1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan perusahaan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Tidak hanya perusahaan dibidang dagang saja yang bersaing
dalam dunia bisnis, perusahaan dibidang jasa juga mulai memperlihatkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Salah satu perusahaan jasa yang ikut
berkembang adalah perusahaan asuransi. Banyak sekali perusahaan-perusahaan asuransi tumbuh dan berkembang pada saat ini. Semua perusahaan asuransi
bersaing menawarkan asuransi perusahaannya. Namun ditengah-tengah persaingan perusahaan asuransi, terdapat suatu kebijakan baru dari pemerintah.
Kebijakan pemerintah tersebut adalah salah satu asuransi BUMN, PT. Askes Persero berubah menjadi BPJS Kesehatan yang berlaku bagi seluruh
masyarakat. Peraturan dari pemerintah untuk mengubah PT. Askes Persero
menjadi BPJS Kesehatan berasal dari Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER- 10MBU2014 pada menimbang ayat c. Peraturan tersebut menyatakan bahwa
mulai 1 Januari 2014, PT. Askes Persero berubah bentuk menjadi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan. Perbedaan
perusahaan asuransi PT. Askes Persero adalah mempunyai jaminan kesehatan yang berbeda antara pegawai negeri dan masyarakat biasa. Namun, saat ini PT.
Askes Persero berubah menjadi BPJS Kesehatan yang melayani seluruh Warga Negara Indonesia tanpa ada perbedaan. Seperti yang diberitakan di situs
resmi BPJS Kesehatan, bahwa peserta BPJS Kesehatan telah mencapai 165.749.580 jiwa dimutakhirkan pada tanggal 14 April 2016. Hal ini
membuktikan bahwa peserta BPJS cukup tinggi. Dikutip dari marketeers.com, diberlakukannya BPJS Kesehatan pada
awal tahun 2014 lalu, sepertinya memberi dampak bagi sejumlah perusahaan asuransi. Program wajib dari pemerintah itu mau tidak mau mempengaruhi peta
industri asuransi di Indonesia, khususnya perusahaan asuransi yang melayani kesehatan dan perusahaan asuransi swasta lainnya. Setidaknya, perlindungan
dasar tak lagi masuk dalam ranah produk yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi.
Dengan adanya fenomena ini sepertinya perlu diadakan analisis tingkat kesehatan pada perusahaan asuransi swasta, apakah perusahaan asuransi swasta
mengalami dampak dengan adanya fenomena ini. Hal tersebut perlu dibuktikan dengan melakukan penelitian atas fenomena yang terjadi. Untuk
membuktikannya, perlu dibuat perbandingan penilaian tingkat kesehatan keuangan perusahaan-perusahaan asuransi swasta sebelum dan sesudah
berlakunya BPJS Kesehatan. Penilaian tingkat kesehatan keuangan dilakukan sebagai tolak ukur perusahaan asuransi swasta untuk mengukur kinerja
perusahaannya. Alat penilaian kesehatan yang digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan adalah rasio-rasio keuangan. Pada umumnya, rasio keuangan yang digunakan bagi perusahaan asuransi sama dengan rasio keuangan yang
digunakan oleh perusahaan jenis lainnya. Namun, cara menilai tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesehatan bagi perusahaan asuransi pemerintah telah diatur oleh pihak berwenang yang dalam hal ini adalah Menteri Badan Milik Usaha Milik Negara
BUMN. Menteri BUMN membuat standar khusus untuk menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan memasukkan standar tersebut
dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-04MBU2011 tentang Indikator Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Jasa Keuangan Bidang Usaha
Perasuransian dan Jasa Penjaminan. Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-04MBU2011 berisi indikator
penilaian tingkat kesehatan BUMN dari aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Ketiga aspek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rasio-rasio yang telah ditentukan oleh Menteri BUMN dan tertuang dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-04MBU2011. Dalam peraturan
tersebut, terdapat skor-skor untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan. Skor-skor tersebut membantu pemakai indikator dalam memahami hasil dari
perhitungan rasio-rasio dari indikator tersebut. Indikator dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-04MBU2011
berisi aspek –aspek yang memakai rasio umum dalam penilaiannya, sehingga
rasio tersebut dapat dipakai oleh perusahaan asuransi swasta non pemerintah. Oleh karena itu, diharapkan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
04MBU2011 dapat menjadi acuan perusahaan asuransi swasta dalam menilai tingkat kesehatan perusahaannya. Dalam penelitian ini, penulis memakai
indikator kesehatan keuangan khusus bagi PT. Askes Persero. Rasio-rasio PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keuangan yang digunakan pada indikator dalam mengukur tingkat kesehatan PT. Askes Persero adalah rasio-rasio yang cukup umum.
Atas dasar pemikiran pentingnya melakukan perbandingan tingkat kesehatan perusahaan asuransi swasta sebelum dan sesudah berlakunya BPJS
Kesehatan, maka penulis akan melakukan penelitian dengan jud ul “Analisis
Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Swasta Sebelum dan Sesudah Berlakunya BPJS Kesehatan Berdasarkan Surat Peraturan Menteri BUMN
Nomor: PER- 04MBU2011”.
B. Batasan Masalah