Kajian Teoritik LANDASAN TEORI

mereka dengar. Sebagai contoh, seseorang menyukai belajar sambil mendengarkan musik. Bagi sebagian siswa, belajar sambil mendengarkan musik akan mengganggu konsentrasi. Tetapi bagi siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial hal ini sangat membantu dalam menerima pelajaran. Siswa tipe auditorial suka mendengarkan. Mereka cenderung lebih mudah mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihatnya. Sebagai contoh, pada saat guru menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok, siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial tentu hasilnya akan lebih baik daripada siswa yang mempunyai gaya belajar visual. Oleh karena itu, gaya belajar auditorial juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 3. Hubungan Komponen Kinestetik pada Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Yang dimaksud dengan gara belajar adalah suatu bagaimana siswa menyerap informasi dengan mudah. Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik akan mudah menerima dan menyerap informasi dengan bergerak dan melakukan aktifitas fisik. Sebagai contoh, siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik dalam menghafalkan rumus berbeda dengan siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan auditorial. Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar menghafalkan rumus dengan cara bergerak Bobby De Porter, 2010, misalnya dengan berjalan, menggerakkan pulpen, mengetuk – ngetukkan jari, atau menggoyang – goyangkan kaki. Sehingga dengan tipe belajar dengan penugasan keterampilan dalam kelompok, siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik akan lebih aktif dan hasilnya akan lebih baik daripada siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan auditorial. Sehingga dalam hal ini, gaya belajar matematika siswa akan mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.

C. Rumusan Hipotesis

Dari yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara komponen visual pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa. 2. Ada hubungan yang signifikan antara komponen auditorial pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa. 3. Ada hubungan yang signifikan antara komponen kinestetik pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang diamati sebagaimana adanya dan data dikuantifikasi untuk memudahkan analisis. Penelitian ini juga merupakan penelitian korelasi karena bermaksud untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara komponen visual, komponen auditorial, dan komponen kinetetik pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah himpunan siswa – siswi kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 20122013 yang berjumlah 57 siswa. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan sampel kelas VIIIA sebanyak 29 siswa.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November – Desember 2012.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah konstruk yang sifat-sifat sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum. Berdasarkan hubungannya, variabel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain Iqbal 2008:13. Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu: 1. Variabel Bebas X X 1 : Komponen visual X 2 : Komponen auditorial X 3 : Komponen kinestetik 2. Variabel Terikat Y Y : Prestasi belajar matematika siswa Definisi masing – masing variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel Komponen Visual Gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini Bobbi DePorter: 2010. 2. Variabel Komponen Auditorial Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini Bobbi DePorter: 2010. 3. Variabel Komponen Kinestetik Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini Bobbi DePorter: 2010. 4. Variabel Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar yang dicapai dalam hasil nilai matematika yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal – soal tes prestasi belajar.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk Data Penelitian ini menggunakan bentuk data dalam skor yang diperoleh dari kuesioner gaya belajar dan skor yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar matematika siswa. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya Iqbal 2008:19. Dalam penelitian ini data primer adalah data kuesioner gaya belajar dan hasil prestasi belajar matematika siswa. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada Iqbal 2008:19. Data sekunder dalam penelitian ini tidak ada karena pengambilan datanya semua menggunakan data primer. 3. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. KuisionerAngket Teknik pengumpulan data dengan daftar sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya. Penulis menggunakan cara ini untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan gaya belajar dan prestasi belajar matematika siswa. Ada satu angket dalam penelitian ini yaitu: a. Angket gaya belajar Angket lingkungan belajar ini terdiri dari 30 butir pernyataan. Dari 30 butir pernyataan tersebut, terdapat 10 butir pernyataan tentang komponen visual, 10 butir pernyataan tentang komponen auditorial, dan 10 butir pernyataan tentang komponen kinestetik. Dalam angket gaya belajar ini, nomor 1 sampai dengan 10 adalah pernyataan komponen visual, nomor 11 sampai 20 adalah pernyataan komponen auditorial, dan nomor 21 sampai 30 adalah peryataan komponen kinestetik. Angket ini diadaptasi dari buku Bobby De Porter. Angket gaya belajar siswa ini meliputi beberapa indikator yaitu: 1 Visual Indikatornya yaitu: 1. Teliti 2. Mengingat dengan gambar 3. Lebih suka membaca dari pada dibacakan 4. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, dan menangkap detail 5. Perhatiannya tidak mudah terpecah 2 Auditorial Indikatornya yaitu: 1. Perhatiannya mudah terpecah 2. Belajar dengan cara mendengarkan 3. Meggerakkan bibirbersuara saat membaca 4. Berdialog secara internal dan eksternal 3 Kinestetik Indikatornya yaitu: 1. Banyak bergerak 2. Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik 3. Mengingat sambil berjalan dan melihat Pilihan jawaban dalam angket gaya belajar siswa terdiri atas dua alternatif jawaban yaitu ya dan tidak. Bagi siswa yang menjawab ya, maka akan mendapatkan skor 1, dan bagi siswa yang menjawab dengan jawaban tidak maka akan mendapat skor 0. Dari angket ini, dapat diketahui kecenderungan gaya belajar siswa. b. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Arikunto, 2006:150. Dalam penelitan ini penulis menggunakan satu macam tes, yaitu: 1 Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa Tes Prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu Arikunto 2006:151. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui kemampuan prestasi belajar matematika. c. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara terhadap yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi. Wawancara ini digunakan peneliti untuk mendalami hasil penelitian ini serta untuk menghitung validitas angket gaya belajar. Wawancara dilakukan terhadap 6 siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang diambil dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dua siswa dengan skor angket yang tinggi pada komponen visual b. Dua siswa dengan skor angket yang tinggi pada komponen auditorial c. Dua siswa dengan skor angket yang tinggi pada komponen kinestetik Dalam wawancara ini ditanyakan beberapa hal yang menyangkut tentang gaya belajar yang mereka pakai dalam mempelajari materi matematika Lampiran E. Jika hasil jawaban angket dan jawaban wawancaranya banyak yang sesuai, maka angket dianggap valid.

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket untuk memperoleh informasi tentang gaya belajar matematika siswa. Angket gaya belajar yang digunakan diadaptasi dari buku Bobby De Porter. Gaya belajar yang ingin diketahui melalui kuisioner ini adalah tiga komponen gaya belajar yaitu komponen visual, komponen auditorial, dan komponen kinestetik. Jenis angket berdasarkan bentuk pernyataannya yang digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban sehingga pengisi tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih Arikunto 1991:25. Pada penelitian ini, menggunakan skala untuk mengukur sikap yaitu skala guttman. Skala yang digunakan menggunakan dua alternatif pilihan yaitu “ya” dan “tidak”. 2. Tes Prestasi Untuk memperoleh informasi tentang hasil prestasi belajar matematika siswa, penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes prestasi.

G. Validasi Instrumen

1. Validasi instrumen kuesionerangket a. Validitas Analisis validitas yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara kepada sejumlah siswa untuk mencocokkan jawaban pada kuesioner dengan jawaban wawancara. Soal dianggap valid jika jawaban siswa pada kuesioner sama dengan jawaban siswa pada saat di wawancara konsisten atau tingkat kesesuaiannya tinggi. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Komponen Visual Variabel Indikator Butir Soal Jumlah Positif Negatif Gaya Belajar Visual Teliti 1 - 1 Mengingat dengan gambar 4, 6 - 2 Lebih suka membaca dari pada dibacakan 2 - 1 Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, dan menangkap detail 3, 8 - 2 Perhatiannya tidak mudah terpecah 5, 7, 9, 10 - 4 Jumlah 10