Luas satu sisi kubus = sisi x sisi atau L = s x s
Jumlah sisi kubus ada 6, maka diperoleh rumus luas permukaan balok sebagai berikut:
luas permukaan kubus = L
sisi alas
+ L
sisi atas
+ L
sisi depan
+ L
sisi belakang
+ L
sisi kanan
+ L
sisi kiri
s x s + s x s + s x s + s x s + s x s + s x s Sehingga L = 6 s x s
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah terlebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain pada bidang yang sama, yaitu penelitian Indriawati
2012: 197-199 tentang peningkatan kualitas pembelajaran matematika di kelas VA SDN Tambakaji Semarang. Permasalahan yang muncul di kelas VA SDN
Tambakaji adalah kurangnya keterampilan guru dalam mengelola kelas, aktivitas siswa yang rendah dan sebagian besar hasil belajar siswa masih di bawah KKM.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa melalui model Problem Based Learning PBL. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran matematika yaitu skor
rata-rata keterampilan guru pada siklus I adalah 65,5 dengan kriteria baik, pada siklus II meningkat menjadi 75 dengan kriteria sangat baik. Jumlah skor rata-rata
aktivitas siswa pada siklus I adalah 29 dengan kriteria baikdan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 35,05 dengan kriteria sangat baik. Rata-rata
hasil belajar pada siklus I adalah 64,17 dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 74,37. Dari data tersebut maka model Problem Based Learning PBL
mampu meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika. Selain penelitian di atas, penelitian tentang penggunaan model Problem
Based Learning PBL juga telah dilakukan oleh Fachrurazi 2011: 87 tentang
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi bagi siswa sekolah dasar. Berdasarkan temuan beberapa peneliti diperoleh permasalahan bahwa kemampuan
siswa dalam berpikir kritis dan menyampaikan argumentasi atau komunikasi matematis masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin
meningkatkan kedua kemampuan tersebut melalui penelitian eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Peneliti mengambil subjek
penelitian yaitu siswa kelas IV dari 13 SD di Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan komunikasi matematis yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
serta mampu meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Penelitian tentang penggunaan multimedia sebelumnya juga dilakukan oleh
Saodah 2012: 153-154 yang meneliti tentang peningkatan kualitas pembelajaran PKn di kelas VA SDN Wonosari 02 Semarang. Permasalahan yang ada di kelas
VA SDN Wonosari 02 Semarang antara lain rendahnya keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan hasil
belajar siswa yang masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis multimedia. Data yang mendukung
peningkatan kualitas pembelajaran PKn di kelas VA SDN Wonosari 02 Semarang yaitu pada siklus I keterampilan guru mendapat skor 22 dengan kategori cukup,
meningkat pada siklus II dengan skor 29 dengan kategori baik, dan pada siklus III mendapatkan skor 34 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I
mendapat rata-rata skor 20,6 dengan kategori cukup, pada siklus II meningkat menjadi 25,6 dengan kategori baik, dan meningkat lagi pada siklus III dengan
rata-rata skor 31,1 dengan kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 70,54. Pada siklus II mengalami peningkatanmenjadi
74,86, dan meningkat lagi pada siklus III yaitu 86,76. Presentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari 67 pada siklus I menjadi 73 pada siklus II,
dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 89. Dari data tersebut maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis multimedia dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas VA SDN Wonosari 02 Semarang.
Penelitian lain tentang keefektifan multimedia juga telah dilakukan sebelumnya oleh Prasetyo 2012: 6 yaitu tentang peningkatan hasil belajar PKn
siswa kelas V SDN Kartasura 07. Permasalahan di kelas V SDN Kartasura 07
adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi organisasi. Hal ini dikarenakan guru mendominasi pembelajaran, kurangnya sumber belajar,
dan belum menggunakan media. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi organisasi
melalui penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 76,19
meningkat menjadi 85,71 pada siklus II. Dari data tersebut maka penggunaan multimedia dan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN Kartasura pada pembelajaran PKn. Kajian empiris di atas menunjukkan bahwa penggunaan model Problem
Based Learning PBL dan multimedia terbukti dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Penelitian dalam kajian empiris di atas digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geometri
melalui Model Problem Based Learning PBL Berbantuan Multimedia pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 01”.
2.3. KERANGKA BERFIKIR