Diskusi Kelompok Teknik dalam Bimbingan Kelompok
Mengacu pada standar kompetensi peserta didik SMP pada poin mencapai kematangan emosi, peningkatan kecerdasan emosi dapat dilakukan melalui
layanan yang terdapat dalam bimbingan konseling yaitu bimbingan kelompok. Hal ini karena menurut Yusuf dan Nurihsan 2006 bimbingan kelompok
dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya berbagai permasalahan atau kesulitan pada diri konseli. Sehingga dengan adanya bimbingan kelompok,
dapa menegah berbagai masalah akibat rendahnya kecerdasan emosi yang dimiliki.
Menurut Goleman 2015, kecerdasan emosi diindikasikan dengan adanya kesadaran diri, kemampuan mengelola emosi, kemamuan memotivasi diri,
kemampuan berempati dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Ketika seorang individu belum sepenuhnya memiliki kemampuan seperti
dipaparkan diatas, maka perlu bagi individu tersebut untuk meningkatkan kecerdasan emosionalnya melalui berbagai upaya yang salah satunya yaitu
bimbingan kelompok.
Hal ini karena di bimbingan kelompok melalui dinamika kelompok, para anggota dapat mengembangkan diri secara bersama-sama karena mereka
mempunyai hubungan psikologis yang jelas. Hal ini sejalan dengan Hartinah 2009:12 yang mengatakan “ suasana kelompok adalah antar hubungan dari
semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing-masing anggota tersebut secara perorangan dapat memanfaatkan
informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalah tersebut”. Adanya teknik pemberian informasi yang disampaikan oleh
pemimpin kelompok secara positif dan kontruktif mengenai emosi dalam bimbingan kelompok, membuat pengetahuan dan pemahaman anggota
kelompok mengenai kecerdasan emosi menjadi lebih berkembang sehingga kecerdasan emosi mereka dapat meningkat Nurnainingsih, 2011. Hal ini
sesuai pula dengan Hartinah 2009:104, bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama, melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu terutama dari guru pembimbing dan atau membahas
secara bersama-sama pokok bahasan topik tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupanya sehari-hari dan atau untuk
perkembangan dirinya, baik sebagai individu, pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan atau tindakan pelajar.
Melalui bimbingan kelompok setiap anggota akan diberikan informasi berkenaan dengan emosi untuk kemudian dibicarakan bersama-sama anggota
lainnya untuk mencari solusi yang tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno 1995 yang menyatakan isi dan materi kegiatan bimbingan
kelompok terdiri atas informasi yang berkaitan dengan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Melalui dinamika kelompok sebagai media dalam kegiatan bimbingan kelompok
diharapkan setiap anggota dapat menyumbangkan pendapat, gagasan dan masukan serta pengalamannya secara terbuka mengenai bagaimana
seharusnya bersikap ketika emosi tertentu muncul, mengelola dan memanfaatkan emosi secara efektif.