Lingkungan Kinerja Kajian Teori

14 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan tentang kajian teori, kajian empiris, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

2.1 Kajian Teori

Hal-hal yang akan dibahas di kajian teori dalam penelitian ini yakni: pengertian lingkungan, lingkungan kerja, pengertian kinerja, kinerja guru, dan penilaian kinerja guru. Uraian selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar individu, kelompok maupun organisasi. “Jika ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi keadaankondisi yang bernilai positif dalam membangun dan memepertahankan sifat positif” Heryati dan Muhsin, 2014: 177. Begitu juga sebaliknya apabila lingkungan tidak ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi keadaankondisi yang negatif bagi individu, kelompok maupun organisasi Dalyono 2007: 129 dalam Heryati dan Muhsin 2014: 178 menjelaskan bahwa lingkungan merupakan segala material dan stimulus di dalam maupun di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiokultural. Umam 2014: 226 menyatakan bahwa” lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem”. 15 Lingkungan terdiri atas lingkungan luar dan lingkungan dalam. Heryati dan Muhsin 2014: 178 menjelaskan lingkungan luar diarttikan sebagai gabungan faktor geografi dan sosial ekonomi mempengaruhi hubungan individu, kelompok maupun organisasi. Adapupun lingkungan dalam dalam adalah bahan pokok bangunan dan ketersediaan peralatan untuk menunjang tugas indivisu, kelompok maupun organisasi. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang menguntungkan harus dijaga karena akan memacu kelangsungan kegiatan individu, kelompok, maupun organisasi. Sedangkan lingkungan yang merugikan haruslah dikendalikan agar tidak mengganngu kelangsungan kegiatan individu, kelompok maupun organisasi.

2.1.2 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam sebuah organisasi harus benar- benar diperhatikan dan diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan yang akan mendorong semangat dalam melaksanakan pekerjaannya dengan lebih giat. Barnawi dan Arifin 2014: 54 menyatakan lingkungan kerja merupakan faktor situasional yang berpengaruh terhadap kinerja guru, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Mulyasa 2013: 193 “untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sedikitnya harus memperhatikan dua hal, yakni guru itu sendiri serta hubungan baik antara guru dengan orang tua dan masyarakat sekitarnya”. Menurut Sedarmayanti dalam Riadi 2014, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu: 1 lingkungan kerja fisik dan, 2 lingkungan kerja nonfisik. Uraian selengkapnya sebagai berikut: 16

2.1.2.1 Lingkungan Fisik

Sedarmayanti 2011: 26 menjelaskan lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tampat kerja yang dapat mempengaruhi guru baik secara langsung maupun tidak lansung. Menurut Scott 1981 dalam Torang 2014: 27 mendefinisikan lingkungan kerja fisik adalah semua bentuk ketergantungan hubungan yang dapat membuat organisasi bertahan hidup di sekitar sistem di mana dia berada. Sedarmayanti 2011: 26 menjelaskan bahwa “lingkungan kerja fisik dibagi menjadi dua, yaitu: 1 lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti: pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya, 2 lingkungan kerja perantara, dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, warna dan lain- lain”. Barnawi dan Arifin 2014: 54, menerangkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan fisik, yaitu meliputi pencahayaan, pewarnaan, udara, kebersihan, kebisingan, dan keamanan. 1 Pencahayaan Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif Keputusan Kementerian Kesehatan RI Nomor 1405 Tahun 2002 dalam Barnawi dan Arifin 2014: 54. Barnawi dan Arifin 2014: 55 menjelaskan bahwa pencahayaan di tempat kerja membantu dalam memperlancar proses pekerjaan sehingga harus diupayakan pencahayaan yang baik di tempat kerja. pencahayaan memungkinkan guru dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat, dan tepat. 17 Pencahayaan dapat dibuat secara alami matahari maupun buatan lampu. Pencahayan alami dibuat untuk menghemat energi dan biaya. Pencahayaan buatan dibuat untuk menghemat energi dan biaya”. 2 Pewarnaan Pemilihan warna ruangan kerja juga mempengaruhi kinerja guru. Menurut Barnawi dan Arifin 2014: 56 warna dapat memberikan efek psikologis seseorang yang ada di sekitarnya. Pemberian warna tidak hanya pada tembok- tembok sekolah saja, tetapi peralatan sekolah juga dapat diberi warna sesuai dengan keinginan. 3 Udara Barnawi dan Arifin 2014: 57 menyatakan bahwa “penyehatan udara ruang adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar, dan mikroba di ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan”. Keadaan suhu udara di dalam ruang kerja perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan efek negatif terhadap pegawai. Udara yang sehat akan terasa sejuk dan segar sehingga dapat mempercepat pemulihan tubuh akibat kelelahan. Kondisi udara yang sehat, guru dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan senang. 4 Kebersihan Lingkungan kerja harus diperhatikan kebersihannya baik lingkungan kerja yang ada di dalam maupun di luar ruang ruang kerja. Lingkungan kerja yang bersih memberikan rasa nyaman bagi pegawai. Sebaliknya, tempat kerja yang kotor tidak akan nyaman dijadikan tempat untuk bekerja. 18 5 Kebisingan Barnawi dan Arifin 2014: 62 “kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehen daki sehingga mengganggu pekerjaan atau bahkan kesehatan”. Di sekolah, kebisingan dapat bersumber dari aktivitas bermain siswa, kegiatan trasnportasi, dan lokasi lingkungan sekitar sekolah. Tingkat kebisingan yang terlalu tinggi dapat mengganggu konsentrasi kerja sehingga menurunkan produktivitas kerja pegawai. 6 Keamanan Keamanan di tempat kerja akan menimbulkan ketenangan dalam bekerja. Ketenangan sangat dibutuhkan pegawai untuk mengoptimalkan hasil kerja. Apabila keamanan pegawai tidak terjamin, maka timbullah kegelisahan dan kekhawatiran. Kegelisahan dan kekhawatiran akan berdampak buruk terhadap kinerja.

2.1.2.2 Lingkungan Kerja non Fisik

Sedarmayanti 2011: 26 menjelaskan lingkungan non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun dengan sesama rekan kerja. Sekolah hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar guru dengan atasan, maupun rekan kerja. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri. Oleh karena itu, lingkungan kerja harus ditangani atau didesain agar menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman Zaenal dan Suharyo, 2009: 219 dalam Barnawi dan Arifin 2014: 54. Lingkungan kerja dalam organisasi harus diperhatikan dan 19 diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan suasana menyenangkan yang selanjutnya dapat mendorong semangat dalam bekerja dengan lebih giat, tetap terpelihara, tidak hanya kepada pegawai yang bersangkutan tetapi juga keseluruhan pegawai dalam organisasi tersebut. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, sedikitnya diperlukan dua hal, yakni guru itu sendiri serta hubungan baik antara guru dengan orang tua dan masyarakat di sekitarnya Mulyasa 2013: 193. Dari beberapa pendapat tersebut disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang kondusif akan meningkatkan produktivitas kerja, dan ini perlu disadari dengan baik oleh setiap guru. Setiap guru mempunyai kewajiban yang sama, salah satunya yaitu menciptakan suasana yang nyaman dalam lingkungan kerjanya.

2.1.3 Kinerja

Kinerja performance, atau bisa juga disebut dengan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, unjuk kerja, atau penampilan kerja. Kinerja lebih sering disebut dengan prestasi yang merupakan hasil atau apa yang keluar outcomes dari sebuah pekerjaan dan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi Supardi 2013: 45-46. Menurut Suprihanto 1996: 16 dalam Supardi 2013: 47, kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalanya standar target, sasaran, kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu. Pengertian kinerja menurut Torang 2014: 74 adalah kuantitas dan kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar 20 operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan kinerja adalah tingkat keberhasilan seserorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Timpe dalam Supardi 2013: 50, menyebutkan faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi maupun individu, antara lain: lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik dan administrasi pengupahan. Karwati dan Priansa 2013: 50 mengemukakan “berdasarkan ruang lingkupnya, kinerja dapat dipahami dalam tiga perspektif, yaitu kinerja individu, kinerja kelompok, dan kinerja organisasi. Kinerja organisasi terbetuk atas kinerja individu dan kinerja kelompok”. Penda pat lain mengenai kinerja menyatakan: “Kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara ability kemampuan dasar dengan motivation motivasi yaitu kinerja performance P = A x M” Robbins 1994: 187 dalam Supardi 2013: 47. Teori tersebut menujukkan bahwa orang yang memiliki kemampuan dasar yang tinggi, tetapi memiliki motivasi yang rendah maka kinerjanya rendah, demikian pula dengan orang yang memiliki motivasi tinggi, tetapi memiliki kemapuan dasar yang rendah maka kinerjanya juga rendah. Berbeda dengan orang yang memiliki kemampuan dasar yang tinggi dan memiliki motivasi yang tinggi maka kinerjanya tinggi. Oleh sebab itu perlu adanya keseimbangan antara kemampuan dasar dan motivasi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan. 21 Dari pendapat beberapa ahli tersebut, disimpulkan kinerja berdasarkan ruang lingkupnya terdiri dari kinerja individu, kinerja kelompok, dan kinerja organisasi. Kinerja individu, kelompok, maupun organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik dan administrasi pengupahan. Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu, kelompok maupun organisasi perlu diperhatikan, demi terciptanya produktivitas kerja yang maksimal.

2.1.4 Kinerja Guru