44
Berdasarkan analisis PHA, dihasilkan tingkat kepentingan tujuan terhadap aktor dengan prioritas pertama yaitu menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha kecil IKLIM. Agar dapat bertahan dan maju usaha kecil di Kabupaten Bogor harus mampu berkompetisi dengan pelaku ekonomi lain di
wilayah ini maupun di wilayah lain sekitarnya. Situasi dan iklim bisnis secara keseluruhan dapat menjadi peluang sekaligus penghalang. Yang perlu
diperhatikan adalah sebuah kenyataan bahwa situasi bisnis tidak selalu menguntungkan, bahkan seringkali merugikan usaha kecil, walaupun dalam
situasi dimana pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Dari faktor internal UKM sendiri, inovasi dan peningkatan produktivitas sebenarnya merupakan prasyarat
untuk menciptakan perlindungan yang baik bagi mereka yang terlibat dalam usaha kecil di Kabupaten Bogor.
Selain itu dalam menghadapi situasi atau iklim persaingan saat usaha ini perlu juga dibentuk berbagai bentuk kerjasama kolektif seperti asosiasi usaha kecil, dan
membangun pusat pelayanan pengembangan UKM yang dapat memainkan peranan besar dalam pengkoordinasian dan penyampaian informasi-informasi
terbaru, memenuhi kebutuhan-kebutuhan bersama, membantu meningkatkan efisiensi produksi dan sekaligus merepresentasikan kepentingan usaha kecil dalam
hubungannya dengan pihak-pihak lain termasuk usaha besar dan pemerintah daerah Kabupaten Bogor.
5.4. Perumusan alternatif strategi pengembangan UKM.
Penetapan prioritas alternatif strategi dilakukan melalui pendapat responden ahli, kemudian hasilnya diolah dengan mengunakan teknik analisis AHP. Teknik
analisis AHP digunakan karena dapat membantu meyederhanakan permasalahan yang komplek dengan menata rangkaian variabel dalam suatu hirarki tertentu.
Berdasarkan struktur hirarki selanjutnya dilakukan penentuan tingkat kepentingan importance antar satu variabel dengan variabel yang lain berdasarkan prinsip
perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Penentuan tingkat kepentingan atau pembobotan tersebut dilakukan oleh responden ahli secara
subyektif dan intuitif. Penyusunan struktur hirarki pengembangan UKM
45
berdasarkan keterkaitan elemen-elemen yang menjadi bagian dari lingkup permasalahan merupakan hal yang pertama dilakukan. Struktur hirarki yang
disusun terdiri dari 5 lima level, yaitu: sasaran goals, faktor, aktor pelaku, tujuan pengembangan dan alternatif strategi kebijakan. Level pertama merupakan
sasaran goals dari permasalahan yang akan diselesaikan, yaitu penyusunan strategi pengembangan UKM. Berdasarkan pendapat responden, pada level kedua
diposisikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kebijakan UKM, yaitu: 1 kebijakan pemerintah; 2 akses permodalan; 3 pemasaran; 4
kemampuan teknologi. Aktor pelaku menempati level ketiga. Aktor utama yang dominan, yaitu: 1
pemerintah ternasuk pemerintah daerah; 2 asosiasi pengusaha; 3 lembaga keuangan dan 4. perguruan tinggi. Pada level keempat didefinisikan tujuan
pengembangan. Yaitu: 1 IKLIM, menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnnya UKM, 2 EFISIEN, manjadikan UKM sebagai uaha yang
efisien, sehat dan memiliki pertumbuhan yang tinggi, 3 PROFIT, berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan. 4 ALIANSI,
menciptakan betuk-bentuk kerjasama usaha yang berdaya saing. Level kelima didefinisikan alternatif pilihan strategi pengembangan yaitu : 1
KEBIJAKAN, memberikan perhatian lebih besar pada proses formulasi kebijakan. 2 STRUKTUR, restrukturisasi strategi pembangunan ekonomi ke
arah ekonomi kerakyatan. 3 TUMBUH, meningkatkan pertumbuhan UKM. 4. LEMBAGA, memperkuat institusi pendukung gerakan pengembangan UKM.
Setelah tujuan dan sasaran ditentukan selanjutnya disiapkan strategi yang meliputi kebijakan program ataupun kegiatan. Pendapat gabungan dari empat responden
ahli menghasilkan penilaian seperti disajikan pada tabel 25. Tabel 25 menyajikan hasil prioritas alternatif strategi pengembangan UKM di Kabupaten Bogor.
46
Tabel 7. Prioritas alternatif pengembangan UKM di Kabupaten Bogor.
Tujuan Pengembangan Bobot
Prioritas
KEBIJAKAN 0,281 1 STRUKTUR 0,232 4
TUMBUH 0,254 2
LEMBAGA 0,233 3
Prioritas pertama adalah memberikan perhatian yang lebih besar pada proses formulasi kebijakan KEBIJAKAN. Alternatif strategi ini dimaksudkan agar
berbagai kebijakan pemerintah Kabupaten Bogor yang dihasilkan baik yang ditujukan khusus kepada usaha kecil baik langsung dan atau tidak langsung
berpengaruh terhadap usaha kecil kiranya dapat lebih memihak kepada kepentingan usaha kecil atau minimal tidak menghambat pengembangan usaha
kecil di wilayah ini. Suatu strategi pembangunan yang lebih memprioritaskan kegiatan ekonomi rakyatlah yang diperlukan, yakni strategi pembangunan yang
diarahkan pada pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan penguasaan aset produksi.
Fungsi pemerintah daerah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam pendekatan yang bersifat kerakyatan ini adalah untuk menguatkan peranan rakyat
banyak karena partisipasi masyarakat adalah mutlak dalam kegiatan pembangunan di wilayah ini. Kegiatan pokok yang dapat dilakukan pemerintah daerah
diantaranya adalah mengalokasi sumber daya ekonomi dan sarana produksi yang lebih merata dan tersebar terutama di pedesaan, menjamin adanya kebebasan dan
kesempatan bagi lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok yang dapat dilakukan antara lain melakukan studi yang mendalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika usaha kecil di Kabupaten Bogor. Studi-studi ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk perumusan kebijakan
pemerintah daerah yang lebih tepat serta sesuai dengan kebutuhan usaha kecil. Berbagai kegiatan penelitian dapat juga dilakukan atas kerjasama dengan asosiasi
pengusaha, lembaga penelitian pemerintah maupun non-pemerintah dan
47
perguruan tinggi. Langkah kegiatan lain yaitu memperkuat gerakan advokasi atau pembelaan untuk mengangkat persoalan yang dihadapi usaha kecil agar menjadi
agenda dalam penyusunan kebijakan. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan peluang agar kepentingan usaha kecil mendapat perhatian yang seimbang dengan
kepentingan lain dalam berbagai kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor.
48
6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM