan suplai darah yang relatif kurang oksigen yang mengakibatkan hepar memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan dan juga penyakit Wibowo dan Paryana, 2009.

2. Kerusakan hepar

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek infusa biji atung (Parinarium glaberimum Hassk) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 68

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek fraksi air ekstrak etanolik herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas ALT-AST SERUM pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekokta kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 8

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112