DINAMIKA HUBUNGAN LANDASAN TEORI

e. Pengaruh pengalaman sukses f. Identifikasi dengan individu yang penyesuaian dirinya baik g. Perspektif diri yang relistik h. Didikan yang baik di masa kecil i. Konsep diri yang stabil Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah keyakinan akan dirinya sendiri yang dapat dilihat dari keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri dalam menjalani hidup, menganggap dirinya berharga, berani bertanggungjawab atas perilaku yang dilakukannya, mampu menerima pujian atau celaan atas dirinya secara objektif, percaya akan prinsip hidupnya tanpa dipengaruhi oleh pendapat orang lain, mampu mengetahui kelemahannya tanpa harus menyalahkan diri sendiri dan tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan dan emosi yang ada pada dirinya.

D. DINAMIKA HUBUNGAN

PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA KARYAWAN LAKI –LAKI PRA PENSIUN Masa pra pensiun adalah masa dimana seseorang mulai mendekati masa pensiun dan mulai menyadari bahwa masa pensiun sudah dekat, sehingga membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Pada masa pra pensiun karyawan mulai mengikuti program persiapan pensiun Santrock, 2002; Eliana, 2003. Masa pensiun menyebabkan seseorang menghadapi masalah penyesuaian secara finansial dan psikologis, seperti berkurangnya penghasilan, hilangnya jabatan, fasilitas, status sosial, harga diri dan kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan kerja Tarigan, 2009; Eyde dalam Eliana, 2003. Beberapa perubahan pada masa pensiun tersebut sudah diketahui oleh karyawan ketika menghadapi masa pra pensiun. Pengetahuan mereka tentang perubahan –perubahan yang akan terjadi pada masa pensiun tersebut menyebabkan mereka merasa cemas Mereka merasa takut saat memikirkan situasi yang akan terjadi ketika mereka sudah pensiun, seperti takut tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari –hari anggota keluarganya lagi dan takut tidak berguna lagi pada lingkungan keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, ketakutan –ketakutan dan pandangan negatif terhadap masa pra pensiun tersebut menyebabkan sebagian orang merasa cemas. Kecemasan adalah reaksi emosi yang tidak menyenangkan pada kondisi tertentu yang ditandai dengan rasa takut, cemas dan tegang. Kecemasan dipengaruhi oleh pengalaman yang negatif pada masa lalu, pikiran yang tidak rasional, pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang tentang situasi atau kondisi yang sedang dirasakan dan pengetahuan tentang kemampuan dirinya untuk mengendalikan dirinya dalam menghadapi situasi tertentu Adler Rodman dalam Yustinus, 2009; Davidson dalam Safaria Saputra, 2009. Apabila kecemasan tersebut dibiarkan terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka akan terjadi depresi, stres berat dan putus asa Tarigan, 2009. Kecemasan yang muncul berupa gejala fisik, emosi, kognitif dan perilaku. Dari hasil penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa laki –laki memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada perempuan Prastiti, 2005. Hal ini disebabkan karena laki –laki memiliki tingkat harga diri yang tinggi daripada perempuan Hanayanthi, 2003; Setiarini, 2010. Laki –laki akan merasa tidak berharga jika tidak bekerja. Oleh karena itu, subjek dalam penelitian ini adalah laki –laki. Kecemasan pra pensiun muncul karena mereka belum mampu untuk menerima dirinya dan perubahan –perubahan yang akan terjadi ketika pensiun nanti. Selain itu, seseorang yang mengalami kecemasan juga disebabkan karena mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya Nouwen Gaffney, 1989. Orang bisa melakukan penyesuaian diri dengan baik, apabila mampu menerima dirinya dengan baik. Dengan demikian, penerimaan diri mampu membantu seseorang menyesuaikan diri dengan baik untuk menyesuaikan diri dengan baik, sehingga mereka tidak merasa cemas ketika akan menghadapi masa pensiun. Penerimaan diri adalah keyakinan akan karakteristik dirinya termasuk kelemahannya tanpa harus membenci dirinya sendiri. Ahli lain mengatakan bahwa penerimaan diri adalah bentuk lain dari kepribadian matang. Individu yang matang memiliki gambaran diri yang positif, sehingga dapat mengantisipasi situasi yang menyakitkan Allport dalam Hjlle Ziegler, 1981. Dari hasil penelitian yang meneliti penerimaan diri dan stres pada penderita diabetes mellitus menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara penerimaan diri dan stres pada penderita diabetes mellitus Novvida, 2007. Seseorang yang penerimaan dirinya positif memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri dalam menjalani kehidupan, menganggap dirinya berharga dan sederajat dengan orang lain. Selain itu, berani bertanggungjawab atas perilaku yang telah dilakukannya dan mampu menerima pujian atau celaan atas dirinya secara objektif. Seseorang yang memiliki penerimaan diri positif juga percaya akan prinsip –prinsip hidupnya tanpa adanya pengaruh dari orang lain, mampu mengenali kelemahan – kelemahannya tanpa harus menyalahkan diri sendiri dan tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan –dorongan dan emosi–emosi yang ada pada dirinya Sheerer dalam Cronbach, 1963. SKEMA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA KARYAWAN LAKI –LAKI PRA PENSIUN

E. HIPOTESIS