dalam Gufron Risnawita, 2010. Kecemasan juga dapat diartikan sebagai pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan pada seseorang
ditandai dengan kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang dan emosi Gufron Risnawita, 2010. Menurut ahli lain,
kecemasan adalah perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik agar seseorang mengetahui akan terjadi
suatu ancaman atau bahaya. Perasaan cemas tersebut tetap dirasakan walaupun situasi yang tidak menyenangkan dan mengancam tersebut
sudah tidak ada lagi Freud dalam Semiun, 2006. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan mampu
memberi tahu kita bahwa akan terjadi bahaya Freud dalam Semiun, 2006.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah reaksi emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan rasa
takut, cemas dan tegang.
2. Bentuk – bentuk Kecemasan
Perasaan cemas dibedakan menjadi dua berdasarkan penyebabnya,
yaitu state anxiety dan trait anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi yang bersifat sementara dan muncul pada situasi tertentu yang dirasakan
sebagai ancaman. Trait anxiety merupakan perasaan cemas yang bersifat menetap dalam menghadapi berbagai macam situasi yang sebenarnya
tidak bahaya. Kecemasan yang termasuk dalam kategori trait anxiety
lebih dipengaruhi oleh tipe kepribadian seseorang Lazarus dalam Gufron Risnawita, 2010.
Ahli lain mengatakan bahwa kecemasan dibagi menjadi tiga, yaitu kecemasan neurotik, kecemasan moral dan kecemasan realistik Freud
dalam Semiun, 2006. Kecemasan neurotik adalah ketakutan terhadap suatu bahaya yang tidak diketahui. Kecemasan neurotik terjadi karena
ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan Freud dalam Safaria Saputra, 2009. Kecemasan moral
terjadi karena adanya konflik antara ego dan superego. Kecemasan moral juga terjadi apabila seseorang gagal dalam melakukan sesuatu yang
dianggap baik secara moral Freud dalam Semiun, 2006. Kecemasan realistik adalah perasaan yang tidak menyenangkan terhadap suatu
ancaman yang mungkin terjadi Freud dalam Semiun, 2006. Karyawan pra pensiun mengalami kecemasan yang termasuk dalam
bentuk state anxiety karena perasaan cemas yang dirasakan oleh karyawan pra pensiun bersifat sementara dan dirasakan pada masa
–masa kritis, yaitu setahun sampai dua tahun menjelang pensiun. Kecemasan
karyawan pra pensiun juga termasuk dalam bentuk kecemasan realistik, hal ini dikarenakan karyawan pra pensiun merasa cemas dengan kondisi
– kondisi setelah pensiun yang belum mereka ketahui. Setelah pensiun
penghasilan mereka menurun, tetapi kemungkinan besar kebutuhan hidupnya masih sama seperti saat mereka bekerja atau bahkan bisa lebih
besar terutama untuk anggaran kesehatan.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecemasan