atau current operating performance, rugi laba yang timbul secara insidentil terdapat dalam laporan perubahan modal.
E. Pengertian Asuransi
Istilah asuransi di Indonesia berasal dari kata Belanda, assurantie yang kemudian menjadi “asuransi” dalam Bahasa Indonesia. Namun, istilah
assurantie itu sendiri sebenarnya bukanlah istilah asli Bahasa Belanda akan tetapi berasal dari Bahasa Latin, yaitu assecurare
yang berarti “meyakinkan orang”. Kata ini kemudian dikenal dalam Bahasa Perancis sebagai assurance.
Demikian pula dengan istilah assuradeur yang berarti “penanggung” dan
geassureerde yang berarti “tertanggung”, keduanya berasal dari
perbendaharaan Bahasa Belanda. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, istilah “pertanggungan” dapat diterjemahkan menjadi insurance dan assurance. Kedua
istilah ini sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda. Insurance mengandung arti “menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin
terjadi”, sedangkan assurance berarti “menanggung sesuatu yang pasti terjadi”. Istilah assurance lebih lanjut dikaitkan dengan pertanggungan yang berkaitan
dengan masalah jiwa seseorang. Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang dalam Siamat 2005:
655 memberikan definisi tentang asuransi sebagai berikut: “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dalam Kasmir 2005: 276, pengertian Asuransi adalah sebagai
berikut: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.” Dalam perjanjian asuransi dimana tertanggung dan penanggung
mengikat suatu perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi membebankan sejumlah premi yang harus dibayar
tertanggung. Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai risiko yang akan dihadapi. Semakin besar risiko,
semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya. Ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi. Menurut pengertian
otentik pasal 246 KUHD dalam Purba 1992: 41, unsur-unsur yang terlibat adalah sebagai berikut:
1. Penanggung Insurer, yang memberikan proteksi.
2. Tertanggung Insured, yang menerima proteksi.
3. Peristiwa Accident, yang tidak diduga atau tidak diketahui
sebelumnya, peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kepentingan Interest, yang diasuransikan, yang mungkin akan
mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu.
F. Manfaat Asuransi