Analisis Aspek Ekonomi Analisis Aspek Biologi, Teknis, Sosial, dan Ekonomi

73 nelayan per tahun diperoleh dari sistem bagi hasil antar nelayan per unit penangkapan tanpa memperhitungkan kelebihan yang diperoleh oleh nelayan tertentu, misalnya juru mudi lebih dari ABK lainnya. Kriteria kemungkinan kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan diperoleh dari pembagian antar pendapatan nelayan per tahun dengan investasi dari setiap unit penangkapan serta tingkat penguasaan teknologi alat tangkap oleh para nelayan berdasarkan wawancara dengan nelayan selama menggunakan alat tangkap tersebut. Tabel 23 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek sosial unit penangkapan rajungan jaring kejer dan bubu lipat di Gebang Mekar Kriteria Penilaian Unit Penangkapan Rajungan X 1 V 1 X 1 X 2 V 2 X 2 X 3 V 3 X 3 X 4 V 4 X 4 VA 3 U P Jaring Kejer 3 8.100.000,- 0,43 1 1 1 2 Bubu Lipat 5 1 30.208.050,- 1 1.16 1 1 1 4 1 Keterangan : X 1 = Jumlah tenaga kerja X 2 = Pendapatan nelayan per tahun Rp X 3 = Kemungkinan kepemilikan X 4 = Tingkat penguasaan teknologi 1 mudah;2 sedang;3 sedikit sukar;4 sukar VA = Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V i X i UP = Urutan Prioritas Penilaian keunggulan unit penangkapan rajungan berdasarkan aspek sosial menempatkan unit penangkapan bubu lipat pada urutan prioritas pertama untuk kriteria jumlah tenaga kerja X 1 , pendapatan nelayan per tahun X 2 dan kemungkinan kepemilikan X 3 . Selanjutnya untuk kriteria tingkat penguasaan teknologi X 4 kedua alat tangkap rajungan memiliki urutan prioritas yang sama. Penilaian terhadap aspek sosial secara keseluruhan setelah dilakukan standarisasi didapat bubu lipat lebih baik daripada jaring kejer.

6.1.4 Analisis Aspek Ekonomi

Analisis aspek ekonomi meliputi penilaian terhadap penerimaan bersih per tahun, penerimaan bersih per trip, penerimaan bersih per tenaga kerja dan penerimaan bersih per jam operasi. Berikut ini pada Tabel 24 dapat dilihat penentuan urutan prioritas terhadap aspek ekonomi berdasarkan kriteria efisiensi usaha. Perhitungan aspek ekonomi berdasarkan kriteria efisiensi usaha Jaring kejer terdapat pada Lampiran 2 dan bubu lipat pada Lampiran 3. 74 Tabel 24 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek ekonomi unit penangkapan rajungan jaring kejer dan bubu lipat di Gebang Mekar Kriteria Penilaian Unit Penangkapan Rajungan X 1 V 1 X 1 X 2 V 2 X 2 X 3 V 3 X 3 X 4 V 4 X 4 VA 4 U P Jaring Kejer 50.000.000,- 250.000,- 83.333,- 20.833,- 2 Bubu Lipat 105.000.000,- 1 3.750.000,- 1 750.000,- 1 52.083,- 1 4 1 Keterangan : X 1 = Penerimaan kotor per tahun Rp X 2 = Penerimaan kotor per trip Rp X 3 = Penerimaan kotor per tenaga kerja Rp X 4 = Penerimaan kotor per jam operasi Rp VA = Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V i X i UP = Urutan Prioritas Berdasarkan kriteria penerimaan kotor per tahun X 1 , penerimaan kotor per trip X 2 , penerimaan kotor per tenaga kerja X 3 , dan peneriman kotor per jam operasi X 4 menempatkan bubu lipat pada prioritas pertama dan jaring kejer ke- dua. Kemudian setelah distandardisasi maka didapat bahwa bubu lipat lebih baik daripada jaring kejer.

6.1.5 Analisis Aspek Biologi, Teknis, Sosial, dan Ekonomi

Tujuan pemilihan unit penangkapan rajungan adalah untuk mendapatkan jenis alat tangkap rajungan yang mempunyai nilai yang baik ditinjau dari aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi, sehingga alat tangkap yang terpilih merupakan alat tangkap yang pantas untuk dikembangkan. Hasil skoring yang dilakukan terhadap dua jenis alat tangkap yang digunakan dalam perikanan tangkap rajungan di Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon dari keempat aspek di atas adalah sebagai berikut : Tabel 25 Total standarisasi aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi unit penangkapan rajungan jaring kejer dan bubu lipat di Gebang Mekar Kriteria Penilaian Unit Penangkapan Rajungan VA 1 VA 2 VA 3 VA 4 VA Total UP Jaring Kejer 1 1 2 2 Bubu Lipat 2 4 4 4 14 1 Keterangan : VA 1 = Aspek biologi VA 2 = Aspek teknis VA 3 = Aspek sosial VA 4 = Aspek ekonomi UP = Urutan Prioritas 75 Hasil dari determinasi alat tangkap yang dinilai berdasarkan aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi, maka alat tangkap yang terpilih adalah bubu lipat wadong, karena secara aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi bubu lipat memiliki skor yang lebih tinggi daripada jaring kejer.

6.2 Tinjauan Aspek Finansial Bubu Lipat

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Unit Penangkapan Gillnet (Studi Kasus pada Nelayan Pemilik Unit Penangkapan Gillnet di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

1 6 278

Pengaruh Lama Perendaman {Soaking Time) Jaring Kejer Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gebang Mekar, Cirebon

0 7 94

Implikasi Penerapan Sistem HACCP terhadap Status Usaha Pengrnahan Hasil Perikanan Skala Kecil dan Rumah tangga (Kasus Usaha Pengolahan Rajungan di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 23 187

Analisis Perkiraan Dampak Ekonomi Kebijakan Legal Minimum Size Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Nelayan Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

1 17 222

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 3 46

Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

10 42 120

Selektivitas Jaring Kejer dengan Mesh Size Berbeda Terhadap Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Analisis Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Rajungan (Portunus pelagicus) di desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

1 2 1

Karakteristik Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan Jaring Kejer Pada Kedalaman Berbeda Di Perairan Gebang Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Karakteristik Biota Hasil Sampingan Alat Tangkap Garok Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon dan Losari Kabupaten Brebes.

0 0 1