siswa pembelajaran PKn melalui model Think Pair Share dengan media Audiovisual.
3.6.3.2.3.Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
secara objektif yang tidak terekam dalam lembar observasi. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam
observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi Arikunto, 2009:78.
3.7. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
3.7.1. Kuantitatif
Data kuantitatif berupa bentuk presentasi dan angka yang di dapat dari hasil belajar siswa yang mengukur tingkat kognitif siswa dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan rata-rata kelas. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk prosentase.
Adapun langkah – langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah
sebagai berikut : 1. Menghitung skor teoritis Poerwanti dkk, 2008 : 6.14- 6.16 :
N =
�
� 100
��
skala : 0-100 Keterangan :
N = Nilai
B = Banyaknya butir dijawab benar dalam bentuk pilihan ganda atau Skor jawaban benar pada setiap butir item soal pada tes bentuk penguraian
St = Skor teoritis atau skor maksimal 2. Menghitung presentase ketuntasan belajar secara klasikal
Menggunakan rumus sebagai berikut :
ketuntasan belajar = ���
���ℎ ���� � ����� �������
��� ���ℎ �������ℎ ����
� x 100
Aqib, 2011:41 3. Menghitung mean atau rerata kelas
∑X x
= ∑N Keterangan :
x = nilai rata-rata
∑ X = jumlah semua nilai siswa ∑ N = jumlah siswa
Aqib, 2011:40
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya ketutansan individu jika proporsi jawaban benar
≥65 dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya ketutasan klasikal jika dalam kelas tersebut terdapat 85 siswa yang tuntas
belajarnyadepdikbud dalamTrianto, 2010: 241. Tetapi menurut Trianto 2010: 241 berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri
oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampan setiap
peserta didik berbeda-beda; fasilitassarana setiap sekolah berbeda; dan daya dukung setiap sekolah.
Hasil penghitungan tersebut dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan minimal KKM SDN Bendan Ngisor dengan KKM klasikal dan individual
dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.1
KKM SDN Bendan Ngisor Semarang
Kriteria ketuntasan klasikal
Kriteria Ketuntasan individu
Kualifikasi
≥80 ≥ 68 Tuntas
80 68 Tidak Tuntas Sumber : SK KKM SDN Bendan Ngisor tahun 20132014
Apabila ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 80, maka dikatakan berhasil. Penyajian data disajikan dengan membuat distribusi frekuensi. Adapun
langkah-langkahnya sebagai beikut: a. Mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah.
b. Menentukan rentang Rentang = data terbesar
– data terkecil c. Menentukan banyaknya kelas.
k banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n
d. Menentukan panjang kelas Panjang kelas =
� � ��� � ��� ������� �����
e. Membuat distribusi frekuensi dengan lebar kelas dan banyaknya kelas interval.
f. Memasukkan setiap nilai ke dalam kelas interval. Poerwanti dkk, 2008: 6.13
Adapun cara menentukan kriteria ketuntasan hasil belajar adalah sebagai berikut : Nilai maksimum adalah 100 dan nilai minimum adalah 68. Predikat nilai yang
digunakan yaitu, sangat baik, baik, dan cukup. R = nilai tertinggi
─ nilai terendah = 100 ─ 68 = 32
K = 3 karena menggunakan tiga kriteria Panjang kelas =
� � ��� � � � ������� �����
Panjang kelas =
32
= 10,66 dibulatkan menjadi 11
3
Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar
Hasil belajar Kategori
Kualifikasi
86 ─ 100 Sangat Baik SB
Tuntas 76 ─ 85
Baik B Tuntas
68 ─ 75 Cukup C
Tuntas 68
Kurang K Tidak Tuntas
3.7.2. Data Kualitatif