Sumber Daya Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah) pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Deli Serdang

Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Robert Marpaung selaku koordinator lapangan LARASITA bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh responden tidak terlalu sulit, hanya dibutuhkan slip PBB, slip BPHTB, Kartu Keluarga serta Kartu Tanda Penduduk KTP. Setelah berkas-berkas dilengkapi oleh responden barulah akan di proses oleh pegawai LARASITA. Dalam pengurusan apapun, syarat-syarat administratif memang sangat diperlukan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh responden dalam pengurusan sertifikat tanah melalui LARASITA ini cukup mudah, yaitu responden hanya tinggal melengkapi berkas saja. Oleh karena, kemudahan itulah responden dominan menjawab jelas akan pengurusan sertifikat tanah ini. Dari hasil penelitian, peneliti menganalisis bahwa Pegawai BPN yang terlibat langsung dalam implementasi LARASITA selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Standar dan sasaran kebijakan meliputi mekanisme prosedur Standard Operating Procedurs atau yang disebut dengan SPOPP LARASITA yaitu peraturan yang mengatur tata cara kerja dalam melaksanakan kegiatan, yang dalam hal ini mengenai LARASITA telah dilakukan oleh pegawai BPN dalam menjalankan pekerjaannya yang akan membawa keuntungan bagi dua belah pihak baik dari segi pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan..Pemberi pelayanan merasa dengan adanya prosedur maka tentu akan mempermudah pekerjaannya, sedangkan bagi masyarakat sebagai penerima layanan maka penerbitan sertifikat tanah akan berjalan dengan lancar.

2. Sumber Daya

Dukungan sumber daya baik sumber daya manusia, sumber dana maupun sumber daya lainnya sangat penting dalam proses implementasi kebijakan publik. Sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tugas dan fungsi yang diisyaratkan dalam peraturan Universitas Sumatera Utara kebijakan akan memberi dampak positif bagi proses implementasi dan tercapainya tujuan kebijakan. Hal ini diungkapkan oleh Edward dalam melihat bagaimana implementasi kebijakan publik. a. Sumber Daya Manusia Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang staf BPN menyatakan bahwa pada dasarnya semua pegawai BPN Kabupaten Deli Serdang terlibat dalam LARASITA, namun ada yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Adapun bagian-bagiannya adalah bagian pengukuran,bagian proses surat dan bagian landreform. Jadi dalam hal ini implementasi LARASITA Layanan Rakyat Sertifikat Tanah sudah sejalan dengan tupoksi. Persiapan sumber daya manusia dalam mengimplementasikan tentang Peraturan Kepala BPN RI Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Layanan Rakyat Sertifikasi Tanah Larasitayaitu dengan melakukan pertemuan. Pertemuan dilakukan dalam rangka mempersiapkan SDM yang memiliki kemampuan pengetahuan, sikap dan kemampuan knowledge, attitude and skill di bidang pertanahan. b. Sumber Anggaran Anggaran merupakan komponen yang sangat utama bagi terselenggaranya suatu program. Anggaran yang memadai pasti akan menunjang keberlangsungan program tersebut, terutama bagi suatu program yang baru hadir di tengah-tengah masyarakat seperti LARASITA Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah ini. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Robert Marpaung anggaran yang mendukung terlaksananya program LARASITA ini berasal dari masyrakat yang mengurus sertifikat tanah itu sendiri, sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Pak Purba, sumber anggaran LARASITA berasal dari Anggaran Penerimaan Belanja Daerah APBD. Anggaran tersebut baru dapat direalisasikan setelah melalui mekanisme yang cukup panjang maksudnya yaitu mulai dari Universitas Sumatera Utara rancangan anggaran harus melalui persetujuan DPRD, setelah disetujui barulah dapat realisasikan, dan apabila tidak disetujui maka tim harus mengoptimalkan anggaran yang ada untuk tetap menjaga keberlangsungan program tersebut. Anggaran yang telah terealisasi tersebut digunakan untuk biaya operasional LARASITA seperti sarana dan prasarana yang mendukung implementasi program LARASITA. Sedangkan untuk pengurusan sertifikat tanah masyarakatnya memang berasal dari keuangan masyarakat yang sedang berurusan itu sendiri. Hasil wawancara dengan ibu Grace mengatakan bahwa biaya pelayanan yang dibebankan kepada masyarakat dalam hal pengurusan sertifikat tanah melalui LARASITA sudah sesuai dengan peraturan yang tertulis, yakni Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2010. Kalau prosesnya sendiri dibayar dahulu biaya pengukuran pendaftaran biaya tergantung luas tanah dan NJOP setempat dan untuk mengutusnya sendiri harus ada biaya unutk BPHTB. Jadi prosesnya kita harus melengkapi persyaratan,dibayar uang pengukuran,diukur,dibayar unutuk mengurus hak,diprroses dan diantar. Tetapi hal berbeda dikatakan oleh Pak Purba yang mengatakan bahwa biaya memang sesuai peraturan tetapi bagi masyarakat yang ingin surat-suratnya cepat selesai bisa memberikan uang tip. c. Fasilitas yang ada di LARASITA Fasilitas yang memadai merupakan kunci utama atas keberhasilan suatu program. Fasilitas yang menunjang implementasi LARASITA berupa kendaraan seperti mobil, komputer, meja, kursi dan yang lainnya. Fasilitas pendukung LARASITA seperti kendaraan, komputer maupun sarana dan prasarana lainnya memang harus dioptimalkan pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik, sehingga dengan begitu masyarakat yang berurusan akan merasa puas dalam mengurus sertifikat tanahnya tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Mobil LARASITA Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Robert Marpaung mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai dalam pengurusan LARASITA sangat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang sedang berurusan. Hal ini dikarenakan Larasita memiliki mobil larasita yang akan langsung mendatangi tempat masyarakat yang akan menggunakan layanan LARASITA. Hal senada juga dikatakan oleh Ibu Ellen yang mengatakan bahwa adanya mobil Larasita memudahakan akses masyarakat terhadap penggunaan layanan Larasita,hanya saja ini terkendala karena mobil Larasita yang dimiliki hanya satu buah. Dari hasil penelitian, peneliti menganalisis bahwa semua pegawai yang terlibat dalam implementasi LARASITA disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sesuai dengan pasal 50 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 4 tahun 2006 tentang Organisasi dan tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan dalam melaksanakan tugasnya mengacu pada salah satu fungsinya yaitu adalah peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Peneliti juga berpendapat seharusnya pegawai LARASITA juga tidak boleh menerima uang tip dari masyarakat yang hendak mempercepat proses sertifikat tanahnya, kerena hal ini melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Peneliti juga menganalisis bahwa sarana maupun prasarana yang mendukung LARASITA saat ini sudah cukup baik. Namun alangkah lebih baiknya jika sarana dan prasarana bisa ditingkatkan lagi baik dalam segi kualitas maupun kuantitas sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dapat berjalan dengan semaksimal mungkin.

3. Disposisi Implementor atau sikap para pelaksana kebijakan publik