dukungan media menunjukkan ada pengaruh terhadap penggunaan kondom dengan nilai p = 0,029.
Perkembangan media massa saat ini berkembang dengan pesat, oleh karena itu media massa merupakan wadah yang tepat untuk mempromosikan produk-produk
kesehatan terkhususnya mempromosikan kondom, yang sasarannya bagi semua kalangan yang dapat diakses dengan mudah dan cepat. Kampanye media massa yang
mempromosikan penggunaan kondom akan lebih efektif juga bila didukung oleh peragaan dan sarana promosi di sentra penjualan. Dengan demikian, dampak pesan-
pesan yang menggalakkan penggunaan kondom untuk perlindungan terhadap PMS akan semakin kuat. Dengan adanya dukungan dari berbagai media dapat
meningkatkan pengetahuan para pria yang melahirkan kesadaran dan kemampuan para pria untuk menggunakan kondom terkhususnya pada hubungan yang beresiko.
5.4 Penggunaan Kondom Pada Pria di Lokalisasi Bukit Maraja
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kondom pada pria di lokalisasi Bukit Maraja Kabupaten Simalungun sebesar 28,3 dan sebesar 71,7 tidak
menggunakan kondom. Para pria tidak menggunakan kondom disebabkan kenyamanan mereka akan berkurang saat menggunakan kondom, padahal mereka
mengetahui bahwa PSK merupakan faktor resiko dalam menularkan Penyakit Menular Seksual PMS. Rasa ketidakpuasaan saat berhubungan menyebabkan
mereka memilih untuk tidak menggunakan kondom.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan kondom merupakan salah satu prilaku dalam mencegah penularan penyakit seksual saat melakukan hubungan seksual. Kondom biasanya
dibuat dari bahan karet latex, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa pengetahuan pria mengenai kondom dan fungsi kondom sudah cukup baik, tetapi yang menjadi kendalanya yaitu bahwa asumsi pria mengenai
kondom kurang baik, tidak hanya itu saja ketersediaan kondom yang susah di jangkau menyebabkan para pria tidak menggunakan kondom.
Di lokalisasi tersebut juga tidak menyediakan atau memperjualbelikan kondom, karena banyak dari pelanggan mereka enggan menggunakan kondom,
ketakutannya jika diharuskan menggunakan kondom para pelanggan mereka akan beralih ke tempat lain, jadi di lokalisasi tersebut penggunaan kondom diputuskan oleh
para pelanggan pria dan para pelangganlah yang menyediakan kondom tersebut. Hasil yang didapatkan yaitu bahwa pengetahuan yang baik mengenai kondom
dan ketersediaan kondom tidak mempengeruhi pria di lokalisasi Bukit Maraja dalam menggunakan kondom tetapi sikap, dukungan pekerja seksual, dukungan petugas
kesehatan dan dukungan media dapat memengaruhi penggunaan kondom. Oleh karena iu sangatlah dibutuhkan pendekatan kepada kedua belah pihak baik dari
pelanggan maupun pekerja seks untuk meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya menggunakan kondom dalam hubungan seksual berisiko tinggi.
Universitas Sumatera Utara
5.5 Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Sikap, Dukungan Pekerja Seksual, Petugas Kesehatan dan Media terhadap Penggunaan Kondom
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pengaruh sikap terhadap penggunaan kondom diperoleh nilai p=0,005, dengan odds ratio OR 49,640. artinya responden
yang memiliki kategori sikap negatif mempunyai peluang tidak menggunakan kondom 49 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang sikapnya positif.
Pengaruh dukungan pekerja seksual diperoleh nilai p=0,003, dengan odds ratio OR 89,149 artinya responden yang tidak didukung oleh pekerja seksual mempunyai
peluang tidak menggunakan kondom 89 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan dari pekerja seksual.
Pengaruh dukungan petugas kesehatan diperoleh nilai p=0,030, dengan odds ratio OR 44,070 artinya responden yang tidak didukung oleh petugas kesehatan
mempunyai peluang tidak menggunakan kondom 44 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan. Pengaruh
dukungan media diperoleh nilai p=0,029, dengan odds ratio OR 21,507 artinya responden yang tidak didukung oleh media mempunyai peluang tidak menggunakan
kondom 21 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapatkan dukungan dari media.
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 91,7 yang artinya variabel sikap, dukungan pekerja seksual, dukungan petugas kesehatan kesehatan, dan
dukungan media bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap penggunaan kondom sebesar 91,7, sedangkan sisanya sebesar 8,3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan nilai koefisien regresi menyatakan bahwa responden yang sikap tentang kondom negatif, tidak didukung oleh pekerja seksual, petugas kesehatan dan
media, memiliki probabilitas individu pria tidak menggunakan kondom sebesar 99,61. Responden yang sikapnya positif, mendapatkan dukungan oleh pekerja
seksual, petugas kesehatan dan media, memiliki probabilitas individu pria tidak menggunakan kondom sebesar 0,0006.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan