12 Teluk Benggala, Turki, Lebanon, Sicilia, Syiria, Cyprus, dan sekitar Australia
CIESM, 2000; Delsman dan de man, 1925. Rajungan jantan menyenangi perairan dengan salinitas rendah sehingga
penyebarannya di sekitar perairan pantai yang dangkal. Sedangkan rajungan betina menyenangi perairan dengan salinitas lebih tinggi terutama untuk
melakukan pemijahan, sehingga menyebar ke perairan yang lebih dalam dibanding jantan Wharton, 1975, Rudiana 1989 diacu dalam Saedi 1997.
Hal ini diperkirakan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berubah. Perubahan salinitas dan suhu di suatu perairan mempengaruhi aktivitas dan
keberadaan suatu biota Gunarso, 1985.
Tabel 1 Siklus perkembangan hidup dan habitat rajungan Portunus pelagicus
Tahap Perkembangan
Lokasi Ukuran
Keterangan
Dewasa Estuaria, teluk yang
terlindungi dan perairan pantai sampai kedalaman 65
m CEISM, 2000 7=CW=9 cm, Kumar et
al., 2000 diacu dalam
Suadela, 2004 3,7 cm CL Rousenfell, 1975 diacu
dalam Solihin, 1993 Usia sekitar
satu tahun
Bertelur Daerah pesisir pantai dekat
teluk Thomson, 1974 Memijah
Daerah pesisir pantai dekat teluk Thomson, 1974
Larva Perairan terbuka West
Australian Government, 1997
CW = 0.48 mm Sifat
planktonik
Juvenil Teluk terbuka lalu menuju
muara dan berakhir disekitar perairan estuaria West
Australian Government, 1997
CW antara 0.4 cm = CW = 1.0 cm
Transisi dari plantonik
menuju Benthik
Muda Estuaria West Australian
Government, 1997 Benthik
Dimana : CW = Carapace Width, CL = Carapace Length
2.1.3 Tingkah laku Rajungan Portunus pelagicus
Tingkah laku rajungan Portunus pelagicus dipengaruhi oleh beberapa faktor alami dan buatan. Beberapa faktor alami diantaranya adalah perkembangan
hidup, feeding habit, pengaruh siklus bulan dan reproduksi. Sedangkan faktor buatan yang mempengaruhi tingkah laku rajungan salah satunya adalah
pengunaan umpan pada penangkapan rajungan dengan menggunakan crab pots.
13 Salah satu tingkah laku behaviour penting dari rajungan adalah
perkembangan siklus hidupnya yang terjadi di beberapa tempat. Pada fase larva dan fase pemijahan, rajungan berada di laut terbuka off-shore dan fase juvenil
sampai dewasa berada di perairan pantai in-shore yaitu muara dan estuaria Kangas, 2000.
Rajungan Portunus pelagicus adalah aktif tetapi saat tidak aktif, mereka mengubur diri dalam sedimen menyisakan mata, antena di permukaan dasar laut
dan ruang insang terbuka FishSA, 2000; Sea-ex, 2001. Rajungan akan melakukan pergerakan atau migrasi ke perairan yang lebih dalam sesuai umur,
rajungan tersebut menyesuaikan diri pada suhu dan salinitas perairan Nontji, 1993; Sea-ex, 2001. Anonim 1973 diacu dalam Muslim 2000 mengungkapkan
bahwa pada umumnya udang dan kepiting berkeliaran pada waktu malam untuk mencari makan. Susilo 1993 menyebutkan bahwa perbedaan fase bulan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkah laku rajungan Portunus pelagicus
, yaitu ruaya dan makan. Pada fase bulan gelap, cahaya bulan yang masuk ke dalam air relatif tidak ada, sehingga perairan menjadi gelap. Hal ini
mengakibatkan rajungan tidak melakukan aktifitas ruaya, dan berkurangnya aktifitas pemangsaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbedaan jumlah hasil
tangkapan antara fase bulan gelap dengan bulan terang, dimana rajungan cenderung lebih banyak tertangkap saat fase bulan terang, sedangkan pada fase
bulan gelap rajungan lebih sedikit tertangkap. Oleh sebab itu, waktu yang paling baik untuk menangkap binatang tersebut ialah malam hari saat fase bulan terang.
Menurut Thomson 1974, dari hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium menunjukkan bahwa larva rajungan betina menghabiskan waktu
sepanjang malam terkubur didalam pasir. Sedangkan larva jantan aktif berenang pada malam hari. Larva rajungan sama seperti udang bersifat planktonik dan
berenang bebas mengikuti arus. Kepiting dalam pertumbuhannya perlu meluruhkan cangkang luar yang
keras; proses ini disebut moulting. Sesaat sebelum moulting atau pergantian cangkang, kulit di bawah cangkang keras atau eksoskeleton mengeluarkan
substansi yang memisahkan hubungan antara kepiting dan cangkangnya. Lapisan tipis dari cangkang baru dikeluarkan di bawah cangkang lama. Kepiting
14 memasukkan air agar terjadi pembelahan dalam cangkang lama pada bagian ujung
dimana karapas menyatu dengan lapisan. Kepiting tersebut lalu memanjat ke belakang keluar dari cangkang lama. Kepiting harus berkembang dengan cepat
untuk merenggangkan skleton baru yang mengkerut menjadi ukuran penuh sebelum mengeras. Setelah cangkang menyesuaikan terhadap ukuran barunya,
kulit mengeluarkan substansi yang mengoksidasi dan mengeraskan cangkang baru, kepiting sangat rentan terhadap predasi dan akan lebih sering sembunyi
FishSA, 2000. Waktu untuk siklus reproduksi yang sempurna atau lengkap bermacam-
macam berdasarkan perubahan atau variasi temperatur tahunan. Pemijahan rajungan berlangsung sepanjang tahun di perairan tropik dan subtropik Campbell
Fielder 1986 dan Potter et al. 1998 diacu dalam Kangas 2000.
2.1.4 Ukuran Kedewasaan Rajungan Portunus pelagicus