umum, Pelaksana Kampanye orang partai atau event organizer, Pejabat Negara seperti KetuaWakil KetuaKetua MudaHakim Agung pada Mahkamah
Agung, KetuaWakil Ketua, Hakim Mahkamah Konstitusi, hakim pada semua badan peradilan, Ketua Anggota BPK, GubernurDeputi Gubernur BI, serta
Pejabat Badan Usaha Milik Negara, PNSTNIPOLRI, Lembaga-lembaga Survey baik perorangan maupun institusi, Perusahaan Percetakan, dan Badan
Pengawas Pemilu. Meskipun penyelenggaraan penuntutan atas perkara pidana pemilu pada
dasarnya menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Acara PidanaKUHAP lex generalis namun dalam UU Pemilu juga menentukan mekanismehukum
acaranya sendiri lex specialis mengingat segala penyelesaian yang berkaitan dengan pemilu temasuk penegakan hukumnya dituntut harus diselesaikan dengan
cepat, sehingga penyelenggaraan pemilu sebagai wujud pelaksanaan demokrasi dalam mengisi fungsi-fungsi kenegaraan yang masa jabatannya terbatas dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. Konsepsional
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami istilah atau konsep yang dipergunakan, maka dapat diberikan defenisi operasional sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 1 UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan Pelanggaran Pidana Pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan pidana pemilu yang diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun
2008, yang penyelesaiannya dilaksanakan melalui Pengadilan Umum.
24
Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
25
Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Pemilu untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupatenkota dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
26
Dewan Perwakilan Rakyat, selanjutnya disebut DPR, adalah Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
27
24
Rozali Abdullah, Op Cit, hal. 267.
25
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.
26
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
27
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
Universitas Sumatera Utara
Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disebut DPD, adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
28
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
29
Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
30
Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum KabupatenKota, selanjutnya disebut KPU provinsi dan KPU kabupatenkota, adalah
penyelenggara Pemilu di provinsi dan kabupatenkota.
31
Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disebut Bawaslu, adalah badan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
32
Panitia Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu KabupatenKota, selanjutnya disebut Panwaslu provinsi dan Panwaslu
28
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
29
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
30
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
31
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
32
Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
Universitas Sumatera Utara
kabupatenkota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi dan kabupatenkota.
33
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya disebut Panwaslu kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu kabupatenkota untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan.
34
Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desakelurahan.
35
Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di luar negeri.
36
Penduduk adalah warga negara Indonesia yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia atau di luar negeri.
37
Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang- orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara.
38
Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berumur 17 tujuh belas tahun atau lebih atau sudah pernah kawin.
39
33
Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
34
Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
35
Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
36
Pasal 1 angka 19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
37
Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
38
Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
39
Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
Universitas Sumatera Utara
Pelanggaran pidana Pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan pidana Pemilu yang diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008, yang
penyelesaiannya dilaksanakan melalui Pengadilan Umum.
40
Perselisihan hasil Pemilu adalah perselisihan antara KPU dan Peserta Pemilu mengenai penetapan perolehan suar hasil Pemilu secara nasional. Perselisihan
penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional, adalah perselisihan penetapan perolehan suara yang dapat mempengaruhi perolehan kursi peserta
Pemilu.
41
G. Metode Penelitian