Rippley dan Franklin menyatakan keberhasilan implementasi kebijakan program dan ditinjau dari tiga faktor yaitu:
a. Prespektif kepatuhan compliance, melihat keberhasilan implementasi dari kepatuhan
strate level burcancrats terhadap atasan mereka. b.
Keberhasilan implementasi diukur dari kelancaran rutinitas dalam penyelenggaraan kebijakan publik dan tidak adanya persoalan.
c. Implementasi yang berhasil dilihat dari kinerja baik para pelaksana kebijakan dan
kelompok yang menjadi penerima mendapat manfaat sesuai dengan kebutuhannya atau harapannya.
Sedangkan Peter 1982 mengatakan bahwa ada 4 faktor kegagalan implementasi kebijakan publik, yakni: 1 gambaran yang kurang tepat tentang obyek kebijakan, pelaksana,
dan hasil-hasil dari kebijakan karena kurangnya informasi; 2 masih samarnya isi kebijakan atau tujuan serta tidak adanya ketegasan intern atau ekstern atas kebijakan tersebut; 3
dukungan terhadap pelaksanaan kebijakan tidak cukup; 4 pembagian tugas antara para aktor implementasi dan organisasi pelaksana dalam kaitannya dengan tugas dan kewenangan.
II.3 LARASITA LAYANAN RAKYAT UNTUK SERTIFIKASI TANAH 2.3.1 Pengertian LARASITA
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang LARASITA Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, dalam pasal 1 dikatakan bahwa dalam
rangka mendekatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia kepada masyarakat dikembangkan pola pengelolaan pertanahan yang
disebut dengan LARASITA. LARASITA adalah kebijakan inovatif yang beranjak dari pemenuhan rasa keadilan
yang diperlukan, diharapkan dan dipikirkan oleh masyarakat. LARASITA merupakan
Universitas Sumatera Utara
Layanan Rakyat untuk Sertifikasi Tanah. Program ini memadukan teknologi informasi dengan pelayanan petugas BPN dalam bentuk pelayanan bergerak, diharapkan mampu
menghapus praktik persoalan sertifikat tanah dan memberikan kemudahan serta akses yang murah dan cepat dalam mewujudkan kepastian hukum. Tujuannya, adalah untuk menembus
daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil tersebut dengan mudah mendapatkan pelayanan pertanahan tanpa harus menempuh jarak
yang jauh dan biaya transportasi yang besar. LARASITA juga merupakan layanan sistem front office mobile secara online dengan
kantor pertanahan setempat. Sehingga seluruh proses pelayanan dari mobilsepeda motor LARASITA saat itu juga langsung terdata di kantor pertanahan. Untuk tahap awal, program
ini di Sumut diterapkan di tiga kabupatenkota yakni Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan juga Kota Pematang Siantar. Penerbitan sertifikat tanah yang dilaksanakan oleh kantor
BPN berdasarkan atas Undang-Undang Pokok Agraria mengenai pendaftaran tanah.
2.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi LARASITA
LARASITA menjalankan tugas pokok dan fungsi yang ada pada kantor pertanahan. Namun sesuai dengan sifatnya yang bergerak, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut
diperlukan pemberian atau pendelegasian kewenangan yang diperlukan guna kelancaran pelaksanaan di lapangan. Dengan demikian LARASITA menjadi mekanisme untuk:
1. menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaan pembaruan agraria nasional reforma
agraria; 2.
melaksanakan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dibidang pertanahan; 3.
melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah terlantar; 4.
melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah yang diindikasi bermasalah;
Universitas Sumatera Utara
5. memfasilitasi penyelesaian tanah yang bermasalah yang mungkin diselesaikan di
lapangan; 6.
menyambungkan program BPN RI dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat;
7. meningkatkan dan mempercepat legalisasi aset tanah.
2.3.3 Tim Pelaksana LARASITA
Pelaksanaan LARASITA dilakukan oleh Tim LARASITA yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan sebagai berikut :
a. Keanggotaan terdiri paling sedikit 5lima orang dengan susunan sebagai berikut : 1. Koordinator, dengan persyaratan paling rendah pejabat eselon IV;
2 Petugas Pelaksana, paling sedikit 4empat orang, dengan persyaratan paling tinggi pejabat eselon IV atau staf yang menurut penilaian dianggap cakap dan mampu untuk
melaksanakan LARASITA. b.Penunjukkan keanggotaan Tim LARASITA dilakukan bergantian sesuai dengan kebutuhan
danatau beban kerja pada Kantor Pertanahan. c. Dalam hal tertentu, Koordinator tidak harus turun kelapang setelah mendapat izin dari
Kepala Kantor Pertanahan. d. Petugas LARASITA melaksanakan tugas sesuai dengan perencanaan, jadwal dan tugas
yang diberikan oleh Kepala Kantor Pertanahan. e.Apabila diperlukan, Kepala Kantor Pertanahan dapat mengajukan permohonan bantuan
tenaga pelaksana LARASITA kepada Kepala Kantor Wilayah BPN
2.3.4 Sertifikat Tanah
Universitas Sumatera Utara
Secara etimologi serifikat berasal dari bahasa Belanda yaitu “certifaat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan sesuatu Muh. Yamin, 2004: 132.
Menurut Ali Achmad Chomzah 2003:25, sertifikat tanah adalah tanda bukti atau alat pembuktian mengenai pemilikan tanah sehingga merupakan suratbarang bernilai.
Secara fisik sertifikat tanah dibagi atas beberapa bagian, yaitu : Sampul Luar, Sampul
Dalam, Buku Tanah dan Surat UkurGambar Situasi GS. Namun dalam praktek sehari-hari
orang sering hanya menyebut Buku Tanah dan Surat Ukur GS. Dalam sebuah sertifikat tanah dijelaskan atau dibuktikan beberapa hal, antara lain yaitu:
1 Jenis hak atas tanah dan masa berlaku hak atas tanah 2. Nama pemegang hak
3. Keterangan fisik tanah 4. Beban di atas tanah
5. Peristiwa yang berhubungan dengan tanah.
II.4 Gambaran Umum Peraturan Kepala BPN RI Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Layanan Rakyat Sertifikasi Tanah Larasita
Dalam Peraturan Kepala BPN RI Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Layanan Rakyat Sertifikasi Tanah Larasita dinyatakan bahwa dalam rangka mendekatkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia kepada masyarakat dikembangkan pola pengelolaan pertanahan yang disebut LARASITA. LARASITA
sebagaimana dimaksud adalah merupakan Kantor Pertanahan Bergerak. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi mempunyai tugas pokok dan
fungsi sama dengan tugas pokok dan fungsi yang berlaku pada Kantor Pertanahan. Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi LARASITA juga mempunyai tugas a. menyiapkan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dalam pelaksanaan pembaruan agrarian nasional reforma agraria; b. melaksanakan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan; c.
melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah terlantar; d. melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah yang diindikasikan bermasalah; e. memfasilitasi penyelesaian tanah
bermasalah yang mungkindiselesaikan di lapangan; f. menyambungkan program Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat;
dan g. meningkatkan dan mempercepat legalisasi aset tanah masyarakat.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dilakukan LARASITA berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. LARASITA dilaksanakan dengan dukungan kendaraan atau
alat transportasi lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, danatau sarana dan prasarana yang tersedia di Kantor Pertanahan.
II.5 Defenisi Konsep