5
interaksi komunitas burung pemakan buah dengan tumbuhan buah masih sangat jarang khususnya di Indonesia.
1.2 Kerangka Pemikiran
Di alam, komunitas burung berhubungan erat dengan komponen habitat lain yang menyusunnya diantaranya komposisi dan struktur vegetasi. Perubahan vegetasi
sejalan dengan waktu suksesi juga akan mempengaruhi komunitas burung baik dalam keanekaan, kelimpahan, dan penyebaran. Komunitas burung yang berubah terutama
pada burung yang menduduki tingkat tropik 1 dan 2, diantaranya burung frugivora, nektarivora dan insektivora. Komposisi burung frugivora sangat dipengaruhi oleh
perubahan vegetasi karena ketersediaan makanan dan karakteristik dari makanannya. Hal ini karena terkait erat dengan morfologi sistem pencernaan digesti maupun
ingesti burung pemakan buah.
Interaksi antara burung pemakan buah dan karakteristik buah serta ketersediaannya membentuk perilaku makan yang spesifik. Keberhasilan peran
komunitas burung pemakan buah dalam penyebaran biji sangat ditentukan oleh karakteristik morfologi burung, karakteristik buah, ketersediaan buah dan perilaku
makan dari burungnya. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran suatu pendekatan kajian ekologi komunitas burung pemakan buah mengenai ekologi makan
dan penyebaran biji tumbuhan terlihat pada Gambar 1.
6
Gambar 1. Kerangka pemikiran pendekatan komunitas burung pemakan buah:
ekologi makan dan penyebaran biji tumbuhan semak
7
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran, untuk memecahkan masalah dari berbagai kasus tersebut, perlu dilakukan penelitian yang lebih
komprehensif. Penelitian tersebut meliputi: 1 kondisi vegetasi tempat hidup burung, 2 keanekaan serta kelimpahan spesies burung pemakan buah di tiap tipe vegetasi
terutama yang berperan dalam penyebaran biji, 3 karakteristik morfologi paruh maupun sistem pencernaan burung pemakan buah. Pengetahuan mengenai perilaku
makan burung, jumlah biji yang disebarkan burung pada tiap aktivitas kunjungan serta jarak minimal burung menyebarkan biji setelah dimakan buah akan memberi
gambaran potensi burung tersebut sebagai penyebar biji atau tidak. Penelitian hubungan antara karakteristik morfologi paruh, sistem pencernaan burung dengan
ukuran buah sangat berkaitan erat dengan perilaku memilih buah oleh burung, sehingga memungkinkan kehadiran biji di feses burung tersebut. Kelimpahan biji
utuh yang dikeluarkan bersama feses burung dapat menentukan kategori burung pemakan buah sebagai penyebar biji atau predator biji. Sedangkan persentase daya
kecambah biji dari feses menunjukkan peran burung membantu suksesi dari tumbuhan tersebut.
Berkaitan dengan uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan utama dalam kegiatan penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah kondisi vegetasi di lokasi penelitian?
b. Bagaimanakah keanekaan, kelimpahan dan distribusi burung pemakan buah di
lokasi penelitian? c.
Bagaimanakah karakteristik morfologi eksternal morfometri paruh dan saluran pencernaan burung pemakan buah?
d. Bagaimanakah fenologi, ketersediaan dan karakteristik buah pakan burung
pemakan buah? e.
Bagaimanakah perilaku makan burung pemakan buah? f.
Bagaimanakah interaksi antara burung pemakan buah dan tumbuhan semak yang buahnya dimakan burung dalam penyebar bijinya untuk suksesi
tumbuhan semak?
8
1.4 Hipotesis