J. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Jasa Keuangan Bidang Usaha
Perasuransian Dan Jasa Penjaminan Berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-04MBU2011
Metode analisis yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan asuransi BUMN adalah dengan menggunakan rasio keuangan yang telah
ditetapkan berdasarkan Surat Peraturan SP Menteri BUMN Nomor: PER- 04MBU2011. Pada SP Menteri BUMN, untuk menentukan tingkat kesehatan
perusahaan digolongkan menjadi sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Untuk menentukan tingkat kesehatan tersebut ditetapkan berdasarkan penilaian
terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi.
Penilaian tingkat kesehatan pada penelitian ini menggunakan indikator dan bobot khusus untuk PT. Askes Persero. Masing-masing aspek dalam indikator
PT. Askes Persero mempunyai bobot tersendiri, yaitu untuk aspek keuangan total bobotnya sebesar 35, aspek operasional total bobotnya sebesar 50, dan
aspek administrasi total bobotnya sebesar 15. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan Surat Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER- 04MBU2011, rasio yang terdapat dalam peraturan ini adalah sebagai berikut:
1. Aspek Keuangan
Total bobot dalam aspek keuangan adalah sebesar 35. Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai adalah sebagai
berikut: a.
Return On Assets ROA Menurut Hery 2015: 228, hasil pengembalian atas aset atau
ROA merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
aset. Rumus: ROA =
−
x 100 b.
Return On Equity ROE Menurut Hery 2015: 230, hasil pengembalian atas ekuitas
atau ROE merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total ekuitas. Rumus: ROE =
− E
x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Risk Based Capital RBC
Menurut Peraturan Pemerintah PP No. 63 Tahun 2004 dalam Dhaniati 2011, Pengertian Risk Based Capital adalah suatu
ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh
perusahaan asuransi kerugian sebesar 120. Semakin besar rasio kesehatan RBC sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi
finansial perusahaan tersebut. Rumus: RBC =
x 100 d.
Likuiditas Menurut Prihadi 2010: 177, likuiditas adalah rasio untuk
mengukur sampai seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknnya. Aset lancar
mempunyai potensi penggunaan dan utang lancar akan memerlukan pembayaran maksimum setahun ke depan dari tanggal neraca.
Rumus: Likuiditas = x 100
2. Aspek Operasional
Indikator yang dinilai dalam aspek operasional meliputi unsur- unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang
keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Beberapa indikator penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Resiko Kecukupan Investasi RKI
Menurut Karuniawati 2012, rasio perimbangan investasi dengan kewajiban atau RKI adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajibannya kepada para pemegang polis.
Rumus: RKI =
� +
�
x 100 b.
Yield On Investment YOI Menurut Karuniawati 2012, rasio pendapatan investasi
neto atau YOI adalah rasio yang memberikan indikasi dalam menilai
kemampuan manajemen dan kebijakan-kebijakan investasi dari perusahaan yang bersangkutan asuransi dan dapat menentukan
sehat tidaknya perusahaan asuransi dari penentuan jumlah laba yang diperoleh.
Rumus: YOI =
−
x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Expense Ratio ER
Menurut Ibawa 2012, pengertian Expense Ratio atau Rasio Biaya Operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya.
Rumus: ER =
y
x 100 d.
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan RJTL Menurut Kepmenkes Nomor: 828MENKESSKIIX2008,
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan
rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga Pemerintah dan Swasta.
Rumus: RJTL =
ℎ �
ℎ ℎ �
� e.
Tingkat Kepuasan Peserta TKP Menurut Day dalam Tjiptono 1998: 102, kepuasan
pelanggan peserta adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual produk yang disarankan setelah pemakaian. Tingkat kepuasan peserta diperoleh dari hasil survei lembaga independen.
3. Aspek Administrasi
Total bobot dalam aspek administrasi adalah sebesar 15. Dalam penilaian aspek administrasi ini, indikator yang dinilai adalah
sebagai berikut: a.
Laporan Perhitungan Tahunan LPT Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100MBU2002,
laporan perhitungan tahunan adalah standar waktu penyampaian perhitungan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus sudah diterima oleh Pemegang Saham untuk PERSERO atau Menteri BUMN untuk
PERUM paling lambat akhir bulan kelima sejak tanggal tutup buku tahun yang bersangkutan.
Rumus: LPT =
� � �
� � �
�
x 100 b.
Rancangan RKAP Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100MBU2002,
Sesuai ketentuan pasal 13 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1998, pasal 27 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun
1998, RUPS untuk PERSERO atau Menteri BUMN untuk PERUM dalam pengesahan rancangan RKAP tahunan harus sudah diterima
60 hari sebelum memasuki tahun anggaran yang bersangkutan. Rumus: Rancangan RKAP =
� � �
� � �
�
x 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Laporan Periodik LP
Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100MBU2002 laporan periodik triwulanan harus diterima oleh KomisarisDewan
Pengawas dan Pemegang Saham untuk PERSERO atau Menteri BUMN untuk PERUM paling lambat satu bulan setelah berakhirnya
periode laporan. Rumus: LP =
� � �
� �
x 100 d.
Efektifitas Penyaluran EP Rumus: EP =
ℎ � �
ℎ � �
x 100 Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100MBU2002,
jumlah dana tersedia adalah seluruh dana pembinaan yang tersedia dalam tahun yang bersangkutan. Jumlah dana yang disalurkan
adalah seluruh dana yang disalurkan dalam tahun yang bersangkutan e.
Tingkat Kolektibilitas TK Rumus: TK =
− �
� ℎ �
� �
x 100 Menurut SP Menteri BUMN Nomor: KEP-100MBU2002,
rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman adalah perkalian antara bobot kolektibilitas dengan saldo pinjaman untuk masing-masing
kategori kolektibilitas sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan. Jumlah pinjaman yang disalurkan adalah seluruh
pinjaman sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan.
Berdasarkan Surat Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER- 04MBU2011, indikator yang dinilai serta bobotnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator serta Bobot PT. Askes Persero
Sumber: SP. Menteri BUMN
No. PER-04MBU2011
Penelitian ini hanya mengukur berdasarkan aspek keuangan dan aspek operasional. Rasio yang dipakai dalam aspek keuangan pada penelitian ini
adalah ROA, ROE, RBC, dan Likuiditas. Rasio yang dipakai dalam aspek operasional pada penelitian ini adalah RKI, YOI, dan ER. Total bobot
keseluruhan yang dipakai pada penelitian ini adalah 65.
Indikator Bobot
ASPEK KEUANGAN
Rentabilitas -
ROE 5
- ROA
5 RBC
15 Likuiditas
10
Total 35
ASPEK OPERASIONAL RKI
10 YOI
10 Ekspense Ratio
10 Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
10 Tingkat Kepuasan Peserta
10
Total 50
ASPEK ADMINISTRASI
Laporan Periodik Tahunan 3
Rancangan RKAP 3
Laporan Periodik 3
Eefektifitas Penyaluran 3
Tingkat Kolektibilitas 3
Total 15
K. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Berdasarkan Keputusan Menteri