digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Terakhir dari sisi sumber daya teknologi, penulis menemukan data dari artikel karya Indra Wardana dalam Jurnal Sarjana Teknik Informatika yang menyatakan
bahwa seluruh data mengenai masjid seperti data kegiatan masjid, jamaah masjid, hingga pendanaan, masih dituliskan secara manual ke dalam satu buku besar.
29
Oleh karenanya penelitiannya berusaha untuk memberikan pemecahan berupa sistem
komputerisasi data masjid. Hal ini menunjukkan bahwa dari aspek sumber daya teknologi pada kurun
waktu 2000 – 2013, Masjid Jogokariyan Yogyakarta masih belum terlalu
mengalokasikan secara ideal. Namun jika dilihat hari ini, Masjid Jogokariyan Yogyakarta sudah memiliki alokasi teknologi yang sangat canggih, bisa terlihat dari
penggunaan CCTV sebanyak 16 kamera dan monitor, sistem komputerisasi, website, dan lain sebagainya.
4. Pengelolaan Konflik SDM Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Konflik antar sdm dalam sebuah organisasi adalah suatu hal yang wajar dan pasti terjadi, yang terpenting adalah bagaimana organisasi merespon konflik
tersebut. Setidaknya ada tiga cara mengatasi sebuah konflik sdm yaitu penghindaran, defusi, dan konfrontasi.
Pada proses perjalanan manajemen di Masjid Jogokariyan Yogyakarta juga terjadi konflik sdm. Berdasarkan penuturan bapak Jazir, konflik sdm terjadi antara
pihak yang memiliki pandangan konservatif, dengan pihak-pihak yang lebih progresif. Contoh nyata konflik sdm adalah pada proses awal pengadaan
29
Indra Wardana, Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kegiatan Masjid, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 1, Nomor 1, Juni 2013, 120.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
angkringan. Terdapat perbedaan pendapat saat itu antara bapak Jazir yang memiliki ide tersebut, dengan beberapa orang yang menganggap bahwa angkringan hanya
akan membawa kemudharatan bagi masjid. Konflik yang terjadi sudah cukup meruncing sebab sampai pada upaya untuk mempengaruhi salah satu warga yang
tanahnya dipinjam sebagai lokasi angkringan untuk membatalkan rencana peminjaman tanah tersebut.
Konflik lain juga terjadi ketika ada beberapa pengurus yang menganggap aktivitas masjid sampai malam dianggap tidak bermanfaat. Akibatnya beberapa
remaja masjid yang sering beraktivitas hingga malam dimarahi oleh orang tersebut. Sekelompok remaja yang berkumpul malam-malam dianggap hanya akan
melahirkan hal-hal yang negatif. Menyikapi hal seperti ini, manajemen Masjid Jogokariyan Yogyakarta tidak
memilih langkah penghindaran atau konfrontasi, melainkan menggunakan pendekatan defusi. Pendekatan ini berfokus pada usaha untuk meminimalisir
perbedaan pendapat dan justru mengutamakan kesamaan dan kepentingan bersama. Langkah yang ditempuh oleh manajemen adalah dengan mengajak dialog sdm-sdm
yang berbeda pendapat tersebut, lalu dijelaskan secara perlahan-lahan mengenai maksud diadakannya angkringan tersebut. Bahwa angkringan yang akan diadakan
bukan untuk kegiatan yang negatif dan maksiat, namun justru dijadikan sebagai pintu gerbang masjid dalam menyambut jamaah yang hendak mendatangi masjid.
mengenai aktivitas remaja masjid yang sampai malam juga dijelaskan bahwa dengan aktivitas itu pada hakikatnya masjid justru mewadahi energi remaja yang
seringkali berlebih dan butuh pelampiasan dengan kegiatan positif. Akan jauh lebih