BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Faktor Presdisposing
Faktor predisposisi merupakan faktor positif yang mempermudah terwujudnya praktik, maka sering disebut faktor pemudah. Faktor ini mencakup
seperti pengetahuan individu, sikap, tingkat pendidikan dan unsur-unsur lain yang ada dalam individu tersebut atau masyarakat. Dalam penelitian ini faktor presdiposisi
yang mempengaruhi penggunaan kondom adalah pengetahuan dan sikap.
5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Kondom
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan responden untuk dapat menjawab dengan benar semua pernyataan
tentang kondom. Pengetahuan pria di Lokalisasi Bukit Maraja pada penelitian ini mayoritas baik yaitu sebesar 85,0, dan pria yang berpengetahuan rendah sebesar
15,0. Pengetahuan pada pria mengenai kondom sudah baik, mayoritas pria sedah
mengetahui dengan benar pengertian kondom, kegunaan kondom, keuntungan kondom, pengertian Infeksi Menular Seksual IMS, penularan IMS, dan cara
Universitas Sumatera Utara
pencegahannya. Hasil uji chi square diperoleh nilai p =0,214 α=0,05, dengan
demikian tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kondom. Seorang individu akan merubah perilakunya jika hal tersebut sudah menjadi suatu
kebutuhan, sama halnya yang terjadi pada pria di lokalisasi Bukit Maraja bahwa penggunaan kondom masih belum menjadi kebutuhan bagi mereka saat melakukan
hubungan seksual beresiko tinggi. Para pria masih belum membutuhkan penggunaan kondom dimungkinkan dikarenakan para pria belum pernah mengalami IMS ataupun
belum sadar jika mereka terkena IMS, sehingga mereka merasa bahwa tidak perlu menggunakan kondom, karena tanpa kondompun mereka tidak merasa ada kelainan
penyakit dalam tubuh mereka.
5.1.2 Pengaruh Sikap terhadap Penggunaan Kondom
Mayoritas pria memiliki sikap yang positif yaitu sebesar 33,3 dan sebesar 66,7 pria yang memiliki sikap yang negatif terhadap penggunaan kondom. Hasil
penelitian kebanyakan pria merasa tidak setuju jika menjual kondom di tempat umum, mereka masih menganggap bahwa kondom masih hal yang tabu jika
diperjualbelikan di tempat umum. Para pria juga menyatakan bahwa tidak harus selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan PSK, hal ini
disebabkan karena penggunaan kondom membuat mereka tidak nyaman, walaupun dilain pihak para pria mendukung dan berpartisipasi dalam promosi penggunaan
kondom dalam mencegah PMS. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,001, dengan demikian terdapat
hubungan antara sikap dengan penggunaan pria. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
Budiono 2011 di Argorejo Semarang menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap praktik penggunaan kondom. Green dan Kreuter 2005 juga menyatakan
sikap merupakan faktor untuk mempermudah terjadinya perubahan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar 2007 antara
lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta pengaruh factor emosional. Faktor-
faktor ini teralisasi menjadi tindakan yang dilakukan pria. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap
positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk
menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu Purwanto 1999. Pria yang bersikap positif terhadap penggunaan kondom lebih banyak menggunakan
kondom yaitu sebanyak 15 orang 46,9 daripada pria yang bersikap negative terhadap penggunaan kondom yaitu hanya 2 orang 7,1 yang menggunakan
kondom. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel siakap menunjukkan ada pengaruh terhadap penggunaan kondom pada pria dengan nilai
p= 0, 014 α=0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Luciana 2012 yang
menyatakan bahwa sikap secara bersama berpengaruh signifikan terhadap perilaku penggunaan kondom di kalangan Gendak.
Sikap mempunyai segi motivasi berarti segi dinamis menuju suatu tujuan berusaha mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi
pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan bertindak sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan itu. Walaupun mayoritas pria di lokalisasi Bukit Maraja bersikap positif terhadap penggunaan kondom tapi sebagian besar dari mereka tidak juga me
nggunakan kondom, menurut teori WHO Notoatmojo, 2003 menyatakan bahwa sikap positif seseorang tidak otomatis terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini
disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Sikap juga akan diikuti atau tidak diikuti oleh
tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Sikap juga di pengaruhi oleh nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap
orang dalam bermasyarakat.
5.2 Pengaruh Faktor Enabling