Lampiran 4. Berdasarkan Lampiran 4, nilai probabilitas P-Value yaitu sebesar 0,905234, sedangkan taraf nyata bernilai
α = 0,05. Karena nilai P-Value 0,90 α 0,05, maka dengan tingkat keyakinan 90 persen maka error term terdistribusi normal.
5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Bogor
Berdasarkan hasil analisis regresi penyerapan tenaga kerja sektor industri pada Tabel 5.1, maka secara matematis dapat diperoleh persamaan tingkat penyerapan tenaga
kerja pada sektor industri sebagai berikut:
LogPT = -11,1 - 0,22LogU Riil + 0,16LogI Riil + 0,36LogPDRB Riil + 1,34LogUU + 0,09DK
Dugaan parameter untuk tingkat upah riil sebesar -0,22 dan nyata pada taraf 5 persen. Nilai upah riil secara signifikan berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga
kerja sektor industri di Kota Bogor. Berdasarkan hasil uji ekonomi menunjukkan bahwa adanya peningkatan upah sebesar 1 persen akan menurunkan penyerapan tenaga kerja
sektor industri sebesar 0,22 persen. Peningkatan upah di sektor industri yang tidak disertai dengan meningkatnya penerimaan yang diperoleh perusahaan akan
menyebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Sandra 2004, yang menyebutkan bahwa upah riil merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Dugaan parameter untuk nilai investasi sebesar 0,16 menunjukkan bahwa nilai
investasi secara signifikan memberikan pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan analisis ekonomi, adanya peningkatan investasi sebesar 1
persen akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektor industri sebesar 0,16 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya nilai investasi, maka jumlah
perusahaan yang bergerak pada sektor industri akan mengalami peningkatan sehingga menimbulkan peningkatan penyerapan akan tenaga kerja pada sektor industri. Hal ini
sesuai dengan penelitian Octivaningsih 2006. Variabel PDRB memiliki nilai dugaan parameter sebesar 0,35 persen, dan
berpengaruh nyata pada taraf 5 persen. Hal ini berarti nilai PDRB memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Apabila nilai PDRB
naik sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Bogor sebesar 0,35 persen. Angka ini menunjukkan bahwa semakin meningkat
nilai PDRB di Kota Bogor pada sektor industri, maka dapat meningkatkan investor yang ingin menanamkan modalnya di Kota Bogor. Semakin banyak investor di Kota Bogor
akan menyebabkan semakin tingginya peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri. Hal ini sesuai dengan penelitian Octivaningsih 2006, yang menyebutkan
bahwa PDRB secara signifikan memberikan kontribusi positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Dugaan parameter untuk jumlah unit usaha yang ada di Kota Bogor adalah sebesar 1,34 dan signifikan pada taraf 5 persen, hal ini berpengaruh secara positif
terhadap penyerapan tenaga kerja khususnya pada sektor industri. Berdasarkan uji ekonomi, peningkatan jumlah unit usaha atau perusahaan yang bergerak di sektor
industri sebesar 1 persen akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 1,34 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan berkembangnya perusahaan-
perusahaan baru khususnya pada sektor industri akan mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut.
Peubah dummy yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dummy ketika terjadi krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, dimana D=0 Tahun 1994-1996 dan D=1
Tahun 1997-2005. Dugaan parameter untuk dummy krisis sebesar 0,09 yang artinya dengan adanya krisis ekonomi akan menyebabkan penyerapan tenaga kerja meningkat.
Hal ini menunjukkan ketika krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 lalu berakhir, banyak karyawan Korban PHK yang mulai menciptakan lapangan pekerjaan baru
seperti Industri Kecil, sehingga menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2006, pada tahun 1997
jumlah Industri Kecil di Kota Bogor hanya 1.968 unit, namun pada tahun 1998 mencapai 2.026 unit. Hal ini memperlihatkan terjadinya peningkatan jumlah Industri
Kecil setelah terjadi krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Pada tahun 2005 pertumbuhan Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga telah mengalami peningkatan
cukup besar dengan jumlah unit usaha sebanyak 2.770 unit. Oleh sebab itu, secara tidak langsung peningkatan tersebut akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Kota
Bogor. Berdasarkan hasil pembahasan, menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti Upah
Riil, Investasi Riil, PDRB Riil, Jumlah Unit Usaha pada sektor industri di Kota Bogor serta Dummy Krisis memiliki pengaruh yang cukup besar dalam penyerapan tenaga
kerja khususnya untuk sektor industri. Dengan demikian, sektor industri memiliki peran penting dalam rangka mengurangi angka pengangguran khususnya di Kota Bogor.
Semakin berkembangnya sektor industri di Kota Bogor maka dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sehingga angka pengangguran menjadi berkurang. Oleh
karena itu, untuk lebih meningkatkan sektor industri khususnya dalam penyerapan tenaga kerja, maka Pemerintah Kota Bogor harus melakukan pembenahan ke arah yang
lebih baik. Sasaran pembenahan dalam bidang industri adalah dengan meningkatkan jumlah Industri Kecil dan Industri Rumah Tangga.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Bogor, maka dapat ditarik kesimpulan:
2. Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja seperti
Upah Riil, Investasi Riil, PDRB Riil, Jumlah Unit Usaha serta Dummy Krisis telah memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5 persen. Variabel upah riil
memberikan hasil yang negatif terhadap penyerapan tenaga kerja, hal ini berarti ketika terjadi peningkatan upah riil maka akan menyebabkan penurunan penyerapan
tenaga kerja pada sektor industri. Variabel investasi, PDRB, jumlah unit usaha serta dummy krisis memberikan pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja
pada sektor industri. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan pada variabel-variabel tersebut, maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada
sektor industri di Kota Bogor. 3.
Berdasarkan dari hasil pengujian, maka faktor yang sangat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada sektor industri di Kota Bogor adalah jumlah unit
usaha sektor industri. Semakin besar jumlah perusahaan-perusahaan baru pada sektor industri di Kota Bogor, maka dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja di
sektor tersebut.