Tahu dan Industri Tahu Masalah Pangan

2.2. Kedelai

Tanaman kedelai termasuk dalam famili Leguminoceae sub famili Papilioneceae dan Glycine L. kedelai dibagi menjadi dua golongan yaitu berdasarkan jenisnya terdiri dari kacang kedelai putihkuning dan hitam, kacang kedelai coklat dan hijau. Berdasarkan umurnya panen kedelai dibagi menjadi umur pendek 60-80 hari, umur sedang 90-100 hari, umur panjang 110-120 hari. Bagian utama dari kacang kedelai adalah kulit sebanyak 8 persen dan kotiledon sebanyak 90 persen. Selain itu, terdapat struktur minor yaitu hipokotil dan pilumul dengan persentase keduanya sekitar 2 persen Somaatmadja, 1983. Kedelai transgenik merupakan kedelai yang dikembangkan melalui proses rekayasa genetik. Proses rekayasa genetik dilakukan dengan menyisipkan sel asing ke dalam tumbuhan tersebut. Menurut Kepala Badan Pemeriksa Obat dan Makanan, Husnia, semua produk kedelai impor asal Amerika Serikat merupakan kedelai transgenik. Dengan demikian semua produk turunan kedelai impor, seperti tahu, tempe, kecap, dan tauco juga merupakan bahan makanan transgenik yang berbahaya Alatas, 2006. Hal tersebut akan merugikan perajin dari sisi permintaan karena akan ada kemungkinan bahwa konsumen lebih memilih untuk tidak membeli produk yang diisukan membahayakan kesehatan Maksum, 2006.

2.3. Tahu dan Industri Tahu

Tahu merupakan bahan pangan nabati yang sangat diperlukan untuk pemenuhan gizi masyarakat Indonesia, terutama sebagai sumber protein. Tahu dikenal sebagai makanan rakyat yang memiliki harga yang murah, dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta dapat di olah menjadi berbagai macam menu dan masakan. Protein yang terkandung dalam tahu memiliki kandungan gizi yang setara dengan daging hewan, sehingga tahu sering disebut sebagai daging tidak bertulang. Kandungan terbesar yang terdapat di dalam tahu adalah protein yaitu sebanyak 49 persen, lemak sebesar 27 persen, karbohidrat 14 persen, dan sisanya kalsium, abu, natrium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin B2, danvitamin B3 sebesar 10 persen Sarwono dan Saragih, 2003. Krisis ekonomi tahun 1998 membuktikan bahwa UKMK mampu bertahan, bahkan banyak yang mampu meningkatkan hasil usahanya Ismawan, 2001. Kabupaten Bogor memiliki banyak UKMK yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah industri tahu yang berpusat di Kecamatan Parung BPS Kabupaten Bogor, 2006. Saat ini industri tahu di Kecamatan Parung jumlahnya banyak dan memiliki keuntungan karena produknya di butuhkan masyarakat sebagai sumber protein yang bergizi dan terjangkau berbagai kalangan.

2.4. Masalah Pangan

Setiap tahunnya ribuan hektar areal pertanian beralih fungsi sebagai pembangunan infrastruktur, seperti jalan, pasar, serta pemukiman, karena itu pemenuhan kebutuhan pangan penduduk dunia tidak mungkin lagi dengan melakukan perluasan lahan pertanian. Sedangkan dengan penggunaan pestisida maupun pupuk kimia menunjukkan pada tingkat yang sudah melampaui ambang batas sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Selain itu, masih banyak terjadi marginalisasi lahan akibat pembukaan hutan atau deforestasi, sehingga berdampak negatif terhadap ekosistem. Era bioteknologi hadir sebagai cara mutakhir dalam peningkatan produksi tanaman maupun hewan, sebagai pengembangan teknologi yang telah digunakan oleh petani guna mendapatkan varietas tanaman atau hewan terbaik. Keberadaan produk pertanian transgenik dalam kehidupan budaya manusia adalah hal yang wajar terjadi sebagai dampak dari ancaman dan kemampuan berpikir manusia untuk mengantisipasi berbagai ancaman, yaitu bahaya kelaparan dan kekurangan gizi. Hal tersebut adalah akibat dari tidak seimbangnya pertumbuhan produksi pangan dan produk pertanian lainnya, terutama di negara berkembang Baihaki, 2002.

2.5. Konsumen