Proses Konflik. Gejala Konflik.

atau rasa saling menguasai yang berlebihan. Dalam pengelolaan keperawatan, konflik sering terjadi. Oleh karena itu pengelola manajer keperawatan diharapkan dapat berperan sebagai pembaharu untuk membuat keadaan menjadi stabil dan seimbang. Secara lebih mendetail konflik dapat disebabkan karena; 1. Adanya saling ketergantungan, mengandalkan bantuan orang lain dalam pemberian pelayanan keperawatan namun tidak menghasilkan sesuatu yang memuaskan akhirnya timbul frustasi dan kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Hubungan yang sangat dekat antara dua individu juga dapat menimbulkan konflik, karena kesalahan satu orang yang dekat dan yang satu lagi merasa segan untuk menegur teman yang berbuat kesalahan tersebut. 3. Peran yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga menimbulkan kekecewaan pengelolaan keperawatan, seperti kebingungan peran, konflik peran dan lain­lain. 4. Masalah pribadi antar staf atau antara staf dan pimpinan yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

C. Proses Konflik.

Dari kesimpulan yang diidentifikasikan oleh Filley 1980, ada enam tahap proses konflik; 1. Kondisi­kondisi yang mendahului. Kondisi yang bisa mencetuskan konflik antara lain adanya perubahan­perubahan yang cepat. Tahap pertama konflik ini disebut juga sebagai latent conflict. 2. Konflik yang dipersepsi; adalah pengenalan kondisi­kondisi yang ada di antara pihak yang terlibat atau di dalam diri yang dapat menyebabkan konflik. Konflik yang dipersepsi bersifat logis, tidak personal, dan obyektif. 14 3. Konflik yang dirasakan; adalah bersifat subjektif karena orang merasa ada konflik relasi. Perasaan ini sering digambarkan sebagai ancaman, permusuhan, ketakutan dan atau ketidakpercayaan. 4. Perilaku yang dinyatakan; dapat mengambil bentuk sebagai agresi, pasif, asertif, persaingan, debat, atau pemecahan masalah. Konflik yang dipersepsi dan atau yang dirasakan pada umumnya berakibat dalam tindakan­perilaku actual yang tampak. 5. Penyelesaian atau penekanan konflik, langkah berikut dalam proses konflik, adalah mengakhiri konflik baik dengan perjanjian di antara yang terlibat atau melalui penaklukan salah satu pihak. Pada konflik persaingan, peraturan akan menentukan hasil konflik. 6. Penyelesaian akibat konflik, disini orang yang terlibat akan memahami proses belajar yang negatif maupun yang positif terhadap adanya konflik.

D. Gejala Konflik.

Gejala­gejala konflik bervariasi menurut penyebab dan menurut orang­ orang atau kelompok yang memperlihat gejala konflik dalam Manchester Open Learning, 1997. Gejala­gejala konflik bisa bersifat; 1. Jelas­­­ pertengakaran biasa atau perkelahian. 2. Samar­samar­­­ suasana yang terasa terlalu tenang. 3. Aktif­­­ kata­kata marah atau surat bernada keras. 4. Pasif­­­ tidak saling bertegur sapa. Beberapa gejala yang lebih umum, antara lain; 1. Kemerosotan standar kerja. 2. Perselisihan. 3. Menghindari kontak social. 4. Suasana tegang. 5. Semakin sering digunakannya kata­kata “mereka” dan “kita”. 6. Bersikap terlalu sopan atau terlalu formal. 15 7. Tidak sabar menanti saat pekerjaan usai. 8. Moral yang merosot.

E. Akibat Konflik.