Transgenik Kedelai TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Transgenik

Dalam memenuhi kebutuhan pangan, maka rekayasa genetik menjadi salah satu cara yang dianggap mampu mengatasi masalah pangan, karena bisa menciptakan kombinasi genetik baru secara biokimia yang bisa meningkatkan jumlah bahan pangan. Menurut Old dan Primrose 1989 rekayasa genetik atau manipulasi gen yaitu penyusunan suatu molekul majemuk atau molekul rekombinan buatan, seperti molekul majemuk yang mengandung DNA asing untuk disisipkan ke dalam molekul vektor. Salah satu bentuk dari rekayasa genetik yaitu transgenik. Sejak tahun 1980 sudah puluhan tanaman transgenik yang diciptakan. Ada tomat berisi gen ikan Sebelah, yang tahan menghadapi suhu dingin musim salju. Selain itu, ada pula kentang berisi gen ayam, yang tahan terhadap serangan bakteri pemb usukan. Pendapat lain mengenai tanaman transgenik yaitu merupakan tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba atau virus untuk tujuan tertentu. Teknologi transgenik meluas sejak tahun 90-an. Data menunjukkan 63 persen produksi jagung AS adalah transgenik, demikian juga dengan 83 persen produksi kapas. Porsi terbesar adalah kacang kedelai yang mencapai 89 persen produksi. Meskipun demikian tidak semua pengembangan transgenik di AS berujung sukses, sebagian kalangan memandang produk transgenik tidak aman karena proses pembentukannya tidak alami dan bisa menyebabkan mutasi yang luas Sigi, 2006.

2.2. Kedelai

Tanaman kedelai termasuk dalam famili Leguminoceae sub famili Papilioneceae dan Glycine L. kedelai dibagi menjadi dua golongan yaitu berdasarkan jenisnya terdiri dari kacang kedelai putihkuning dan hitam, kacang kedelai coklat dan hijau. Berdasarkan umurnya panen kedelai dibagi menjadi umur pendek 60-80 hari, umur sedang 90-100 hari, umur panjang 110-120 hari. Bagian utama dari kacang kedelai adalah kulit sebanyak 8 persen dan kotiledon sebanyak 90 persen. Selain itu, terdapat struktur minor yaitu hipokotil dan pilumul dengan persentase keduanya sekitar 2 persen Somaatmadja, 1983. Kedelai transgenik merupakan kedelai yang dikembangkan melalui proses rekayasa genetik. Proses rekayasa genetik dilakukan dengan menyisipkan sel asing ke dalam tumbuhan tersebut. Menurut Kepala Badan Pemeriksa Obat dan Makanan, Husnia, semua produk kedelai impor asal Amerika Serikat merupakan kedelai transgenik. Dengan demikian semua produk turunan kedelai impor, seperti tahu, tempe, kecap, dan tauco juga merupakan bahan makanan transgenik yang berbahaya Alatas, 2006. Hal tersebut akan merugikan perajin dari sisi permintaan karena akan ada kemungkinan bahwa konsumen lebih memilih untuk tidak membeli produk yang diisukan membahayakan kesehatan Maksum, 2006.

2.3. Tahu dan Industri Tahu