dengan  kemampuan  individu  dan  faktor  d  adalah  faktor  di  luar  individu lingkungan.
2.3    Model POE
Saat  ini  banyak  dikembangkan  model  pembelajaran,  salah  satu  model pembelajan  adalah  POE.  White    Gunstone  sebagaimana  yang  dikutip  Wu-Tsai
2005, strategi POE dikembangkan untuk menemukan kemampuan memprediksi siswa  dan  alasan  mereka  dalam  membuat  prediksi  tersebut  mengenai  gejala
sesuatu.  Dalam  POE  terdapat  beberapa  metode  saintifik  yang  merupakan  bagian dari  pembelajaran  sains,  yaitu  membuat  hipotesis  predict,  melakukan
eksperimen observe, dan menganalisis explain. Metode saintif yang lain yaitu mendefinisikan  dan  membuat  kesimpulan.  Siswa  dengan  pembelajaran  POE  ini
diharapkan  dapat  menguasai  ketiga  dari  lima  kemampuan  metode  saintifik tersebut.  Tentu  saja  kompetensi  siswa  tersebut  sudah  harus  mampu  menjadikan
mereka  paham  dan  mengaplikasikan  pengetahuannya  dalam  kehidupan  yang nyata.
Hasil  penelitian  Liang  2011:  64  menunjukan  bahwa:  “kegiatan  POE dapat digunakan oleh guru untuk merancang kegiatan belajar yang dimulai dengan
sudut  pandang  siswa,  bukan  guru  atau  ilmuan. ”  Teerasong  et  al.  2007:  137
menyatakan,  strategi  POE  memberikan  kesempatan  bagi  siswa  untuk menghasilkan  pengetahuan  konseptual  mereka  sendiri  melalui  rekonsiliasi  dan
negosiasi  antara  pengetahuan  awal  dan  pengetahuan  baru. Penemuan  ini  juga
menunjukkan bahwa
POE efektif
dalam memfasilitasi
guru untuk
mengidentifikasi tingkat kemajuan siswa dari waktu ke waktu.
POE  dapat  digunakan  untuk  mencari  ide  awal  siswa,  mengetahui  tentang pemikiran  siswa,  menghasilkan  diskusi  dan  memotivasi  siswa  untuk  ingin
mengeksplorasi konsep. Pembelajaran model POE mempunyai kriteria antara lain: a.  mempunyai prosedur yang sistematis sesuai metode ilmiah,
b.  model POE merupakan kegiatan pembelajaran berbasis laboratorium, c.  kegiatan pembelajaran di mulai dari sudut pandang siswa,
d.  pembelajaran bersifat konstruktif. Pembelajaran  dengan  model  POE  menggunakan  tiga  langkah  utama  dari
metode ilmiah. Secara lebih rinci tahapan POE dapat diuraikan sebagai berikut: a.  Predict  merupakan  suatu  proses  membuat  dugaan  terhadap  suatu  peristiwa
fisika.  Siswa  diberi  kebebasan  seluas-luasanya  menyusun  dugaan  dengan alasannya.  Semakin  banyaknya  muncul  dugaan  dari  siswa,  guru  akan  dapat
mengerti bagaimana konsep dan pemikiran fisika siswa tentang persoalan yang diajukan.  Pada  proses  prediksi  ini  guru  juga  dapat  mengerti  miskonsepsi  apa
yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar.
b.  Observe  yaitu  melakukan  percobaan,  pengamatan  apa  yang  terjadi.  Dengan kata  lain  siswa  diajak  untuk  melakukan  percobaan,  untuk  menguji  kebenaran
prediksi  yang  mereka  sampaikan.  Pada  tahap  ini  siswa  melakukan  praktikum, untuk  menguji  prediksi  yang  mereka  ungkapkan.  Siswa  mengamati  apa  yang
terjadi,  yang  terpenting  dalam  langkah  ini  adalah  konfirmasi  atas  prediksi mereka.
c.  Explain yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan  hasil  praktikum  dari  tahap  observasi.  Apabila  hasil  prediksi  tersebut
sesuai  dengan  hasil  observasi  dan  setelah  mereka  memperoleh  penjelasan tentang  kebenaran  prediksinya,  maka  siswa  semakin  yakin  akan  konsepnya.
Akan  tetapi,  jika  dugaannya  tidak  tepat  maka  siswa  dapat  mencari  penjelasan tentang  ketidaktepatan  prediksinya.  Siswa  akan  mengalami  perubahan  konsep
dari  konsep  yang  tidak  benar  menjadi  benar.  Siswa  dapat  belajar  dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan.
Keterampilan proses memprediksi, mengamati, dan menjelaskan terdapat dalam lingkup strategi POE. Terdapat beberapa indikator dari ketiga keterampilan
proses tersebut, diantaranya: 1.  Mempredisi
a. Mengemukakan  apa  yang  mungkin  terjadi  pada  keadaan  yang  belum diamati,
b. Mengumpulkanmenggunakan fakta yang relevan. 2.  Mengamati
a. Menggunakan sebanyak mungkin indera, b. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan.
3.  Menjelaskan a. Mengetahui  bahwa  ada  lebih  dari  satu  kemungkinan  penjelasan  dari  satu
kejadian, b. Menyadari  bahwa  satu  penjelasan  perlu  diuji  kebenarannya  dengan
memperoleh bukti lebih banyak dalam pemecahan masalah.
POE  merupakan  strategi  yang  digunakan  dalam  mempelajari  ilmu pengetahuan.  Model  ini  lebih  cocok  dengan  eksperimen  atau  demonstrasi  yang
memungkinkan  pengamatan  secara  langsung.  Kegiatan  POE  memberikan  siswa banyak kesempatan untuk berfikir logis  dan memberikan dasar konseptual untuk
mendukung pengembangan intelektual dan linguistik. Terlepas dari prediksi yang siswa buat, siswa dapat membentuk representasi mental  yang lebih baik dari apa
yang  mereka  lihat  dan  merombak  pemahaman  yang  telah  dibuat  pada  tahap prediksi.  Sehingga,  akan  dihasilkan  pemahaman  konsep  yang  baik  untuk  siswa
tersebut. Hal ini menunjukna  bahwa, “pemahaman konsep untuk pendidikan sains anak-anak sangat  penting dalam  rangka memberikan landasan pengetahuan  yang
kokoh  yang  akan  digunakan  untuk  pengetahuan  selanjutnya”  Liang,  2011:  63. Secara teori, POE ini menginduk pada paham pembelajaran konstruktifisme. Wu-
Tsai 2005: 2, konstruktivisme adalah teori tentang mengetahui dan pengetahuan tidak  dapat  langsung  ditularkan  tetapi  harus  secara  aktif  dibangun  oleh  peserta
didik. Kegiatan  yang  harus  dilakukan  oleh  guru  adalah  mengatur  eksperimen
yang berhubungan dengan topik pembelajaran dan menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh siswa, dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap 1: Predict membuat prediksi a. Meminta  siswa  untuk  menuliskan  prediksi  mereka  tentang  sesuatu  yang
akan terjadi secara bebas, menurut masing-masing siswa, b. Menanyakan  kepada  siswa  apa  yang  mereka  pikirkan  tentang  apa  yang
mereka lihat dan alasan mereka menjawab demikian.
Tahap 2: Observe mengamati a. Melakukan percobaan,
b. Memberi waktu kepada siswa untuk mengamati, c. Meminta siswa untuk menuliskan hasil pengamatan.
Tahap 3: Explain menjelaskan a. Meminta  siswa  untuk  membandingan  antara  hasil  pada  tahap  predict
dengan tahap observe, b. Siswa mendiskusikan ide mereka bersama-sama.
2.4   Pembelajaran Kontekstual