nilai p= 0, 003 α=0,05. Dukungan untuk menggunakan kondom dari pekerja seksual
merupakan faktor penguat bagi pelanggan pria untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seks berisiko. Bentuk dukungan pekerja seksual terhadap
penggunaan kondom yaitu memberikan informasi mengenai kondom yang dapat mencegah penularan PMS dan menganjurkan untuk selalu menggunakan kondom
saat berhubungan seksual. Dukungan yang diberikan secara positif akan menjadi faktor penguat bagi timbulnya perilaku positif pula.
Kesadaran pelanggan pria dan pekerja seksual merupakan kunci yang penting dalam penggunaan kondom. Kesadaran akan bahaya terjangkit PMS perlu
ditanamkan pada kedua pihak sehingga kedua belah pihak dapat memiliki kemauan dan kemampuan untuk menggunakan kondom dalam PMS. Tetapi sering kali posisi
PSK sebagai wanita menjadi lemah dan tidak dapat memaksa pelanggan pria untuk menggunakan kondom dengan alasan daripada tidak mendapat tamu dan mereka
tidak bisa memaksa karena mereka adalah tamunya dan harus diberi layanan dengan baik.
5.3.2 Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Penggunaan Kondom
Mayoritas petugas kesehatan di wilayah kerja lokalisasi
mayoritas kurang mendukung penggunaan KB sebesar 83,3 dan sebesar 16,7 mendukung
penggunaan kondom. Hasil penelitian menunjukkan masih kurangnya dukungan dari petugas terlihat dari sebagian besar pria menyatakan tidak mendapatkan kondom
gratis, tidak pernah mendapatkan demonstrasi tentang penggunaan dan pemasangan kondom dengan baik dan benar, tidak pernah mendapatkan leaflet, brosur, dan
Universitas Sumatera Utara
lainnya tentang penggunaan kondom untuk mencegah PMS Penyakit Menular Seksual dari petugas kesehatan.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,001 α=0,05, dengan demikian
terdapat hubungan antara petugas kesehatan dengan penggunaan kondom. Hasil penelitian ini sesuai dengan Evianty 2008 yang menyatakan ada hubungan
dukungan petugas kesehatan dengan penggunaan kondom dengan nilai p= 0,012. Artinya dengan melakukan kegiatan penyuluhan tentang manfaat kondom secara
berkala dan terus-menerus oleh petugas kesehatan dan memberikan kondom yang gratis memungkinkan dapat membuat mereka untuk mau dan mampu menggunakan
kondom seperti yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Pria yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan yang menggunakan
kondom adalah sebesar 80,0 yang dan sebesar 20,0 tidak menggunakan kondom. Pria yang tidak mendapatkan dukungan petugas kesehatan sebesar 18,0
menggunakan kondom dan sebesar 82,0 tidak menggunakan kondom. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel dukungan petugas kesehatan
menunjukkan ada pengaruh terhadap penggunaan kondom dengan nilai p= 0,030
α=0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan Evianty 2008 yang menyatakan ada pengaruh petugas kesehatan dengan penggunaan kondom dengan
nilai p= 0,042. Petugas kesehatan menjadi salah satu pihak yang paling bertanggung jawab
dalam mengkampanyekan penggunaan kondom terlebih kepada masyarakat yang beresiko tinggi terjangkit penularan penyakit seksual. Hal ini sesuai dengan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Rogers dan Shoemaker dikutip Sarwono 2004 mengungkapkan bahwa sebelum seseorang memutuskan berprilaku baru, diawali dengan menerima informasi dari
petugas kesehatan. Ketika seseorang mulai berminat maka petugas kesehatan meningkatkan motivasinya agar seseorang bersedia menerima obyek. Dari hasil
peruasi petugas kesehatan dan pertimbangan pribadi orang dibuatlah keputusan menerima atau justru menolak ide baru tersebut dan tahap terakhir tahap penguatan
dimana orang meminta dukungan atas keputusan untuk berprilaku baru, maka petugas harus memantapkan praktek perilaku yang baru. Oleh karena itu, petugas kesehatan
dapat memberikan pengaruh dan motivasi dalam penggunaan kondom dalam hubungan seks beresiko.
5.3.3 Pengaruh Dukungan Media terhadap Penggunaan Kondom