Berdasarkan
tabel
4.6 error terbesar terjadi pada pengujian ke-3, yaitu sebesar 18.7. Error terjadi karena sensor tidak menempel pada lilitan kumparan
motor, sehingga menyebabkan terdapat selisih atau perbedaan antara pengukuran dengan perhitungan suhu yang terdapat pada lilitan kumparan motor. Rata-rata
persentase error dalam 5 kali pengujian sebesar 9.3. Jadi, rata- rata persentase keberhasilan alat pada pengujian suhu 35°C sebesar 100 - 9.3 = 90.7.
4.2.5. Pengujian Pada Pengaturan Suhu 40
°C Pengujian pada suhu 40°C dilakukan dengan cara memasukkan angka 40
melalui keypad, setelah itu menekan tombol enter. Saat suhu pada motor terukur mencapai lebih dari 40°C, maka motor akan mati. Hambatan lilitan kumparan
motor tiap phasanya diukur sebelum dan sesudah motor dihidupkan. Hambatan diukur mengunakan Ohmmeter. Hasil pengukuran hambatan digunakan untuk
menghitung suhu yang terdapat pada lilitan kumparan motor. Pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali dan hasil pegujian diperlihatkan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Pengujian Pada Pengaturan Suhu 40 °C
Pengujian ke-
Start Stop
Hambatan Ω
Tampilan Tampilan
Suhu °C Suhu °C
Awal Akhir 1
2 3
1 2
3
1 31.8 32.7 32.7 38.1 40.1 38.6 4.4
4.5 2
23.9 24.4 24.9 38.2 40.1 38.6 4.2 4.5
3 31.8 32.7 32.7 38.6 40.1 39.1 4.3
4.5 4
26.6 27.2 27.4 38.1 40.3 39.2 4.2 4.5
5 27.8 28.6 28.9 38.6 40.3 39.6 4.3
4.5 Berdasarkan Tabel 4.7. pada pengujian pertama suhu terukur saat motor
dihidupkan sebesar 32.7°C, motor mati pada saat suhu terukur sebesar 40.1°C. Hambatan sebelum dan sesudah motor dihidupkan pada pengujian sebanyak 5 kali
ditunjukan pada tabel 4.7. Setelah motor mati, hambatan motor pada masing- masing pengujian mengalami kenaikan.
Dengan menggunakan persamaan 2.2 kenaikan suhu pada percobaan pertama sebesar:
�
�
�
�
= 1 +
� 1 1 +
� 2 4.4
4.5 =
1 + 0.0042832.7 1 + 0.00428 2
4.4 4.5
1 + 0.00428 2 = 1 + 0.0042832.7 4.4
4.5 0.00428 2 = 1 + 0.0042832.7 −
4.4 4.5
2 = 1 + 0.0042832.7
− 4.4
4.5 4.4
4.5 0.00428
2 = 38.8 °C Hasil perhitungan kenaikan suhu diperlihatkan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Tabel Kenaikan Suhu Pada Pengujian Pengaturan Suhu 40 °C
Pengujian Suhu Perhitungan
Kenaikan
Error ke-
Start Stop Suhu °C
1 32.7
40.1 38.8 3.5
2 24.4
40.1 42.8 6.4
3 32.7
40.1 45.1 11.1
4 27.2
40.3 45.8 12.1
5 28.6
40.3 40.8 1.2
Rata-rata Error
6.8
Perhitungan error kenaikan suhu dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran suhu pada saat motor mati stop dengan kenaikan suhu melalui
perhitungan persamaan 2.2. Error pada pengujian kedua adalah: �
kenaikan suhu = suhu
− kenaikan suhu kenaikan suhu
x 100
= 42.8
− 40.1 42.8
x 100
= 6.4
Berdasarkan tabel 4.8 error terbesar terjadi pada pengujian ke-4, yaitu
sebesar 12.1. Error terjadi karena sensor tidak menempel pada lilitan kumparan motor, sehingga menyebabkan terdapat selisih atau perbedaan antara pengukuran
dengan perhitungan suhu yang terdapat pada lilitan kumparan motor. Pada pengujian sebanyak 5 kali, rata-rata persentase error pengujian sebesar 3.5.
Jadi, rata-rata persentase keberhasilan alat pada pengujian suhu 40°C sebesar 100 - 6.8 = 93.2.
4.2.6. Pengujian Pada Pengaturan Suhu 45
°C Pengujian pada suhu 45°C dilakukan dengan cara memasukkan angka 45
melalui keypad, setelah itu menekan tombol enter. Saat suhu pada motor terukur mencapai lebih dari 45°C, maka motor akan mati. Hambatan lilitan kumparan
motor tiap phasanya diukur sebelum dan sesudah motor dihidupkan. Hambatan diukur mengunakan Ohmmeter. Hasil pengukuran hambatan digunakan untuk
menghitung suhu yang terdapat pada lilitan kumparan motor. Pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali dan hasil pegujian diperlihatkan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Pengujian Pada Pengaturan Suhu 45
°C
Pengujian ke-
Start Stop
Hambatan Ω
Tampilan Tampilan
Suhu °C Suhu °C
Awal Akhir 1
2 3
1 2
3
1 29.0 24.4 24.9 43.0 45.3 44.0 4.2
4.6 2
31.8 32.7 32.7 43.0 45.1 43.5 4.3 4.6
3 27.8 28.6 28.9 43.1 45.0 44.0 4.3
4.6 4
26.5 27.2 27.4 43.0 45.1 43.9 4.2 4.6
5 38.6 40.3 39.6 43.6 45.3 44.1 4.5
4.6 Berdasarkan Tabel 4.9. pada pengujian pertama suhu terukur saat motor
dihidupkan sebesar 24,4°C, motor mati pada saat suhu terukur sebesar 45,3°C. Hambatan lilitan kumparan motor sebelum dan sesudah motor dihidupkan pada
masing-masing pengujian diperlihatkan pada tabel 4.9. Setelah motor mati, hambatan lilitan motor pada masing-masing pengujian mengalami perubahan.