Aktivitas siswa dalam pembelajaran

36 persoalan. Adanya rasa keingintahuan siswa terhadap suatu obyek belajar, akan meningkatkan motivasi anak untuk mempelajarinya. Sumber belajar yang menyenangkan rekreatif akan meningkatkan motivasi bagi siswa untuk belajar, sehingga dapat membuat siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran. Hal itu sesuai dengan pernyataan Saptono 2003 bahwa kemampuan siswa untuk bereksplorasi di alam dan mengkomunikasikan hasil pengamatan di depan kelas dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan Joyful Learning. Pengalaman belajar yang menyenangkan tersebut dapat melekat dalam memori siswa untuk periode waktu yang lebih lama, sehingga siswa akan lebih mudah untuk mengingatnya kembali saat mengerjakan soal tes walaupun evaluasi tidak langsung dilaksanakan seusai pembelajaran. Keberhasilan suatu pembelajaran yang berupa pencapaian hasil belajar siswa secara optimal juga sangat ditentukan oleh penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini jika guru dapat memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kemampuan siswa dalam kehidupan sehari-hari, maka kegiatan pembelajaran dapat membuahkan hasil yang lebih baik karena dapat memotivasi siswa dalam belajar. Bagi siswa yang belum tuntas, disarankan untuk dilaksanakan remidi dengan pemberian tugas berupa pengumpulan artikel bergambar spesimen dari kelas Arthropoda. Hal tersebut bertujuan agar siswa mempelajari kembali materi Arthropoda yang telah diajarkan dan diharapkan siswa akan lebih paham dengan materi tersebut.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

Proses belajar tidak mungkin terjadi tanpa adanya aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Pembelajaran biologi termasuk dalam IPA yang lebih menekankan pada ketrampilan proses sehingga dalam pembelajaran siswa dituntut untuk terlibat secara aktif sehingga hal ini akan berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk belajar. Kualitas keaktifan siswa dihitung dari persentase jumlah siswa yang tergolong sangat aktif dan aktif. Penelitian dikatakan berhasil apabila kualitas keaktifan siswa mencapai 75. 37 Saat siswa melakukan pengamatan di kelas maupun di Pantai Kartini, tiap dua kelompok siswa diamati oleh seorang observer dengan panduan lembar observasi. Hasil data aktivitas siswa dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pengamatan. Data hasil observasi yang telah dirangkum pada Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase jumlah siswa kelas X-3 yang tergolong sangat aktif dan aktif sebanyak 94,5, sedangkan siswa kelas X-6 sebanyak 88,9. Hal ini menunjukkan bahwa siswa aktif melaksanakan pengamatan dan eksplorasi di dalam kelas dan kawasan BBPBAP, bekerja secara berkelompok untuk memecahkan masalah, menganalisis masalah tersebut dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas sebagai evaluasi dan penguatan, selain itu siswa juga mendapatkan informasi dari guru dan petugas BBPBAP, sehingga memacu siswa untuk mengembangkan aktivitas mereka dalam belajar memecahkan masalah, melakukan pengamatan baik langsung maupun tidak langsung, dan dalam dinamika kelompok untuk saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama. Aktifitas tersebut menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan tahapan dalam pembelajaran investigasi kelompok, dalam pelaksanaan group investigation terdapat enam tahapan yaitu: a observasi, b eksplorasi, c pelaksanaan dan pengorganisasian pembelajaran, d belajar mandiri dan kelompok, e analisis dan evaluasi, f pengulangan dan penguatan aktivitas Abordo dan Samuel 2005. Aktivitas siswa kelas X-3 lebih tinggi dari kelas X-6, demikian juga dengan hasil belajarnya, karena keaktifan siswa yang tinggi akan meningkatkan rasa ingin tahu yang secara otomatis akan meningkatkan pemahaman siswa dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari kedua kelas yang diteliti ini tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori tidak aktif dan sangat tidak aktif. Hasil ini menunjukkan tercapainya indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian karena secara klasikal 75 siswa aktif dalam pembelajaran. Keberhasilan penggunaan model Investigasi kelompok terhadap aktivitas siswa juga telah dibuktikan oleh Joyce, Weil, Calhoun 2000 diacu dalam Abordo dan Samuel 2005 menyatakan bahwa group investigation dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam partisipasi kelompok dan meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran investigasi kelompok 38 dapat meningkatkan ketrampilan untuk mengemukakan pendapat dalam berdiskusi kelompok Masitoh 2006. Aktivitas siswa tinggi juga disebabkan karena sumber belajarnya adalah Pantai Kartini, sehingga dalam proses pembelajarannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas, mempunyai ruang gerak yang lebih luas, dan belajar lebih menyenangkan. Kenyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Edgar Dale dalam Sudjana 2004 bahwa sumber belajar dengan pengalaman langsung adalah sumber belajar yang paling luas dan kompleks data cakupannya, sumber belajar ini dapat memberikan pengalaman yang lebih konkrit dan lebih nyata, sehingga akan memberikan memori atau daya ingat yang lebih kuat pada siswa. Melalui aktivitas yang cukup dalam berinteraksi dengan lingkungan maka siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih tahan lama dalam ingatannya. Jadi dengan demikian, hasil belajar siswapun akan menjadi lebih optimal.

3. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran