Etika Kerja Kemitraan Setelah selesai kegiatan, supervisor dan perawat pelaksana

6. Pemberi pelayanan memikul tanggung jawab yang sama untuk meningkatkan mutu pelayanan. 7. Konflik berkurang karena hubungan kerja yang terbuka dan membangun rasa saling percaya. 8. Kerja sama dan pensejajaran membuat setiap anggota pemberi pelayanan mempunyai arah tujuan yang sama untuk meningkatkan mutu pelayanan.

D. Etika Kerja Kemitraan

Kemitraan dalam penerapannya menggunakan situasi, kemitraan memberi denominator umum bagi situasi kerja untuk melibatkan semua karyawan yang terkait. Sebagai kerangka kultural, kemitraan merupakan etika kerja yang mengatur prilaku manusia dalam suatu tatanan yang memiliki 7 nilai inti, antara lain :

1. Saling Menghargai

Rasa harga diri yaitu perasaan positif terhadap refleksi diri dalam kebenaran, keberanian, integritas, keyakinan dan martabat dari individu yang seutuhnya. Dalam lingkungan kemitraan rasa harga diri positif menghasilkan pemberian wewenang diri, dan di luar kemampuan wewenang diri mendatangkan kemampuan memberi wewenang kepada orang lain dan menumbuhkan hubungan yang berdasarkan saling menghargai. 2. Kehormatan dan Integritas Kehormatan dan integritas kebanykan mempengaruhi sikap individu berdasarkan budaya. Dalam budaya kita, integritas merupakan pusat pemahaman individu terhadap kehormatan dan harga diri. Di dalam kemitraan, menghormati dan komitmen serta kesepakatan merupakan pilar bangunan yang sangat penting. Karena saling ketergantungan dalam 113 hubungan interprofesional, maka perlu adanya sikap saling mempercayai dan menghormati akan integritas profesi lain.

3. Hak Milik dan Aliansi

Merupakan pemahaman yang semestinya mengenai hak milik tempat kerja, tugas dan institusi pelayanan dengan melibatkan anggotan profesi ikut membuat keputusan dan bahkan menjadi pemilik proses dirinya sendiri terhadap profesi lain.

4. Konsensus

Hubungan kerja yang efektif adalah yang berdasarkan pada gagasan sama­ sama senang, sehingga harus ada konsensus pada keputusan, hasil, bahkan proses untuk mencapainya. Karena konsensus merupakan solidaritas kelompok dalam hal perasaan dan keyakinan, kebulatan suara atau keputusan yang dibuat secara bersama untuk kepentingan dalam pemberian pelayanan. 5. Hubungan Berdasarkan Kepercayaan Kurangnya saling mempercayai dalam hubungan interprofesional merupakan satu masalah besar dalam kemitraan. Menumbuhkan rasa saling percaya dalam hubungan kerja merupakan salah satu tatanan dalam kemitraan. Untuk menumbuhkan saling percaya perlu waktu dan bermula dari rasa percaya diri, hubungan saling percaya dapat optimal dicapai melalui pemeliharaan yang baik dan terhindar dari kecacatan atau rusak akibat dari sikap autoritas dan persaingan semu. Lingkungan kerja kemitraan juga menciptakan peluang bagi kondisi yang bisa dipertanggung jawabkan dan sikap memaafkan, bebas dari dendam dan tingkat kemampuan antar pribadi yang berarti.

6. Bertanggung Jawab

Di lingkungan kerja kemitraan tanggung jawab merupakan suatu tindakan pada komitmen. Dalam lingkungan ini setiap individu mempunyai tanggung jawab bersama untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik yang 114 merupakan tujuan bersama, dan bertanggung jawab pula terhadap masalah yang ada serta cara menyelesaikan masalah tersebut secara bersama­sama.

7. Penghargaan dan Pengembangan

Penghargaan dan pengembangan akan diperoleh dengan sebaik­baiknya pada lingkungan kerja yang terbebas dari rasa takut akan kesalahan. Ini tidak berarti bahwa lingkungan kerja tersebut bebas dari pertanggung jawaban, tetapi lebih bersifat kepada orientasi bahwa kekeliruan yang dilakukan merupakan suatu proses untuk berkembang dalam menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan perlu mendapat penghargaan.

E. Kemitraan dan Elemen­elemen Peran Perawat