pasar perdana pada Bursa Efek Jakarta. Variabel yang diteliti yaitu ROA, TATO, FL, EPS dan CR menunjukkan hasil bahwa Current ratio
menunjukkan pengaruh signifikan terhadap initial return.
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh
Current Ratio terhadap Initial Return
Current ratio CR sebagai salah satu rasio likuiditas, merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki. Current ratio atau sering disebut rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
margin of safety suatu perusahaan. Semakin tinggi CR perusahaan berarti semakin kecil risiko
kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Oleh karena itu nilai CR menjadi informasi yang penting bagi investor
yang akan menanamkan dana pada perusahaan. Investor tentu akan mempertimbangkan
keamanan dana
yang akan
ditanamkan dan
menghindari risiko. Perusahaan yang mempunyai nilai CR yang tinggi akan lebih mudah menarik investor karena investor yang cenderung
menghindari risiko dalam berinvestasi. Semakin banyak investor yang tertarik membeli saham perusahaan, maka permintaan terhadap saham
perusahaan akan semakin besar. Semakin besar permintaannya, maka nilai saham tersebut akan semakin tinggi. Ketika investor melempar atau
menjual saham yang dibelinya di pasar perdana dengan nilai yang lebih tinggi maka akan mendapat initial return yang lebih besar. Jadi, Current
Ratio CR berpengaruh positif terhadap initial return terhadap saat
perusahaan melakukan IPO.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Initial Return
Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara
hutang perusahaan terhadap jumlah modalnya. Pada umumnya makin besar angka DER perusahaan dianggap makin berbahaya secara finansial
walaupun belum tentu juga akan merugikan perusahaan selama arus kas perusahaan dapat menutup pengeluaran dan dapat menghasilkan
keuntungan perusahaan lebih besar. Berdasarkan hal di atas dapat dimungkinkan bahwa semakin
tinggi angka DER cenderung membuat para investor menghindarinya karena memiliki risiko perusahaan yang tinggi pula. Permintaan yang
rendah akan menurunkan nilai saham tersebut. Harga saham akan turun untuk menarik calon investor. Hal itu menyebabkan initial return yang
didapat oleh investor akan kecil atau bahkan tidak mendapat initial return
sama sekali. Jadi, semakin besar nilai DER saham yang dikeluarkan, maka akan semakin kecil pula initial return yang akan
didapat investor, dampak dari minat beli investor yang kecil pula. Artinya DER berpengaruh negatif terhadap initial return.