Teknik Pengoperasian Bubu Lipat Wadong

60 Tabel 19 Bagian, bahan dan ukuran bubu lipat yang digunakan nelayan Gebang Mekar No Nama Bagian Keterangan 1 Bagian bubu § Bahan rangka utama § Panjang cm § Lebar cm § Tinggi cm § Dimensi mulut cm § Kasa tempat umpan § Panjang tempat umpan cm Besi behel no dagang 8 BWG 4 mm 52 cm 33 cm 20 cm 1-2 cm Besi behel ukuran 2 mm 18-20 cm 2 Tali utama § Bahan § Panjang m § Diameter mm PE multifilament ukuran 1 cm 3000 m 10 mm 3 Tali cabang § Bahan § Panjang m § Diameter mm PE multifilament ukuran 0,5 cm 2 m 5 mm 4 Pelampung tanda § Bahan § Panjang m § Bentuk § Panjang tali m § Diameter tali mm Bambu atau Styrofoam atau botol mineral 2 m kotak 15 m PE multifilament 3 mm

5.1.2 Teknik Pengoperasian Bubu Lipat Wadong

Pengoperasian alat tangkap bubu lipat wadong untuk menangkap rajungan melalui beberapa tahap, yaitu persiapan, pencarian daerah penangkapan fishing ground , penurunan bubu setting, perendaman soaking dan pengangkatan penarikan bubu hauling. Tahapan pengoperasian bubu lipat adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan ini dilakukan sebelum berangkat menuju daerah penangkapan. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan alat tangkap, mesin, perahu, persiapan bahan bakar solar dan minyak tanah, persiapan perbekalan bahan makanan, es, air bersih serta persiapan umpan. Ikan umpan yaitu dari jenis ikan petek dan ikan rucah. Umpan yang digunakan berukuran 5 cm. Jadi, jika ukuran ikan melebihi 5 cm, maka ikan dibagi menjadi 2 bagian sehingga kira-kira berukuran 5 cm. Pada setting pertama umpan sudah dipersiapkan terpasang pada bubu lipat, dan bubu lipat disusun pada dek tengah secara vertikal atau disimpan pada lambung kapal sebelah kanan. Persiapan ini biasanya dimulai 1 jam sebelum keberangkatan, 61 tergantung dari nelayan yang akan melakukan operasi apakah berangkat di malam hari 24.00 WIB, sore hari 15.00 WIB atau pagi hari 09.00 WIB. Gambar 17 menunjukkan tahap persiapan yaitu memasang umpan dan menyusun bubu lipat di atas dek kapal. a b Gambar 17 a Pemasangan umpan dan b penyusunan bubu lipat di atas dek kapal 2. Tahap Pencarian Daerah Penangkapan Fishing Ground Pada tahap penentuan daerah penangkapan fishing ground untuk menangkap rajungan, biasanya dilakukan berdasarkan informasi atau pengalaman hasil tangkapan sebelumnya. Perairan yang sering dijadikan daerah penangkapan 62 untuk penangkapan rajungan adalah di sebelah Timur yaitu daerah Brebes dan Tegal serta sebelah Barat yaitu daerah Indramayu dan Karawang. Jika trip dilakukan dalam 1 hari, maka daerah penangkapan hanya berada di sekitar perairan Cirebon. Pada saat setting ke-2, perahu diarahkan menuju ke daerah penangkapan yang lain, tetapi jika pada daerah penangkapan pertama mendapatkan hasil tangkapan yang banyak maka daerah penangkapan tetap berada di daerah pertama. Saat itulah umpan untuk setting ke-2 dipasang dan disusun kembali pada tempatnya. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari daerah penangkapan ini kurang lebih 12 jam, tetapi jika jaraknya dekat biasanya hanya membutuhkan waktu 3-4 jam. 3. Tahap Penurunan Alat Tangkap Bubu Lipat Wadong Setting Sesampainya di daerah penangkapan fishing ground dilakukan pencarian dasar perairan yang sekiranya tepat untuk pemasangan bubu. Dasar perairan yang sesuai adalah yang bertipe substrat lumpur berpasir. Setting berlangsung kurang lebih selama 1 jam dengan jumlah bubu ± 300 buah. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan setting alat tangkap bubu lipat wadong rata-rata sekitar 12 detik per buah. Gambar 18 menunjukkan proses setting bubu lipat saat operasi penangkapan berlangsung. Tahapan penurunan alat tangkap tersebut adalah dari lambung kanan kapal, dengan urutan sebagai berikut : § Kapal dijalankan dengan kecepatan rendah dan nelayan ke-1 merangkai mainline dengan pelampung tanda serta posisi bubu lipat yang awalnya terlipat segera untuk dibuka. Apabila telah siap, alat tangkap diserahkan kepada nelayan ke-2 untuk dilakukan penurunan alat tangkap setting. § Nelayan ke-3 bertugas membantu kelancaran penurunan alat tangkap dan nelayan ke-4 bertugas sebagai nahkodatekong, yaitu mengarahkan dan mengemudikan kapal pada saat setting. § Kegiatan penurunan rangkaian alat tangkap bubu lipat wadong dimulai dari bendera tanda, kemudian rangkaian alat tangkap bubu terus diturunkan dan setiap 50 buah diberi bendera tanda. Secara keseluruhan dari 300 buah rangkaian bubu dibagi menjadi 8 buah bendera tanda. 63 Kedalaman perairan laut dalam mengoperasikan bubu lipat adalah berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung di lapangan yaitu berkisar antara 10-14 m tergantung dari daerah penangkapan. Setelah semua rangkaian alat tangkap bubu diturunkan, posisi kapal segera lego jangkar dan mesin kapal dimatikan. § Selanjutnya adalah tahap perendaman soaking. a b c Gambar 18 Proses Setting, a menutup kaitan bubu lipat b merapihkan tali cabang c melemparkan bubu lipat ke perairan 64 4. Tahap Perendaman Alat Tangkap Bubu Lipat Wadong Soaking Setelah selesai penurunan alat tangkap setting, tali selambar yang dihubungkan dengan pelampung tanda diikatkan ke badan kapal dan mesin kapal dimatikan, kemudian jangkar diturunkan. Selama proses perendaman alat tangkap soaking, nelayan memanfaatkan waktu untuk beristirahat sambil menunggu pengangkatanpenarikan alat tangkap hauling. Lama perendaman alat tangkap berkisar 3-4 jam. 5. Tahap PengangkatanPenarikan Alat Tangkap Bubu Lipat Hauling Kegiatan penangkapanpenarikan alat tangkap bubu lipat hauling dimulai dengan pengangkatan jangkar ke atas. Kemudian penarikan pelampung tanda dan penarikan bubu. Pada saat hauling, pembagian tugas diantara para nelayan adalah sebagai berikut : nelayan-1 bertugas menarik tali utama, nelayan ke-2 bertugas mengangkat bubu pada tali cabang dan membersihkan lumpur pada bubu, nelayan ke-3 mengeluarkan hasil tangkapan dari dalam bubu ke cool box dan nelayan ke-4 bertugas memasang umpan sekaligus merapihkan bubu di atas kapal untuk setting yang berikutnya. Kegiatan hauling dilakukan di bagian lambung kanan perahu, dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk penarikan bubu sekitar 2 jam. Dalam 1 hari trip penangkapan dilakukan sebanyak 3-4 kali ulangan setting, sedangkan untuk trip 3 hari penangkapan dilakukan sebanyak 6-8 kali ulangan. Setelah semua bubu selesai dinaikkan ke atas perahu, maka perahu segera diarahkan menuju ke daerah penangkapan baru berikutnya. Rajungan hasil tangkapan pada setting atau ulangan pertama direbus selama kurang lebih 30 menit, sehingga pada saat sampai di tempat pendaratan base port kondisi rajungan dalam keadaan sudah matang. Gambar 19 menunjukan tahapan hauling saat proses penangkapan rajungan berlangsung. 65 a b a c d b d Gambar 19 Proses hauling a Penarikan pelampung tanda dan tali utama b menarik tali cabang c membuka bubu lipat untuk mengambil hasil tangkapan 66 5.2 Jaring Kejer 5.2.1 Unit Penangkapan Jaring Kejer

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Unit Penangkapan Gillnet (Studi Kasus pada Nelayan Pemilik Unit Penangkapan Gillnet di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

1 6 278

Pengaruh Lama Perendaman {Soaking Time) Jaring Kejer Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gebang Mekar, Cirebon

0 7 94

Implikasi Penerapan Sistem HACCP terhadap Status Usaha Pengrnahan Hasil Perikanan Skala Kecil dan Rumah tangga (Kasus Usaha Pengolahan Rajungan di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 23 187

Analisis Perkiraan Dampak Ekonomi Kebijakan Legal Minimum Size Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Nelayan Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

1 17 222

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 3 46

Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

10 42 120

Selektivitas Jaring Kejer dengan Mesh Size Berbeda Terhadap Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Analisis Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Rajungan (Portunus pelagicus) di desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

1 2 1

Karakteristik Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan Jaring Kejer Pada Kedalaman Berbeda Di Perairan Gebang Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Karakteristik Biota Hasil Sampingan Alat Tangkap Garok Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon dan Losari Kabupaten Brebes.

0 0 1