Daerah Penangkapan Ikan Hasil Tangkapan

24

2.2.2.3 Penelitian-Penelitian Tentang Bubu Lipat Wadong

Alat tangkap bubu lipat wadong belum banyak diteliti. Penelitian yang ada hanya Agatri 2005. Penelitian sebelumnya yaitu sudah mendeskripsikan data ukuran rajungan yang tertangkap, yaitu lebar karapas dan panjang karapas pada masing- masing penelitian Tabel 3. Tabel 3 Ukuran panjang dan lebar karapas rajungan Portunus pelagicus hasil tangkapan bubu lipat Kisaran Kisaran Dominan Peneliti Ukuran Bubu cm Panjang Karapas cm Lebar Karapas cm Panjang Karapas cm Lebar Karapas cm J = 3.81 – 6.49 9.50 – 14.00 5.51 – 5.84 11.78 – 12.34 Agatri 2005 51X32X21 B = 2.98 – 6.35 9.30 – 13.80 5.56 – 5.98 12.15 – 12.71 Hasil penelitian Rustandi 2005 yang dilakukan di PPI Citemu Kabupaten Cirebon menyatakan bahwa lama perendaman 2, 3, 4 dan 5 jam tidak berbeda nyata terhadap hasil tangkapan rajungan. Sementara itu hasil penelitian Kusnadi 2005 di PPI Citemu Kabupaten Cirebon, didapat hasil untuk bubu lipat memiliki nilai BC ratio 1 artinya menguntungkan sedangkan jaring kejer memiliki nilai BC ratio 1 yang artinya merugi, kedua alat tangkap ini dibandingkan dengan skala usaha yang sama yaitu bubu lipat 150 buah dan jaring kejer 90 tinting. Sementara itu hasil tangkapan rajungan bubu lipat sebanyak 64,39 dan jaring kejer 53,87.

2.3 Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan ikan fishing ground didefinisikan sebagai suatu daerah atau wilayah perairan, baik perairan tawar, laut maupun lautan samudera yang menjadi sasaran atau tujuan penangkapan, karena di daerah ini diharapkan dapat tertangkap ikan dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya Nugroho, 2001. Martasuganda 2002, juga menjelaskan daerah penangkapan untuk jaring kejer adalah daerah penangkapan yang sebelumnya sudah diketahui adanya keberadaan rajungan. Biasanya di perairan yang dangkal 5-10 m, datar dengan dasar perairan lumpur bercampur pasir. Sangat cocok di perairan yang sekitarnya banyak ditumbuhi mangrove. 25 Daerah penangkapan untuk alat tangkap bubu dijelaskan oleh Matrasuganda 2003 adalah untuk ikan demersal pada umumnya yang harus selalu mempertimbangkan faktor oseanografi, kelimpahan plankton dan faktor lainnya yang berhubungan. Penentuan daerah penangkapan untuk mengoperasikan bubu boleh dikatakan sangat sedikit sekali dipengaruhi oleh faktor oseanografi, sehingga dalam menentukan daerah penangkapan tidak terlalu rumit. Hal terpenting dalam menentukan daerah penangkapan adalah diketahuinya keberadaan ikan dasar, rajungan atau udang sebelum operasi penangkapan dilakukan. Keberadaan ikan dasar, rajungan atau udang bisa dideteksi dengan fish fineder , berdasarkan kepada data hasil tangkapan sebelumnya di suatu lokasi atau informasi daerah penangkapan dari instansi terkait maupun berdasarkan pada catatan mengenai keberadaan ikan dasar, kepiting atau udang di daerah penangkapan.

2.4 Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan utama untuk alat tangkap bubu lipat wadong dan jaring kejer adalah rajungan Portunnus sp, namun pada kenyataannya tertangkap beberapa jenis ikan dasar demersal lain, baik yang hidup di perairan pantai, lepas pantai maupun yang hidup diperairan laut dalam. Hasil tangkapan yang umumnya dijadikan target tangkapan bubu adalah ikan dasar, udang Penaeus sp, rajungan Portunnus pelagicus, keong Babylonia sp, cumi-cumi Loligo sp atau gurita Octopus sp baik yang hidup di perairan pantai, lepas pantai maupun yang hidup di perairan laut dalam Martasuganda, 2003.

2.5 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Unit Penangkapan Gillnet (Studi Kasus pada Nelayan Pemilik Unit Penangkapan Gillnet di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

1 6 278

Pengaruh Lama Perendaman {Soaking Time) Jaring Kejer Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gebang Mekar, Cirebon

0 7 94

Implikasi Penerapan Sistem HACCP terhadap Status Usaha Pengrnahan Hasil Perikanan Skala Kecil dan Rumah tangga (Kasus Usaha Pengolahan Rajungan di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 23 187

Analisis Perkiraan Dampak Ekonomi Kebijakan Legal Minimum Size Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Nelayan Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

1 17 222

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 3 46

Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

10 42 120

Selektivitas Jaring Kejer dengan Mesh Size Berbeda Terhadap Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Analisis Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Rajungan (Portunus pelagicus) di desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

1 2 1

Karakteristik Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan Jaring Kejer Pada Kedalaman Berbeda Di Perairan Gebang Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Karakteristik Biota Hasil Sampingan Alat Tangkap Garok Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon dan Losari Kabupaten Brebes.

0 0 1