yang mengakibatkan melemahnya daya gempur pasukan. Untuk menanggulanginya tabib kerajaan membuatkan pelindung untuk melindungi alat kelamin para prajurit,
yang disebut Kondom. Nama “kondom” berasal dari bahasa latin “Condon” yang berarti wadah.. Di
tahun 1980-an penggunaan kondom meningkat karena persebaran virus baru HIVAIDS. Pada saat itu kondom dirasa dapat menjadi alat yang bisa
menanggulanginya. Sampai saat ini kondom telah banyak ber-evolusi, dengan berbagai macam rasa dan bentuk agar lebih nyaman digunakan dan lebih variatif
dalam memberikan sensasi berhubungan seks, bahkan di era 1990-an sampai 2000-an telah diperkenalkan
2.2.3 Cara Menggunakan Kondom dengan Baik dan Benar
Cara menggunakan dengan baik dan benar: 1.
Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan lalu dorong kondom dengan jari anda keposisi bawah. Tujuannya agar tidak robek saat membuka bungkusnya,
selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom. 2.
Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada disebelah lua
Pencet ujung kondom agar tidak ada udara yang masuk dan letakkan pada kepala penis.
3. Baik pihak suami atau istri dapat memasangkan kondom ke penis, pada saat
kondom dipasang penis harus selalu dalam keadaan tegang. Pasanglah kondom
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis jangan menggunakan kuku, karena kondom dapat robek.
4. Jangan ada kontak penis dengan vagina sebelum menggunakan kondom. Segera
setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina. Pegang pangkal penis dan lepaskan kondom dengan hati-hati selagi masih tegang jangan sampai ada cairan sperma
yang tercecer keluar. 5.
Ikat kondom agar cairan sperma tidak dapat keluar, dan buang ditempat yang aman. Jangan buang kondom bekas pakai di WC karena dapat menyumbat. Pilih
kondom yang paling cocok dengan selera dan ukuran penis anda BKKBN, 2006
2.2.4 Manfaat Kondom
Untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi menular lain seperti infeksi gonorrhea, chalamida, herpes hingga HIAIDS serta merupakan
metode lain dalam keluarga berencana
2.5.5 Efektifitas Kondom
Pelaksanaan program 100 penggunaan kondom di Kamboja dimulai pada Oktober 1998 di Sihanoukville, sebuah distrik yang banyak pekerja seksnya.
Kemudian menjadi program nasional pada tahun 2001. Program ini berhasil menurunkan prevalensi HIV dan IMS di kalangan pekerja seks dan klien. Program ini
juga dilaksanakan di beberapa negara asia lainnya, seperti Filipina dan Vietnam. Negara Asia lain yang menjalankan program 100 penggunaan kondom adalah
Myanmar pada awal tahun 2001 di kota Bago, Pyay, Kwathaung dan Tachileik, kemudian berkembang ke 152 kota lainnya pada awal 2006. Terdapat laporan
Universitas Sumatera Utara
penggunaan kondom pada pekerja seks meningkat dari 60,7 2001 menjadi 91,0 2002, terdapat penurunan prevalensi sifilis dari 6 menjadi 3
Rojanapithayakorn, 2008.
2.2.6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Kondom 1. Keuntungan