Gambaran Umum Kota Jakarta

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kota Jakarta

Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKI Jakarta, Jakarta Raya adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa sebelum 1527, Jayakarta 1527-1619, Batavia, atau Jacatra 1619-1942, dan Djakarta 1942-1972. Pada tahun 1966 Jakarta memperoleh nama resmi Ibukota Republik Indonesia. Hal ini mendorong laju pembangunan gedung-gedung perkantoran pemerintah dan kedutaan negara sahabat. Perkembangan yang cepat memerlukan sebuah rencana induk untuk mengatur pertumbuhan kota Jakarta. Sejak tahun 1966, Jakarta berkembang dengan mantap menjadi sebuah metropolitan modern. Kekayaan budaya berikut pertumbuhannya yang dinamis merupakan sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21. Jakarta berpenduduk 9.588.198 jiwa 2010, namun jumlah ini terus berubah dari tahun ke tahun begitu juga dengan komposisi etnisnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat sebelas etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa dengan populasi 35,16, etnis Betawi berjumlah 27,65, Sunda 15,27, Tionghoa 5,53, Batak 3,61, Minangkabau 3,18, Melayu 1,62, Bugis 0,59, Madura 0,57, Banten 0,25, dan Banjar Universitas Sumatera Utara 0,10. Saat ini wilayah metropolitan Jakarta Jabotabek yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 60 12’ LS dan 1060 48’ Bujur Timur. Luas wilayah Propinsi DKI Jakarta berdasarkan SK Gubernur Nomor 1227 tahun 1989 adalah berupa daratan seluas 661,52 km2 dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2, terdapat tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu. Di sebelah utara membentang pantai barat sampai timur sepanjang 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal, sementara sebelah selatan dan timur berbatasan dengan wilayah Propinsi Jawa Barat, sebelah barat dengan Propinsi Banten sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa gambar 4.1. Gambar 4.1 Peta DKI Jakarta tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Universitas Sumatera Utara Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru kemudian berkembang. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat bisnis dan keuangan. Di samping Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia, kantor-kantor pusat perusahaan nasional banyak berlokasi di Jakarta. Saat ini, lebih dari 70 uang negara, beredar di Jakarta. Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang 5-10 dengan 4-5. Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota- kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Rasuna Said, dan Jalan Gatot Subroto terutama pada jam-jam pulang kantor. Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk diatas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stress, kriminalitas, dan kemiskinan gambar 4.2. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Universitas Sumatera Utara Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidup individualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI. Gambar 4.2 Kawasan kumuh dan banjir yang merupakan salah satu masalah berkepanjangan yang terus melanda Jakarta Sumber: LintasJakarta.com, 2009

4.2 Kondisi Umum Ruang Terbuka di Kota Jakarta