4.2. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Tahu dengan Regresi Logistik
Hasil regresi logistik keputusan pembelian produk tahu apabila mengandung bahan baku transgenik terhadap ibu rumah tangga dengan variabel
umur, pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, manfaat, pengaruh, dan fokus pembelian menghasilkan tabel klasifikasi antara nilai asal peubah respon
dengan nilai prediksinya berdasarkan analisis regresi logistik. Dari hasil prediksi diperoleh rata-rata prediksi yang benar adalah 94.00 persen yang berarti model
bisa dikatakan baik, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Olahan Keputusan Konsumen yang dianalisis dengan Regresi
Logistik
Predicted Y
Percentage Observed
1 Correct
45 4
91.80 Y
1 2
49 96.10
Overall Percentage 94.00
Sumber : Data Primer Kecamatan Parung, 2007
Dugaan variabel yang merupakan hasil olahan dengan regresi logistik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Olahan Variabel yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dengan Regresi Logistik
Variabel B
S.E. Wald
df Sig.
ExpB
Umur .104
.073 2.001
1 .157
1.109 Pendidikan
-1.630 .883
3.409 1
.065 .196
Pendapatan 1.089
.753 2.092
1 .148
2.971 Pengaruh
-1.970 1.885
1.092 1
.296 .139
Fokus Membeli -5.869
1.924 9.307
1 .002
.003 Manfaat
-1.961 1.656
1.402 1
.236 .141
Jml Keluarga 1.400
.636 4.842
1 .028
4.056 constant
7.787 3.885
4.019 1
.045 2410.146
Sumber : Data Primer Kecamatan Parung, 2007
Selain itu, karakteristik konsumen yang menjadi responden dapat dilihat pada Tabel 4.3. Dari 100 orang responden ibu rumah tangga, untuk variabel umur
maka responden yang paling kecil adalah umur 20 tahun dan paling tua adalah umur 70 tahun.
Tabel 4.3. Karakteristik Umum Responden Konsumen
Karakteristik Konsumen Jumlah
Umur
20 – 26 14
14 27 – 33
24 24
34 – 40 36
36 41 – 47
11 11
48– 54 9
9 55 – 61
5 5
62 – 70 1
1 Total
100 100
Tingkat Pendidikan Terakhir
SD 37
37 SMP
17 17
SMU 29
29 D
9 9
S1 7
7 S2
1 1
Total 100
100
Pendapatan Rata-Rata Keluarga bulan
Rp 1.000.000 41
41 Rp 1.000.000 - Rp 1.999.999
40 40
Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999 14
14 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999
1 1
Rp 4.000.000 - lebih 4
4 Total
100 100
Jumlah Keluarga
1 - 3 Orang 19
19 4 - 6 Orang
69 69
7 - 9 Orang 9
9 9 Orang
3 3
Total 100
100
Sumber : Data Primer Kecamatan Parung, 2007
Berikut ini akan dijelaskan pengaruh masing- masing variabel yang nyata terhadap keputusan pembelian produk tahu yang apabila mengandung bahan baku
transgenik. Taraf nyata yang digunakan dalam interpretasi data sebesar 20 persen. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sosial, yang
variabel bebasnya dapat terus berubah seiring waktu dan latar belakang yang berbeda-beda.
4.2.1. Umur
Nilai-p pada variabel umur sebesar 0.157 yang berarti bahwa peubah umur berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tahu. Nilai odds ratio yang
diperoleh sebesar 1.109 yang berarti bahwa semakin bertambah usia seseorang maka rasio peluang membeli produk dibandingkan yang tidak membeli produk
adalah 1.109 kali, dengan kata lain memilih untuk membeli apabila produk mengandung baha n baku transgenik daripada tidak membeli. Batas terkecil umur
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 20 tahun sampai 70 tahun Tabel 4.3..
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Nilai-p pada variabel pendidikan sebesar 0.065 yang berarti bahwa peubah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tahu. Nilai
odds ratio yang diperoleh sebesar 0.196 yang berarti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka rasio peluang membeli produk dibandingkan yang
tidak membeli produk adalah 0.196 kali. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka konsumen semakin tidak ingin membeli.
Pendapatan Rata-Rata Keluarga per Bulan
Nilai-p pada variabel pendapatan rata-rata keluarga per bulan sebesar 0.148 yang berarti bahwa peubah pendapatan rata-rata keluarga per bulan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tahu. Nilai odds ratio yang diperoleh sebesar 2.971 yang berarti bahwa semakin tinggi pendapatan rata-rata
sebuah keluarga per bulan maka rasio peluang ibu rumah tangga membeli produk dibandingkan yang tidak membeli produk adalah 2.971 kali, dengan kata lain
memilih untuk membeli apabila produk mengandung bahan baku transgenik daripada tidak membeli. Hal ini bertentangan dengan hipotesis disebabkan karena
seseorang yang berpenghasilan tinggi belum tentu memiliki daya pikir yang baik untuk mengkonsumsi sesuatu berdasarkan gizi yang terkandung.
4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga
Nilai-p pada variabel jumlah anggota keluarga sebesar 0.028 yang berarti bahwa peubah jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk tahu. Nilai odds ratio yang diperoleh sebesar 4.056 yang berarti bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga maka rasio peluang membeli
produk dibandingkan yang tidak membeli produk adalah 4.056 kali, dengan kata lain memilih untuk membeli apabila produk tahu mengandung bahan baku
transgenik daripada tidak membeli.
4.2.4. Pengaruh
Nilai-p pada variabel pengaruh sebesar 0.296 yang berarti bahwa peubah pengaruh, tidak berpengaruh secara nyata terhadap keputusan pembelian produk
tahu. Nilai odds ratio yang diperoleh sebesar 0.139 yang berarti bahwa rasio variabel pengaruh untuk membeli adalah 0.139 kali dibandingkan tidak membeli.
Namun pengaruh yang paling besar dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Perolehan Data Responden Konsumen Variabel Pengaruh
Pengaruh Jumlah
Keputusan 1
Satu Arah 68
68 32 65.31
36 70.59 Dua Arah
32 32
17 34.69 15 29.41
Total 100
100 49 100
51 100
Sumber : Data Primer Kecamatan Parung, 2007. Ket : 0 = Berhenti Membeli; 1 = Tetap Membeli
Responden yang menyatakan tidak membeli transgenik lagi mendapat pengaruh lebih besar dari satu arah yang bisa berupa media elektronik dan media cetak
sebanyak 65.31 persen dibandingkan dengan pengaruh dari dua arah, yaitu berlangsung secara tanya dan jawab. Begitu pula dengan responden yang
menyatakan tetap membeli tahu, pengaruh satu arah yaitu media elektronik dan media cetak lebih besar dibandingkan pengaruh dua arah, yaitu sebesar 70.59
persen.
4.2.5. Fokus Membeli
Nilai-p pada variabel fokus pembelian sebesar 0.002 yang berarti bahwa peubah fokus pembelian berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tahu.
Nilai odds ratio yang diperoleh sebesar 0.003 yang berarti bahwa fokus pembelian mempengaruhi konsumen untuk membeli daripada tidak membeli tahu berbahan
baku transgenik sebesar 0.003 kali, dengan kata lain lebih memilih untuk tidak membeli.
Dari kecocokan jawaban antara fokus pembelian dengan keputusan pembelian tahu, maka konsumen yang fokus pembelian karena kandungan gizi
lebih memilih tidak membeli tahu apabila berbahan baku transgenik dibandingkan konsumen yang fokus terhadap harga dan rasa yang lebih cenderung untuk tetap
mengkonsumsi tahu apabila mengandung bahan baku transgenik. Perolehan jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Perolehan Data Responden Konsumen Variabel Fokus Pembelian
Fokus Membeli Jumlah
Keputusan 1
Harga 40
40 2 4.09
38 74.50 Rasa
17 17
4 8.16 13 25.50
Kandungan Gizi 43
43 43 87.75
0 0.00
Total 100
100 49 100
51 100
Sumber : Data Primer Kecamatan Parung, 2007 Ket : 0 = Berhenti Membeli; 1 = Tetap Membeli
4.2.6. Manfaat
Nilai-p pada variabel manfaat sebesar 0.236 yang berarti bahwa peubah manfaat tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tahu. Nilai odds
ratio yang diperoleh sebesar 0.141. Manfaat yang diperoleh konsumen sebagai sumber protein ataupun selingan makanan tidak mempengaruhi keputusan
pembelian tahu. Manfaat yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi tahu sebagai lauk sumber protein atau makanan selingan tidak mempengaruhi
konsumen untuk membeli atau tidak tahu yang berbahan baku transgenik.Data dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Perolehan Data Responden Konsumen Variabel Manfaat
Manfaat Jumlah
Keputusan 1
Lauk sumber protein 88
88 42 85.71
46 90.20 Makanan selingan
12 12
7 14.29 5 9.80
Total 100
100 49 100
51 100
Sumber : Data Primer Kecamatan Parung, 2007. Ket : 0 = Berhenti Membeli; 1 = Tetap Membeli
Dari tujuh variabel, lima signifikan terhadap keputusan pembelian tahu yaitu umur, pendidikan, pendapatan, fokus membeli, dan jumlah keluarga.
Sementara variabel tidak signifikan yaitu pengaruh dan manfaat.
4.3. Hasil Analisis Deskriptif Konsumen Tahu