tentang Mahkamah Konstitusi, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003. Undang- Undang tentang Advokat, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003.Undang-
Undang tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004. 2. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis,
disertasi hukum, majalah dan jurnal-jurnal ilmiah yang ada relevansinya dengan penelitian ini dan dapat memberi petunjuk dan inspirasi bagi penulis dalam
rangka melakukan penelitian. 3. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yakni yang memberi petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, dan bahan-bahan di luar bidang hukum yang relevan dan
dapat dipergunakan untuk melengkapi hasil penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan penelitian kepustakaan library research.
Penelitian kepustakaan library research dilakukan dengan cara meneliti sumber bacaan yang berhubungan dengan topik dalam tesis ini, seperti buku-buku
hukum, majalah hukum, artikel-artikel, peraturan perundang-undangan, putusan- putusan pengadilan yang ada kaitannya dengan penelitian, pendapat para sarjana dan
bahan-bahan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis Data
Seluruh data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan, selanjutnya akan ditelaah dan dianalisis secara kualitatif. Analisis data secara kualitatif dilakukan
dengan pemilihan pasal-pasal yang berisi kaedah-kaedah hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan ketentuan acara pidana dalam UU No. 10 tahun 2008 tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, kemudian membuat sistematika dari pasal-pasal tersebut sehingga menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM
UNDANG-UNDANG NO. 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD
A. Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pemilu
Awal mula berkembangnya gagasan dan konsep demokrasi di Indonesia, menurut Indra J. Piliang, peneliti dari CSIS, tidak dapat dilepaskan dengan
perkembangan situasi sosial politik masa kolonial pada tahun-tahun pertama abad ke- 20 yang ditandai dengan beberapa perkembangan penting, yaitu pertama, mulai
terbuka terhadap arus informasi politik di tingkat global. Kedua, migrasi para aktivis politik berhaluan radikal, umumnya mereka adalah para buangan politik ke Hindia
Belanda. Di wilayah yang baru ini, mereka banyak memperkenalkan ide-ide dan gagasan politik modern kepada para pemuda bumiputera. Dapat dicatat di sini para
migran politik tersebut antara lain: Bergsma, Baars, Sneevliet, dan beberapa yang lain. Ketiga, transformasi pendidikan di kalangan masyarakat pribumi. Di Indonesia,
fenomena demokrasi dapat ditemui dalam sejarah perkembangan politik pasca- kolonial.
47
Pada umumnya hukum itu diartikan sebagai peraturan-peraturan mengenai tingkah laku orang di dalam masyarakat yang mempunyai sanksi yang bisa
47
Rumidan Rabi’ah, Lebih Dekat Dengan Pemilu di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009. hal.12.
Universitas Sumatera Utara