15
i Gender. Pria umumnya lebih berani dalam mengambil resiko yang
merupakan faktor penting dalam pengelolaan usaha. Disamping itu dari segi sosial budaya, kesempatan untuk berusaha bagi pria lebih besar. Namun
demikian, mengembangkan usaha kecil menjadi sangat relevan dengan isu perempuan mengingat usaha kecil merupakan sumber pendapatan dan
peluang berusaha utama bagi kebanyakan perempuan dan masayarakat kecil pada umumnya. Sebagian besar perempuan terkonsentrasi pada unit usaha
kecil termasuk usaha keluarga Syaifuddian et all, 1997. j
Umur pengusaha. Motivasi yang tinggi dari pengusaha kecil usia produktif 15-55 tahun dalam mengembangkan usahanya menjadi lebih baik adalah
modal dasar dan faktor penting dalam pengembangan UKM. Dari perspektif perluasan kesempatan kerja, adanya kelompok usia produktif di dalam
struktur demografis pengusaha UKM menggambarkan bahwa UKM dapat menjadi sektor alternatif untuk mengurangi jumlah pengangguran.
k Kemampuan manajemen. Perencanaan usaha jangka pendek maupun jangka panjang merupakan salah satu kuputusan awal penting yang harus dibuat
UKM agar mudah menyesuaikan dengan keadaan yang selalu berubah. Hal ini pada gilirannya akan membuat UKM mampu memasuki dan menguasai
pasar baik yang terbuka maupun yang tersegmentasi di era globalisasi bisnis Hubeis, 1997.
2.7. Aktor yang Berperan Dalam Pengembangan UKM
Pada saat ini setiap aktor memainkan peranan tertentu melalui pendekatannya masing-masing sehingga diantara aktor pendukung diperlukan adanya koordinasi
sehingga pelayanan-pelayanan kepada UKM nantinya tidak akan bersifat sementara dan terfragmentasi. Aktor yang terlibat dalam pengembangan UKM
antara lain Hubeis, 1997; Sjaifuddian et. al, 1997; Rasyid, 1997; Polman, 2000; Haris, 2002; Hardjomidjojo, 2004; Sofyar, 2004; Tambunan dan Ubaidilah,
2004:
16
a Pemerintah daerah. Dengan dukungan staf dan anggaran yang dikuasainya, Pemerintah memiliki potensi sekaligus kapasitas yang besar untuk
menjangkau kelompok sasaran yang luas hingga ke pelosok-pelosok desa yang terpencil sekalipun.
b Perguruan tinggi. Berfungsi sebagai penyedia informasi iptek dan dukungan pelatihan serta litbang.
c KADIN, sebagai lembaga perwakilan resmi pihak swasta, dapat menyuarakan kepentingan swasta dalam hubungannya dengan pemerintah.
Diharapkan KADIN dapat menjadi representasi usaha kecil. d Koperasi, sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat memiliki potensi besar
dalam penentuan kebijakan yang berkaitan dengan UKM karena dianggap sebagai lembaga yang dapat merepresentasikan anggotanya. Selain menjadi
kekuatan politik dalam negosiasi dengan pemerintah juga dalam hubungannya dengan usaha besar.
e Lembaga swadaya masyarakat, LSM dapat berperan penting dalam pengembangan UKM. Dengan kondisinya yang sangat dekat dunia usaha
LSM berpotensi dalam pengembangan kelembagaan institution bulding melalui pembentukan organisasi atau kelompok-kelompok usaha.
f Asosiasi pengusaha kecil. Potensi asosiasi terletak pada penguasaan
informasi tentang situasi usaha serta peluang-peluang usaha yang ada. Mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijakan pemerintah.
g Pers. Mempunyai peranan dalam menyebarluaskan informasi mengenai UKM dari berbagai sisi.
h Organisasi masyarakat. Mempunyai potensi untuk memahami persoalan serta kebutuhan UKM. Mampu memobilisir dana lokal maupun sumber
daya lokal lainnya dari masyarakat.
17
i Lembaga keuangan. Lembaga keuanganbank dapat diharapkan mendukung
usaha kecil melalui penyediaan dana kredit. Secara umum, baru sebagian kecil usaha kecil yang memiliki akses terhadap pelayanan bank-bank formal.
Dalam struktur pengambilan kebijakan lembaga perbankan memiliki pengaruh yang kuat khususnya dalam hal kebijakan industri termasuk
industri kecil dan perdagangan. j
Lembaga penelitian dan pengkajian. Berbagai studi empiris yang detail dan komprehensif sangat diperlukan. Selain itu juga diperlukan dukungan data
statistik, jaringan kerja antar individu maupun lembaga sebagai ajang pertukaran ide, pengetahuan dan hasil-hasil penelitian. Termasuk juga
masalah metodologi yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Forum-forum formal maupun informal yang melibatkan praktisi termasuk usaha kecil itu
sendiri, pembuat kebijakan dan peneliti perlu dibangun sebagai lembaga kerja sama triparti.
18
3. METODOLOGI