Thariqah Metode Dakwah Komponen Manajemen Dakwah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id merupakan bagian dari sunatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah swt menciptakan alam semesta dengan dan perencanaan yang matang disertai dengan tujuan yang jelas. 26 Maka dalam konteks manajemen dakwah, perencanaan dakwah memiliki kedudukan yang cukup penting agar tujuan dakwah bisa tercapai. Rasulullah sendiri mencontohkan sebagaimana sabda beliau : “Jika engkau ingin mengerjakan suatu pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah, dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.” 27 Dalam bahasa Arab perencanaan diistilahkan dengan takhthith. 28 Perencanaan dalam dakwah Islam bukan merupakan sesuatu yang baru, Rasulullah sendiri banyak memberikan contoh pentingnya perencanaan, misanya dalam kasus hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah merupakan hasil dari sebuah perencanaan yang panjang. 29 Dalam aktivitas dakwah, perencanaan dakwah dilakukan dengan menentukan langkah dan program pada setiap sasaran dakwah mad’u, menentukan sarana prasarana atau media dakwah, serta personel da’i yang akan diterjunkan. Sebuah perencanaan dikatakan baik jika memenuhi beberapa syarat berikut ini: 30 1 Didasarkan pada keyakinan bahwa yang dilakukan adalah sebuah kebaikan berdasarkan ajaran Al Quran dan al Hadits. 26 Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, 78. 27 HR. Ibnul Mubarak 28 M. Munir, Manajemen….., Jakarta: Kencana, 2006, 96. 29 Mahmuddin, Manajemen Dakwah Rasulullah ….., Jakarta : Restu Ilahi, 2004, 73 – 77. 30 M. Munir, Manajemen….., Jakarta: Kencana, 2006, 99. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Dipastikan bahwa perencanaan tersebut memiliki manfaat, tidak hanya bagi pihak yang merencanakan, melainkan juga untuk orang lain. Oleh karenanya da’i perlu memperhatikan asas maslahah untuk umat, terlebih dalam aktivitas dakwah. 3 Didasarkan pada ilmu pengetahuan terkait, dalam hal ini adalah ilmu manajemen. Oleh karenanya seorang da’i harus juga memiliki wawasan yang luas di luar pemahaman terhadap materi dakwah. 4 Dilakukan studi banding sebagai sebuah benchmark. Benchmark ini berfungsi sebagai acuan pelaksanaan dakwah dari lembaga dakwah lainnya yang sukses menjalankan aktivitasnya, sehingga bisa senantiasa melakukan perbaikan diri. 5 Dipikirkan dan dianalisis prosesnya, serta dilakukan evaluasi yang komprehensif agar dapat diketahui kontinuitas dari aktivitas yang dilakukan.

b. Pengorganisasian dakwah Thanzhim

Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan sumber daya manusia sdm, sarana dan prasarana, sumber daya keuangan, dan job description sedemikian rupa agar tercipta suatu organisasi yang dapat bergerak dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 31 Definisi tersebut menunjukkan bahwa pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. 32 Pengorganisasian tahnzhim menekankan pada aspek bagaimana sebuah pekerjaan dapat dilakukan dengan rapi, teratur, sistematis, serta sinergis antar 31 Ibid, 117. 32 Ahmad Fadli, Organisasi dan Administrasi, Kediri: Manhalun Nasyiin Press, 2002, 30.