1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan bentuk perubahan peradaban, dari peradaban kuno menjadi peradaban modern. Di era globalisasi ilmu pengetahuan dan
teknologi IPTEK semakin maju. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah memberi pengaruh terhadap berbagai aspek pada kehidupan manusia salah satunya pada aspek hiburan, dimana telah memunculkan berbagai
macam permainan modern. Permainan modern adalah permainan yang memanfaatkan teknologi didalamnya seperti nintendo, playstation, game
online, dan lain sebagainya. Permainan modern memiliki ciri khas kurang adanya pola gerak. Anak-anak
yang sedang bermain permainan modern misalnya playstation, posisinya statis dan hanya jari tangannya saja yang bergerak dinamis. Hal tersebut akan
mempengaruhi kualitas gerak anak dan pertumbuhan fisik anak karena tidak ada keseimbangan gerak jasmani secara keseluruhan. Selain kurang adanya pola
gerak permainan modern juga memilki ciri khas lain yaitu biasanya dimankan secara individu tanpa adanya teman. Hal tersebut akan membentuk karakter
anak menjadi seseorang yang individualis karena anak kurang berkomunikasi dengan temannya.
Sejatinya Indonesia memiliki beragam permainan yang dapat memberikan banyak manfaat terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu
permainan tradisional. Menurut Sukintaka 1992:91, permainan tradisional
merupakan permainan yang dimainkan oleh anak-anak pada suatu daerah secara tradisi, yang dimaksud tradisi disini adalah permainan ini telah diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setiap daerah di Indonesia masing-masing memiliki beragam permainan
tradisional. Permainan tradisional Indonesia mudah dilakukan dan dapat dimainkan di lapangan atau di halaman sekitar rumah. Ada permainan yang
tidak memerlukan banyak energi untuk memainkannya, ada juga yang memerlukan banyak energi untuk memainkannya. Permainan tradisional
Indonesia yang untuk memainkanya memerlukan banyak energi serta banyak membutuhkan aktivitas fisik, secara tidak langsung dapat mengukur kebugaran
jasmani anak. Permainan tradisional juga banyak mengandung nilai filosofis dan kearifan
lokal. Permainan tradisional secara langsung atau tidak langsung memiliki
pengaruh besar untuk menanamkan nilai moral dan karakter anak, serta menumbuhkembangkan potensi anak agar mampu berfikir cerdas dan bersikap
baik. Permainan tradisional yang berkembang di Indonesia diantaranya adalah: sundamanda, balap karung, egrang, gobak sodor, bentengan, gasing,
boy-boyan, dsb. Melihat banyaknya manfaat yang terkandung dalam permainan tradisional,
permainan tradisional perlu dikenalkan pada anak-anak sejak dini agar anak-anak menyukainya sehingga akan terus memainkanya. Permainan
tradisional dapat dikenalkan oleh guru di sekolah, khusunya guru penjasorkes. Permainan tradisional dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai bahan
pelajaran penjasorkes di sekolah. Namun, tidak semua permainan tradisional dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran penjasorkes. Permainan tradisional
yang dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran penjasorkes adalah permainan tradisional yang didalamnya mengandung nilai pendidikan, mudah dimainkan dan
dapat melibatkan banyak siswa di kelas yang bersangkutan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan penjasorkes merupakan
pendidikan melalui aktivitas otot besar yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih. Ruang lingkup penjasorkes meliputi
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas ritmik, aktivitas akuatik, aktivitas luar kelas dan kesehatan.
Penjasorkes merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Penjasorkes di sekolah dasar mempunyai peranan penting dan strategis
dalam upaya menciptakan masyarakat yang sehat. Karena siswa sekolah dasar merupakan kelompok masyarakat yang sedang tumbuh dan berkembang, ingin
rasa gembira dalam bermain, dan memiliki kerawanan yang memerlukan pembinaan dan bimbingan.
Pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar dapat dilakukan melalui permainan tradisional. Permainan tradisional sangat tepat diajarkan dalam
pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar. Siswa sekolah dasar adalah anak yang memerlukan aktivitas berupa permainan kelompok atau individu yang
berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik, meningkatkan kemampuan gerak dasar, kemampuan sosial dan membentuk sikap yang baik. Melalui permainan
tradisional aktivitas yang diperlukan anak sekolah dasar akan terpenuhi. Melalui permainan tradisional tujuan pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar juga
akan mudah dicapai. Tujuan pembelajaran penjasorkes di sekolah adalah untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa, meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis, serta meletakan landasan karakter moral yang kuat.
Salah satu permainan tradisional yang dapat digunakan untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar adalah permainan boy-boyan. Permainan ini dapat
digunakan untuk pembelajaran permainan bola kecil. Permainan boy-boyan adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Permainan
boy-boyan dimainkan oleh dua kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 sampai 10 pemain. Model permainanya yaitu menyusun pecahan genteng menyerupai
menara yang kemudian harus dirobohkan menggunakan bola kemudian harus disusun kembali seperti semula. Permainan ini menuntut kemampuan berstrategi
dan berkerjasama yang baik untuk memenangkan permainan. SDN Panggung 5 Kota Tegal adalah lembaga pendidikan yang berada
didaerah perkotaan, tepatnya dijalan Panggung Baru III No.35 Kota Tegal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hasan selaku guru penjasorkes
SDN Panggung 5 Kota Tegal, pembelajaran penjasorkes di SDN Panggung 5 Kota Tegal masih berorientasi pada olahraga kecabangan. Pembelajaran
penjasorkes melalui permainan tradisional masih jarang dilakukan, karena siswa SDN Panggung 5 Kota Tegal tidak antusias mengikuti pembelajaran penjasorkes
melalui permainan tradisional. Khususnya siswa kelas besar, mereka lebih senang mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui olahraga kecabangan.
Pembelajaran penjasorkes melalui permainan tradisional di SDN Panggung 5 Kota Tegal kurang variatif karena hanya mengajarkan satu senis permainan
tradisional yaitu permainan gobak sodor. Pembelajaran penjasorkes melalui permainan tradisonal di SDN Panggung 5 Kota Tegal juga belum dilakukan
dalam bentuk modifikasi.
Berdasarakan uraian diatas, pembelajaran penjasorkes melalui permainan tradisional harus lebih sering dilakukan sehingga pembelajaran penjasorkes tidak
selalu berorientasi pada olahraga kecabangan. Materi permainan tradisonal yang diajarkan juga harus lebih variatif dan diajarkan dalam bentuk modifikasi
sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui permainan tradisional. Sehubungan dengan itu, penulis
mengembangkan model permainan tradisional boyan membangun Indonesia. Model permainan tradisional boyan membangun Indonesia merupakan modifikasi
dari permainan tradisional boy-boyan. Dalam permainan ini, permainan boy-boyan dimodifikasi peraturan, serta sarana dan prasarananya. Untuk
mengenalkan permainan model permaninan Boyan Membangun Indonesia maka akan diadakan penelitian dengan judul “Pengembangan Model Permainan
Tradisional Boyan Membangun Indonesia untuk Pembelajaran Penjasorkes bagi Siswa Kela SDN Panggung 5 Kota Tegal”.
1.2 Perumusan Masalah